Warga Gaza Akan Bangun Tenda di Puing-puing Reruntuhan

Gaza — 1miliarsantri.net : Warga Jalur Gaza memiliki kesabaran tingkat tinggi, memilih mempertahankan tanah mereka sebagai bentuk penolakan terhadap pengusiran paksa dari teroris Israel.
Salah satunya adalah Taghreed Al-Najjar (46 tahun) terlihat menyiapkan roti dan teh hangat di tengah reruntuhan rumahnya di Kota Gaza, Jalur Gaza utara. Saat pengumuman gencatan senjata pada Jumat (24/11/2023) lalu, dia berjalan bersama keluarga dari Khan Yunis ke Jalur Gaza utara.
Perjalanan panjang disertai teror dari militer Israel. Namun, dia berhasil sampai ke tempat rumahnya pernah berdiri kokoh. Ada rasa sedih sebagai seorang manusia. Tapi, dia menegaskan, bertahan sebagai murabith merupakan pilihan mulia. Taghreed tak peduli dengan semua ancaman teroris Israel.
“Kami harus hidup. Kami yang membangun rumah ini, dan kami bisa melakukannya lagi dari sisa-sisa jendela dan dinding yang masih berdiri. Kami memhuat kamar kecil. Kami tidur di mana saja,” terang Taghreed kepada wartawan, Ahad (03/12/2023).
Meskipun dalam kondisi sulit, Taghreed tetap berbagi teh hangat dan roti kepada tetangganya, Jamil Abu Athrah (64 tahun), yang juga tinggal di reruntuhan rumah bersama 15 anggota keluarga.
“Semua rumah kami hancur di sini, tapi kami lebih memilih untuk tetap tinggal meskipun cuaca dingin dan kehancuran. Bahkan Anak-anak mau tinggal di sini. Mereka tidur di mana saja,” kata Abu Athra.
Di seberang jalan, Bassam Abu Taima berdiri di depan reruntuhan bangunan berlantai empat tempat ia tinggal bersama istri, tiga anak, dan empat saudara.
Ada 40 orang di tempat itu. Sama seperti warga Jalur Gaza yang lain. Dia akan membangun rumah tersebut setelah perang selesai.
“Saya telah tidur di sini bersama istri saya sejak gencatan senjata dimulai. Setelah perang, saya akan menyingkirkan puing-puing dan mendirikan tenda untuk untuk tinggal di sini,” ujarnya.
Sementara, Naim Taimat (46 tahun) sedang mengencangkan tiang kayu sederhana untuk membangun tenda. Dia juga berusaha menyingkirkan reruntuhan agar bisa mengambil sisa-sisa pakaian dari bekas rumahnya.
“Putriku Nevin akan menikah minggu depan. Rumah kami dan rumah tunangannya hancur. Aku mencoba mengeluarkan trousseau (barang pernikahan) agar dia bisa merasakan kegembiraan,” kata Naim. (zul/AZ)
Baca juga :
- Arab Saudi Tangkap Hampir 16.000 Dan Proses Hukum 25.689 Orang Diawal Musim Haji 2025, Ini Penjelasannya
- Santri Ponpes Al Imam Berlaga Hingga Grand Final Olimpiade Sains Pelajar 2025 Kabupaten Kediri
- Arab Saudi Perketat Aturan Haji Terkait Larangan Visa Selain Visa Haji, Ini Penjelasan Kemenag
- 212.242 Jamaah Reguler Lunasi Biaya Haji Jelang Penutupan
- Pemerintah Arab Saudi Larang Jamaah Tanpa Visa Haji Masuk Makkah, Simak 4 Aturan Terbaru