Fatihia Al-Shami Mampu Bertahan Sebagai Murabithah Meski Terus-Menerus Menjadi Korban Yang Dilakukan Teroris Israel.

Gaza — 1miliarsantri.net : Nenek Palestina, Fatihia Al-Shami, duduk di depan tenda kecil tempat dia ribath setelah rumahnya dibom di Khan Yunis, Jalur Gaza selatan. Nenek berusia 80 tahun ini memilih tetap bertahan sebagai murabithah meski terus-menerus menjadi korban pembantaian yang dilakukan teroris Israel.

Dia mengaku harus menjalani hari-hari dengan sangat sulit. Tapi meskipun begitu, dia tetap teguh menolak pengungsian dan tetap bertahan di tanahnya.

“Jika seluruh dunia datang, kami tidak akan meninggalkan tanah kami. Jika bukan saya, anak dan cucu saya akan hidup di sini selamanya, saya ingin syahid (mati) di tanahku. Saya akan tetap di sini meskipun semua kehancuran dan serangan,” katanya Nene Fatihia, Ahad (7/1/2024).

Dia melanjutkan, berbicara tentang kondisi hidupnya setelah pindah ke tenda, “Saya seorang wanita tua, usia 80 tahun, saya tidak punya tempat mandi, tidak ada tempat untuk berwudhu, saya tidak punya makanan untuk dimakan dan tidak ada selimut untuk berteduh. Kami tinggal di tenda di jalanan.”

Dengan kata-kata yang memilukan, dia menyelesaikan, “Tidak ada yang bersama kami, rakyat Palestina menderita, kami hanya punya Allah, tapi saya tidak akan keluar dari rumah saya, saya tidak ingin keluar, baik mati atau terhina.”

Dalam beberapa minggu terakhir, telah muncul seruan dari pihak Israel untuk mengungsikan warga Palestina. Pada Rabu (3/1/2024), seorang pejabat setempat Palestina mengatakan bahwa jumlah pengungsi yang tiba di kota Rafah di ujung selatan Jalur Gaza telah mencapai sekitar satu juta sejak dimulainya perang Israel pada 7 Oktober 2023. (zul)

Baca juga :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *