PBB Sebut 562 Pekerja Bantuan Tewas di Gaza Sejak 2023, Termasuk 376 dari Staf PBB

Dengarkan Artikel Ini

Tegal – 1miliarsantri.net: Konflik yang tak kunjung usai di Jalur Gaza terus menelan korban, bukan hanya dari kalangan warga sipil, tetapi juga para pekerja kemanusiaan yang berada di garis depan memberikan bantuan.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan bahwa sedikitnya 562 pekerja bantuan tewas sejak pecahnya perang pada 7 Oktober 2023. Angka itu kembali bertambah setelah seorang staf kemanusiaan meninggal akibat serangan Israel pada Kamis (2/10/2025).

Dalam pernyataan resmi pada Jumat (3/10/2025), Juru Bicara PBB Stephane Dujarric menyampaikan bahwa korban terbaru adalah anggota tim Medecins Sans Frontieres (MSF) yang tewas dalam serangan di Deir al-Balah. Insiden tersebut juga menyebabkan empat orang lainnya mengalami luka serius ketika tim sedang menunggu bus untuk menuju rumah sakit MSF.

“Ini adalah staf ke-14 dari Medecins Sans Frontieres yang tewas di Gaza sejak dimulainya konflik ini pada 7 Oktober 2023,” kata Dujarric, dikutip dari Anadolu.

Korban diidentifikasi sebagai Omar Hayek (42), seorang terapis okupasi yang telah bekerja dengan MSF sejak 2018. Organisasi kemanusiaan internasional itu menyatakan duka mendalam atas kematian Hayek.

“Semua staf mengenakan rompi MSF, yang dengan jelas mengidentifikasi mereka sebagai pekerja kemanusiaan medis,” lanjut Dujarric. MSF pun mengecam keras serangan tersebut dan menyebut pembunuhan terhadap stafnya sebagai tindakan yang tidak dapat diterima.

Baca juga: Hari Santri Nasional Apakah Libur? Cek Daftar Libur Nasional 2025 Berikut Ini!

Situasi Kian Memburuk

PBB menegaskan bahwa pembunuhan terhadap para pekerja bantuan adalah indikasi nyata bahwa situasi di Gaza semakin memburuk dari hari ke hari. Menurut data yang dihimpun oleh Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), dari total 562 pekerja yang tewas, setidaknya 376 di antaranya merupakan staf PBB.

“Di lapangan, rekan-rekan kemanusiaan kami memperingatkan bahwa situasi di Gaza utara terus memburuk dengan cepat. Operasi militer dan serangan besar-besaran yang menghantam permukiman dan bangunan telah meningkatkan jumlah korban tewas dan terus menimbulkan kerusakan di wilayah tersebut,” tutur Dujarric.

Serangan yang tidak berhenti hingga kini telah menyebabkan lebih dari 66.000 warga Palestina tewas, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak. Pengeboman yang berlangsung tanpa henti membuat kawasan Gaza nyaris tidak layak huni. Warga yang selamat kini menghadapi ancaman kelaparan, penyakit menular, dan kekurangan layanan kesehatan.

Tuntutan Hukum Internasional

Tindakan militer Israel yang menimbulkan korban massal juga mendapat sorotan tajam dari komunitas internasional. Mahkamah Pidana Internasional (ICC) pada November tahun lalu mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Selain itu, Israel juga tengah menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) atas tindakan militernya yang dinilai melanggar hukum internasional.

Meski tekanan internasional terus meningkat, serangan demi serangan masih menghantam wilayah Gaza. Sementara itu, lembaga-lembaga kemanusiaan di lapangan terus berjuang menyelamatkan nyawa warga sipil yang terjebak dalam konflik – sering kali dengan mempertaruhkan nyawa mereka sendiri.

Tragedi yang menimpa ratusan pekerja bantuan ini menjadi pengingat pahit bahwa perang tak hanya merenggut korban dari pihak yang bertikai, tetapi juga dari mereka yang seharusnya dilindungi: para pekerja kemanusiaan yang hadir untuk menyembuhkan, bukan bertempur.

Baca juga: 25 Pesantren di Pekalongan Siap Wujudkan Pesantren Hijau Sambut Hari Santri 2025

Penulis: Satria S Pamungkas

Editor: Glancy Verona

Sumber Gambar: حي القابون الدمشقي نموذج للتسوية بالأرض | أخبار | الجزيرة نت


Eksplorasi konten lain dari 1miliarsantri.net

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Berikan Komentar Anda

Eksplorasi konten lain dari 1miliarsantri.net

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca