Kolombia Umumkan Putus Hubungan Diplomatik dengan Israel

Kolombia — 1miliarsantri.net : Presiden Kolombia Gustavo Petro telah mengumumkan negara nya telah memutus hubungan diplomatik dengan Israel sehubungan dengan perang yang terjadi di Jalur Gaza, dimana perang ini telah diperingatkan oleh sejumlah pihak dapat menyebabkan genosida.
Keputusan tersebut disampaikan Petro saat dia menghadiri aksi memperingati Hari Buruh Internasional di Bogota pada Rabu (1/5/2024) lalu. Dalam aksi ini dia mengumumkan bahwa negara-negara, khususnya Kolombia tidak boleh pasif menghadapi krisi yang terjadi di Gaza.
“Di sini, di hadapan Anda, pemerintahan perubahan, presiden republik, mengumumkan bahwa besok kami akan memutuskan hubungan diplomatik dengan negara Israel… karena negara itu memiliki pemerintahan, memiliki presiden yang melakukan genosida,” tegas Petro.
Sebagai pemimpin sayap kiri (left-wing) yang berkuasa pada 2022, Petro dianggap sebagai bagian dari gelombang progresif yang dikenal sebagai “pink tide” di Amerika Latin. Dia telah menjadi salah satu kritikus paling vokal terhadap Israel sejak dimulainya perang Gaza.
Di lain pihak, pada Oktober lalu, hanya beberapa hari setelah konflik dimulai, Israel mengatakan pihaknya “menghentikan ekspor senjata” ke Kolombia setelah Petro menuduh Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menggunakan bahasa yang mirip dengan apa yang “dikatakan Nazi terhadap orang Yahudi”.
Gallant mengatakan negaranya sedang memerangi “manusia hewan (human animals)” di Gaza. Hal ini dikatakan ketika ia memerintahkan pengepungan total wilayah tersebut menyusul serangan mematikan di Israel selatan pada 7 Oktober.
Sebulan kemudian, Petro menuduh Israel melakukan “genosida” di wilayah kantong Palestina yang sudah terkepung, sehingga memicu kemarahan lebih lanjut dari para pejabat Israel dan kelompok advokasi pro-Israel.
Sementara itu, pada Februari, Kolombia menghentikan pembelian senjata Israel setelah pasukan Israel menembaki warga Palestina yang berusaha mendapatkan bantuan pangan di Gaza, sebuah peristiwa yang menurut Petro “mengingatkan kejadian Holocaust”.
Ucapan Presiden Kolombia pada Rabu muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang kemungkinan serangan darat Israel ke kota Rafah, Palestina, yang menurut Sekjen PBB Antonio Guterres akan menandai adanya potensi eskalasi yang tak tertahankan.
Sebagai informasi, lebih dari 34.500 warga Palestina telah terbunuh dalam serangan militer Israel di Jalur Gaza hingga saat ini, dan wilayah kantong tersebut terus menghadapi krisis kemanusiaan, dan para ahli memperingatkan akan terjadinya kelaparan.
Sampai saati ini belum ada komentar langsung dari pemerintah Israel mengenai rencana Kolombia untuk memutuskan hubungan diplomatik.
Sementara itu, pada April, pemerintah Kolombia meminta untuk ikut serta dalam kasus di Mahkamah Internasional (International Court of Justice/ICJ) yang menuduh Israel melakukan genosida. (sus)
Baca juga :
- Arab Saudi Tangkap Hampir 16.000 Dan Proses Hukum 25.689 Orang Diawal Musim Haji 2025, Ini Penjelasannya
- Santri Ponpes Al Imam Berlaga Hingga Grand Final Olimpiade Sains Pelajar 2025 Kabupaten Kediri
- Arab Saudi Perketat Aturan Haji Terkait Larangan Visa Selain Visa Haji, Ini Penjelasan Kemenag
- 212.242 Jamaah Reguler Lunasi Biaya Haji Jelang Penutupan
- Pemerintah Arab Saudi Larang Jamaah Tanpa Visa Haji Masuk Makkah, Simak 4 Aturan Terbaru