Gereja Ikonik Era Bizantium Bakal Dirubah Menjadi Masjid

Istanbul — 1miliarsantri.net : Sebuah gereja Ortodoks Yunani era Bizantium abad pertengahan di Istanbul yang telah menjalani restorasi selama beberapa tahun akan dibuka sebagai masjid pada 23 Februari 2024 nanti, hal ini sejalan dengan keputusan yang dikeluarkan oleh Presiden Recep Tayyip Erdogan pada tahun 2020.

Gereja tersebut bernama Gereja St. Juru Selamat (Saviour) dalam bahasa Chora dan “Kariye” dalam bahasa Turki, dimana pada Agustus 2020 Erdogan sempat membuat keputusan presiden yang mengharuskan Gereja yang berlokasi di lingkungan Fatih di Istanbul ini dialihkan ke Direktorat Urusan Agama untuk dibuka sebagai masjid, dimana sebelumnya digunakan oleh Kementerian Pendidikan sebagai museum.

Sebagai informasi, gereja tersebut sempat berfungsi sebagai masjid selama era Ottoman setelah penaklukan Istanbul pada tahun 1453. Kemudian gereja ini diubah menjadi museum berdasarkan keputusan Kabinet pada tahun 1945 setelahnya.

Gereja tersebut terletak di dekat tembok kota kuno Istanbul, terkenal dengan mosaik dan lukisan dindingnya yang rumit. Bangunan ini dibangun pada abad keempat, meskipun bangunannya mulai terlihat seperti pada abad ke-11 hingga ke-12.

Setelah sempat menjadi museum, pengadilan Turki pada 2019 mengubah status gereja tersebut menjadi masjid.

Pengalihfungsian Gereja Chora sempat tertunda, dikarenakan pada Juli 2020, Erdogan mengeluarkan dekrit lain yang memperkirakan konversi Hagia Sophia, sebuah katedral ikonik dengan sejarah lebih dari 1.500 tahun, dari museum menjadi masjid. Langkah ini sempat menuai kritik internasional.

Yeni Iafak menyatakan bahwa selama restorasi Gereja Chora, mosaik dan lukisan di dindingnya telah dilestarikan, dan lantainya ditutupi dengan karpet wol khusus yang memungkinkan umat islam untuk melaksanakan ibadah salat.

Di lain pihak, Kementerian Luar Negeri Yunani mengecam keras upaya Turki untuk membangun Gereja Chora, mengatakan bahwa pemerintah Turki “sekali lagi secara brutal menghina karakter” situs Warisan Dunia PBB lainnya.

Kementerian itu menyatakan, “Ini adalah sebuah provokasi terhadap semua orang yang beriman.” “Kami meminta Turki untuk kembali ke abad ke-21, dan saling menghormati, berdialog, dan memahami antar peradaban.”

Dengan melakukan tindakan tersebut, kritikus menuduh Presiden Erdogan berusaha menarik dukungan pemilih konservatif dan nasionalis. Mereka mengklaim bahwa mengubah lokasi bersejarah tempat tinggal umat Kristiani menjadi masjid merupakan tindakan yang tidak hormat dan menempatkan situs bersejarah tersebut dalam bahaya kerusakan. Sebagai pengakuan atas warisan multi-agama di Istanbul, mereka meminta Turki untuk menjaga situs bersejarah seperti museum. (yong)

Baca juga :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *