Boikot McDonald’s Akibat Perang Gaza Berakibat Merosotnya Penjualan
Gaza — 1miliarsantri.net : Restoran siap dan cepat saji McDonald’s menyalahkan perang Israel di Gaza, Palestina sebagai penyebab target penjualan tidak tercapai. Keterpurukan ini terjadi setelah pelanggan di negara-negara Muslim memboikot McDonald’s yang dinilai mendukung Israel.
McDonald’s menyebut perang Israel di Gaza menjadi salah satu faktor penyebab raksasa makanan cepat saji itu gagal mencapai target penjualan kuartal pertamanya dalam hampir empat tahun.
CEO McDonald’s Chris Kempczinski mengatakan bahwa perang telah memberikan dampak yang mengecewakan terhadap penjualan di negara-negara Timur Tengah juga sejumlah negara mayoritas Muslim lain, seperti Malaysia dan Indonesia.
“Selama konflik ini, perang ini, masih berlangsung… kami tidak mengharapkan adanya perbaikan yang signifikan dalam hal ini. Ini adalah tragedi kemanusiaan, apa yang terjadi, dan menurut saya hal itu membebani merek seperti kami.” urai Kempczinski dalam sebuah konferensi pers, Jumat (9/2/2024).
Diketahui, pertumbuhan penjualan divisi rantai makanan cepat saji untuk Timur Tengah, Tiongkok, dan India selama Oktober-Desember 2023 mencapai 0,7 persen, jauh di bawah ekspektasi pasar sebesar 5,5 persen.
Kemerosotan ini terjadi setelah pelanggan di negara-negara Muslim menyerukan boikot terhadap McDonald’s sebagai tanggapan terhadap waralaba Israel yang menyumbangkan ribuan makanan gratis kepada zionis.
Menyusul pengumuman McDonald’s Israel, pemegang waralaba di Arab Saudi, Oman, Kuwait, Uni Emirat Arab, Yordania, Mesir, Bahrain, dan Turki menjauhkan diri dari donasi tersebut dan secara kolektif menjanjikan bantuan jutaan dolar kepada warga Palestina di Gaza.
Meskipun McDonald’s yang berbasis di Chicago dikenal sebagai salah satu merek paling ikonik di AS, sebagian besar restorannya di seluruh dunia dimiliki dan dioperasikan secara lokal.
Pada Januari, Kempczinski mengatakan bahwa perang dan “misinformasi terkait” mempunyai dampak “bermakna” terhadap bisnis di wilayah tersebut.
McDonald’s merupakan satu dari beberapa merek Barat yang terkena boikot karena dianggap pro Israel.
Pekan lalu, jaringan kafe Starbucks memangkas target tahunannya karena penjualan yang lesu di Timur Tengah.
Meski mengaku penjualannya di negara-negara Muslim merosot, namun McDonald’s membukukan hasil yang relatif kuat secara keseluruhan, dengan penjualan global tumbuh 3,4 persen, dibandingkan dengan 8,8 persen pada kuartal sebelumnya.
“Kami tetap yakin dengan ketahanan bisnis kami di tengah tantangan makro yang akan terus berlanjut pada tahun 2024,” tandas Kempczinski. (zul)
Baca juga :
- Mobil MBG Tabrak Siswa dan Guru SDN 01 Kalibaru, 21 Korban Luka-Luka
- Update Bencana Sumatera 2025: Komdigi Pastikan 413 Titik Internet Publik Berhasil dipulihkan di 3 Provinsi
- Update Bencana Sumatera: Tim Rumah Zakat Alami Kendala Menuju Titik Ke-2 Tanah Liek
- Presiden Prabowo Kunjungi Tenda Pengungsi dan Perintahkan Percepatan Perbaikan Infrastruktur di Aceh
- BREAKING NEWS: Dua Tahun Agresi Israel Meluas dari Gaza hingga Teluk Persia
Eksplorasi konten lain dari 1miliarsantri.net
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.


