Motaz Azaiza, Seorang Jurnalis Palestina Terpaksa Putuskan Mengungsi Keluar dari Gaza

Gaza — 1miliarsantri.net : Jurnalis foto Palestina, Motaz Azaiza, memutuskan akan mengungsi dari Jalur Gaza, setelah 110 hari menyaksikan kebrutalan Israel pada rakyat Palestina. Hal tersebut disampaikan Motaz melalui unggahan video di media sosialnya, Selasa (23/1/2024).
“Saya harus mengungsi karena banyak alasan, Anda semua tahu sebagian tapi tidak semuanya. Terima kasih semuanya. Berdoalah untuk Gaza,” tulisnya di platform media sosial X.
Motaz merupakan salah satu jurnalis yang tetap tinggal di Jalur Gaza untuk menyampaikan informasi terkini. Ia rutin memberitakan kondisi terkini yang terjadi di Gaza sejak pecah perang Hamas-Israel pada 7 Oktober 2023 lalu.
“Ini terakhir kalinya Anda melihat saya mengenakan rompi yang berat dan bau ini,” kata Azaiza dalam sebuah video Instagram, sambil menunjuk rompi biru dengan tulisan press.
Motaz mengaku menyesal meninggalkan Gaza dan berharap bisa kembali untuk membangun daerah tersebut.
Dalam video yang diunggahnya, tampak Motaz dikelilingi rekan-rekan dan anggota keluarganya. Mereka membantu melepaskan rompi pers dan memeluknya saat ia mengucapkan selamat tinggal ke Gaza.
Seluruh masyarakat dunia telah menyaksikan perang yang terjadi di Gaza lewat lensa orang-orang Palestina. Para jurnalis warga ini, melalui postingannya di Instagram dan X, memperlihatkan dengan gamblang wajah konflik tersebut.
Melansir Al-Arabiya, awalnya karya Motaz berfokus pada potret kehidupan sehari-hari di Gaza, sebelum ia mulai meliput perang di daerah tersebut pada tahun 2014 dan 2021.
Pengikut Instagram-nya pun tumbuh secara eksponensial, dari 25.000 menjadi 18 juta, dalam 100 hari sejak Israel merespons serangan Hamas.
“Ingatlah bahwa kami tidak puas untuk dibagikan, kami adalah bangsa yang sedang terbunuh dan kami berusaha untuk tidak dibersihkan secara etnis,” urainya dalam postingannya baru-baru ini.
Selain Motaz, jurnalis terkemuka lain di Gaza adalah Plestia Alaqad. Wanita berusia 21 tahun dari Gaza ini membagikan kabar terkini setiap harinya. Ia pun selalu merespons pertanyaan dari hampir 5 juta pengikutnya.
Menurut data Reporters Without Borders (RSF), lebih dari 80 jurnalis, sebagian besar warga Palestina, tewas dalam serangan Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober. Dari jumlah tersebut, 18 jurnalis tewas saat bertugas.
Terkait itu, Komisioner Hak Asasi Manusia PBB menyatakan prihatin atas tingginya angka kematian pekerja media di Gaza.
Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) mengatakan, 10 minggu pertama perang menjadi masa paling mematikan bagi jurnalis, di mana sebagian besar wartawan terbunuh di satu lokasi dalam satu tahun.
Sementara Pengadilan Kriminal Internasional, pada 9 Januari, mengkonfirmasi bahwa mereka sedang menyelidiki potensi kejahatan terhadap jurnalis sejak pecahnya perang Israel di Gaza.
Israel telah berulang kali membantah klaim membunuh jurnalis, dan mengatakan bahwa mereka hanya menargetkan militan Hamas. Mahkamah Agung Israel pada 9 Januari menolak permintaan media internasional untuk akses gratis ke Gaza. (zul/AP)
Baca juga :
- Arab Saudi Tangkap Hampir 16.000 Dan Proses Hukum 25.689 Orang Diawal Musim Haji 2025, Ini Penjelasannya
- Santri Ponpes Al Imam Berlaga Hingga Grand Final Olimpiade Sains Pelajar 2025 Kabupaten Kediri
- Arab Saudi Perketat Aturan Haji Terkait Larangan Visa Selain Visa Haji, Ini Penjelasan Kemenag
- 212.242 Jamaah Reguler Lunasi Biaya Haji Jelang Penutupan
- Pemerintah Arab Saudi Larang Jamaah Tanpa Visa Haji Masuk Makkah, Simak 4 Aturan Terbaru