Redaksi

Sejarah Kejayaan Mataram Islam

Yogyakarta – 1miliarsantri.net : Mataram Islam merupakan sebuah kerajaan yang pernah berjaya dan berkuasa sepanjang abad ke 16 hingga abad ke 18 M dibawah kepemimpinan Ki Ageng Pamanahan yang juga sosok pemimpin pertama dan orang yang mendirikan kesultanan di tanah Jawa ini. Dilansir dari jurnal bertajuk “Sejarah Perkembangan Mataram Islam Keraton Plered”, berkat keberhasilan Ki Ageng Pemanahan dalam membunuh Arya Penangsang dalam perang perebutan tahta atas Demak, membuat dirinya mendapat hadiah tanah di Mataram dari Sultan Pajang. Tanah tersebutlah yang dijadikan Ki Ageng Pemanahan dan para pengikutnya membuka hutan untuk dijadikan tempat pemukiman dan menjadikan sebuah dinasti sendiri yang disebut Mataram Islam. Kerajaan Mataram Islam pada masa keemasannya pernah menyatukan tanah Jawa dan sekitarnya, termasuk Madura. Kesultanan ini juga pernah dua kali menyerang VOC di Batavia untuk mencegah semakin berkuasanya perdagangan itu. Kejayaan Mataram Islam mengalami Masa keemasan Kesultanan Mataram terjadi pada era kepemimpinan Sultan Agung Hanyokrokusumo (1593 – 1645). Raja yang punya nama asli Raden Mas Jatmika ini naik tahta ketika masih berusia 20 tahun. Mengutip dari laman Kebudayaan Jogja, Sultan Agung dikenal sebagai salah satu raja yang berhasil membawa kerajaan Mataram Islam mencapai puncak kejayaan pada 1627, tepatnya setelah empat belas tahun Sultan Agung memimpin kerajaan Mataram Islam. Pada masa pemerintahan Sultan Agung, daerah pesisir seperi Surabaya dan Madura berhasil ditaklukan. Sepanjang tahun 1613 sampai 1645, kesultanan ini aktif memperluas wilayah kekuasaannya hingga mencakup hampir seluruh Pulau Jawa. Selain melakukan perluasan wilayah, Sultan Agung juga punya peran besar terhadap kemajuan bidang militer, politik, ekonomi, sosial dan budaya,yang menjadikan peradaban kerajaan Mataram semakin maju. Pada era kekuasaan Sultan Agung ini juga untuk pertama kalinya ada kerajaan yang berani menyerang VOC secara langsung. Perlawanan Mataram Islam terhadap VOC di Batavia dilakukan pada tahun 1628 dan 1629. Perlawanan tersebut disebabkan karena Sultan Agung menyadari bahwa kehadiran VOC di Batavia dapat membahayakan hegemoni kekuasaan Mataram Islam di Pulau Jawa. Sayangnya serangan yang dilakukan Mataram Islam harus mengalami kegagalan karena VOC berhasil membakar lumbung persediaan makanan pasukan kerajaan. Terdapat banyak hal yang menjadikan Sultan Agung memiliki peran sangat sentral dalam kemajuan kerajaan ini. Salah satu hal yang dilakukan oleh Sultan Agung adalah meneruskan pendahulunya untuk meletakan dasar perkembangan Mataram Islam dengan memberikan pengajaran dan pendidikan kepada rakyat, beliau juga menempatkan ulama dengan kedudukan terhormat, yaitu sebagai pejabat anggota Dewan Parampara (Penasihat tinggi kerajaan). Selain itu Sultan Agung juga berusaha menyesuaikan unsur-unsur kebudayaan Indonesia asli dengan Hindu dan Islam. Misalnya grebeg disesuaikan dengan hari raya Idul Fitri dan kelahiran Nabi Muhammad SAW, yang saat ini dikenal sebagai grebeg Puasa dan Grebeg Maulud. (yus)

Read More

PWNU Jabar Mengharamkan Menyanyikan Havenu Shalom Alaichem

Jakarta – 1miliarsantri.net : Berbagai macam kontroversi yang dilakukan pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun kerap menjadi sorotan publik. Salah satu kontroversi dari Ponpes Al Zaytun adalah saat perayaan 1 Muharram di ponpes tersebut, dimana pimpinan ponpes Panji Gumilang dalam sambutannya mengajak para undangan dan para santri untuk bersama-sama menyanyikan lagu kebangsaan umat Yahudi berjudul Havenu Shalom Alaichem. Sebagaimana diketahui oleh publik, beberapa waktu lalu, pendiri Ma’had Al-Zaytun, Panji Gumilang mengajak seluruh jamaah untuk menyanyikan salam ala Yahudi, havenu shalom aleichem, kembali viral di media sosial. Dalam cuplikan video yang ditayangkan akun Youtube Al-Zaytun Official, Panji Gumilang tidak sekadar mengajak para peserta untuk membaca assalamualaikum, tetapi juga membaca salam sambil bernyanyi. Acara tersebut terjadi untuk merayakan peringatan awal tahun 1444 Hijriyah. “Saya mengajak saudara untuk mengucap salam yang tidak assalamualaikum saja, (tapi) sambil kita bernyanyi. Saya rasa yang hadir walaupun tidak terlalu pandai saya rasa bisa bernyanyi. Kita ucapkan pada sahabat kita, havenu shalom aleichem.” Reaksi keras dari berbagai elemen masyarakat terutama dari Lembaga Bahtsul Masail (LBM) Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat, hingga menggelar Bahtsul Masail di Pondok Pesantren Hidayatut Tholibin di Indramayu. Bahtsul Masail tersebut mengangkat tema seputar kontroversi penyimpangan ajaran di pondok pesantren Al Zaytun di Indramayu, Jawa Barat. Dalam kegiatan Bahtsul Masail tersebut dirumuskan oleh KH Zaenal Mufid, KH Umar Faruq, K Khozinatul Asror, K M Mubasysyarum, KH MNA Syamil Mumtaz, K Abdul Hamid, K Afif Yahya Azis dan menghadirkan mushohih yakni KH Ubaidillah Harits, KH Juhadi Muhammad, KH Ahmad Baidhowi, KH Ahmad Yazid Fattah, KH Ghufroni Masyhuda, KH Masqsudi Marfu, Kh Abu Bakar Sidiq, dan KH Mutohar. Salah satu yang dibahas adalah soal menyanyikan lagu Havenu Shalom Alechem tersebut bagi umat Islam. Menurut Bahtsul Masail, menyanyikan lagu umat agama lain bila dikaji dari segi kemunculan dan penggunaannya juga dihukumi haram, karena dianggap menyerupai dan mensyiarkan tradisi agama lain, mengajarkan doktrin yang dapat berpotensi hilangnya konstitusi syariat perihal fikih “Mengucapkan salam” kepada non muslim. (jank)

Read More

Kemenag Hadirkan Pusat Layanan Literasi Keagamaan Islam

Bogor – 1miliarsantri.net : Kementerian Agama (Kemenag) RI membangun Pusat Pelayanan Literasi Keagamaan Islam (PLKI) Unit Percetakan Al-Qur’an (UPQ) di Ciawi, Bogor, Jawa Barat. Hadir dalam acara ini Ketua MUI Bogor, Dirjen Bimas Islam Kamarudin Amin beserta jajarannya, Staf Ahli Abu Rokhmad, Staf Khusus Menag Wibowo Prasetyo, Kepala Kawil Kemenag Jawa Barat Ajam Mustajam, Kepala Kanwil Kemenag DKI Jakarta Cecep Khoirul Anwar, perwakilan Bappenas, serta alim ulama setempat. Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas berharap dengan adanya keberadaan gedung ini diharapkan dapat menjadi pusat belajar umat Islam Indonesia bahkan dunia. “Saya berharap, pusat literasi ini tidak hanya punya bangunan megah. Tapi juga mampu mengubah wajah keIslaman di negeri yang kita cintai ini, menjadi Islam yang ramah dan menjadi rujukan bagi umat Islam dunia,” ungkap Menag saat peletakan batu pertama Pusat PLKI, di Ciawi, Bogor, Jumat (16/06/2023). Menag Yaqut juga mengatakan pembangunan Pusat PLKI ini menjadi sejarah baru UPQ. Seperti diketahui, UPQ merupakan satuan kerja dari Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag yang bertugas untuk mencetak mushaf Al-Qur’an. “Hadirnya Pusat PLKI akan mengembangkan keberadaan percetakan mushaf Al-Qur’an di Indonesia. UPQ yang selama ini ada hanya mampu memproduksi 300 ribu mushaf Al-Qur’an pertahun, akan meningkat menjadi 1 juta pertahun,” sambung Menag Yaqut. Dengan meningkatnya produksi ini, Menag juga berharap agar turut memperhatikan para disabilitas netra. “Saudara-saudara kita penyandang disabilitas ini banyak. Kalau UPQ saat ini hanya mampu mencetak juz 30 Al-Qur’an braille, maka sekarang saya perintahkan untuk mencetak 30 juz huruf braille. Ini sangat penting untuk saudara-saudara kita tuna netra,” ungkap Menag. Selain itu, PLKI juga dituntut untuk mengikuti perkembangan teknologi. Hal ini mengingat generasi muda saat ini, membaca Al-Qur’an secara digital. “Jangan sampai bangunan ini, yang kita buat megah ini, percetakan kita siapkan dengan baik, tapi pada saatnya kita akan dikalahkan oleh zaman yang semakin canggih. Cita-cita kita adalah bagaimana berkompetisi dengan teknologi informasi yang sangat cepat. Hal ini harus dibangun dan dijawab. Hadirnya UPQ dan Pusat Literasi adalah bagian dari upaya untuk menjawab hal tersebut,” lanjutnya. Menag mengajak para alim ulama terutama yang berada di wilayah Bogor dan sekitarnya untuk mengawal pembangunan gedung ini beserta programnya. “Tolong dijaga ini, menjadi legacy kita bersama. menjadi warisan semua, sehingga kita juga memiliki keinginan untuk menjaganya. Semoga apa yang kita ikhtiarkan ini mendapat ridho dari Allah Swt,” tandas Menag. Sementara itu, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Kamaruddin Amin dalam laporannya menyampaikan, UPQ akan mencetak lebih banyak mushaf Al-Qur’an. “UPQ ini berdiri tahun 2016. Sejak berdirinya, kita telah berhasil mencetak lebih dari 2,3 juta Al-Qur’an. Kita targetkan ke depan bisa mencetak dan mencapai target, yaitu sekitar 10 juta tiap tahunnya,” ungkapnya. Sebagai pusat literasi keagamaan, menurut Kamaruddin, di komplek UPQ juga akan terdapat beberapa pusat kajian. Di antaranya, pusat kajian Al-Qur’an dan Pusat kajian kaligrafi. (lin)

Read More

Rasha al Qaseem Melawan Kedzaliman Dengan Lukisan

Jakarta – 1miliarsantri.net : Ada berbagai cara melawan kedzaliman yang tengah terjadi, terutama kedzaliman penjajah Israel yang saat ini masih terus menggempur Palestina. Rasha Al-Qasim (29) menunjukkan ke dunia tentang cara membela Palestina. Jika tak mampu melawan kezaliman penjajah Israel dengan tenaga, maka perlawanan bisa dengan skill yang dimiliki. Rasha hanyalah wanita Palestina biasa. Namun, dia punya keahlian di bidang seni lukis. Keahlian itu dia gunakan untuk melawan kezaliman penjajah Israel. Melalui kuas, dia coba menyampaikan pesan rakyat Palestina kepada seluruh dunia. Dia yakin suatu saat rakyat Palestina akan mendapatkan hak-hak. Banyak pesan yang telah disampaikan melalui lukisan. Wanita muda dari kamp Burj Al-Barajneh dekat ibu kota Lebanon, Beirut, menggunakan kuas dan bakatnya menggambar untuk menyampaikan suara rakyatnya kepada dunia. “Saya tinggal jauh dari Palestina, dan ketika peristiwa terjadi di Palestina, saya merasa ada energi dan hal-hal di dalam diri saya yang ingin saya lakukan, dan saya hanya bisa menggambar, jadi saya melukis tentang Palestina dan rakyatnya, dan konstanta rakyatnya,” ujar Rasha, Rabu (14/6/2023). Dia menolak penjajahan melalui menggambar, “dan karena kami tidak tinggal di tanah kami, kami mencoba mengerahkan seluruh energi kami untuk menyampaikan suara rakyat kami ke seluruh dunia.” Wanita muda Palestina itu tengah belajar akuntansi di Universitas Lebanon. Dia selalu menyerukan dan membela hak rakyat Palestina dan kesucian Masjid Al-Aqsa. Rasha mengambil jurusan akuntansi karena alasan ekonomi. Jurusan tersebut lebih murah ketimbang bidang seni di tingkat universitas. Kendati begitu, dia tidak menyesal dan tetap semangat menyelesaikan kuliah di tengah kesulitan ekonomi. Dia lalu mengasah bakat seni lukis di sela-sela perkuliahan. “Seni diwariskan dalam diri saya keluarga, karena ayah dan paman saya adalah pelukis,” ujarnya. “Saya mulai mengambil kursus untuk mengembangkan bakat saya dalam menggambar, dan bagaimana memberikan ekspresi dan konotasi gambar, dan tidak hanya garis di atas kertas, menjadi lebih semantik dan realistis,” imbuh Rasha. (yus)

Read More

Kalahnya Sultan Hadiwijaya Oleh Pasukan Gaib Panembahan Senopati

Yogyakarta – 1miliarsantri.net : Dikisahkan, Raja Pajang Sultan Hadiwijaya atau Joko Tingkir yang berkuasa pada 1568-1583 M pernah mengalami kekalahan dalam pertempuran melawan Kerajaan Mataram di bawah kekuasaan Panembahan Senopati. Pertempuran antara ayah dengan anak angkat ini berlangsung singkat namun menyimpan cerita mistis. Kerajaan Mataram dikisahkan mengerahkan pasukan gaib hingga berhasil mengalahkan prajurit Kerajaan Pajang. Panembahan Senopati saat itu meminta bantuan makhluk gaib yang menimbulkan gejolak alam dan membuat Pasukan Pajang kalah dalam pertempuran yang berlangsung di Prambanan, perbatasan DIY dengan Jawa Tengah saat ini. Padahal secara jumlah kekuatan pasukan pertempuran di Prambanan, Kerajaan Pajang lebih banyak mengerahkan pasukan daripada Mataram. Kekalahan ini membuat sang Sultan Pajang melarikan diri dari kejaran musuh. Berdasarkan tulisan De Graaf dalam bukunya “Puncak Kekuasaan Mataram : Politik Ekspansi Sultan Agung”, dikisahkan bagaimana sang Sultan Pajang yang dikenal kesaktiannya dan digdaya akhirnya memilih melarikan diri ke kawasan Tembayat yang keramat pascapertempuran dengan Mataram. Kisah itu juga disebut di Babad Tanah Djawi yang mengisahkan Sultan Pajang terpaksa melarikan diri dan ingin berdoa di Makam Tembayat, tetapi pintu makam tidak dapat dibuka. Dalam Serat Kandha, kisah pelarian Sultan Pajang usai kekalahan pertempuran melawan tentara gaib Mataram ini dijelaskan lebih singkat. Pada pelariannya ke Tembayat membuat Raja Pajang berusaha membuka pintu makam, tetapi sia-sia. Karena itu ia memanjatkan doa di luar. Sultan Hadiwijaya memiliki firasat tentang akan berakhirnya pemerintahannya dan hidupnya. Firasat itu di antaranya jatuhnya raja dari gajah yang ditungganginya disebabkan oleh binalnya hewan itu. Raja akhirnya melanjutkan perjalanannya di atas tandu. Dengan demikian, terdapat perbedaannya yang besar setelah itu. Penembahan Senopati bersama pasukan Mataram konon sempat melakukan pengejaran ke Sultan Pajang. Sang Sultan Pajang dikejar oleh pasukan kecil dari Panembahan Senopati sebanyak 40 orang. Pangeran Benawa ingin mengambil kesempatan untuk menghabisinya, karena Senopati hanya disertai oleh sepasukan kecil, tapi Sultan Hadiwijaya mencegahnya Sultan Pajang yang sudah kalah perang ini menganggap cara Senopati mengikuti dari belakang menunjukkan sikap hormat. Sultan berpesan agar Benawa selalu bersahabat dengan Senopati, bahkan harus mematuhinya. Apabila terjadi pertengkaran, ia bahkan tidak akan dapat menjadi Raja Pajang. Sementara itu, para pengiring menangis. Mereka akhirnya tiba di Pajang. Setibanya di sana, penyakit Sultan bertambah parah. Senopati menginap di desa iparnya di Mayang. Namun ia tidak mau menghadap Sultan Pajang, tetapi juga mau pulang ke Mataram. Ia ingin tinggal di sana untuk menanti takdir Allah. Senopati pun menyuruh abdinya membeli kembang selasih dalam jumlah banyak, yang selanjutnya ditaruh bertumpuk-tumpuk di pintu barat Alun-Alun Pajang. Menurut Serat Kandha raja yang sakit percaya bahwa Senopati yang mengikutinya dari kejauhan bermaksud baik. la tidak memarahi putranya itu tetapi musuh lama Senopati, yaitu Adipati Tuban, yang berniat menyerang Senopati. Bahkan penolakan Senopati agar menghadap dipuji oleh raja yang sakit itu dengan memberi penilaian: “Inilah, putraku, yang patut sekali menjadi panglima.” Senopati pun masih tetap bertahan dan berkemah pada malam ketiga di makam kakeknya Ki Gede Ngenis di Laweyan. Saat itulah sang penguasa Mataram ini bermimpi bahwa konon Sultan Pajang tidak lama lagi akan meninggal. Maka, ia menyuruh pengiringnya membeli kembang selasih dan menumpuknya di pintu samping. (fq)

Read More

Pemerintah Tidak Memfasilitasi Tarwiyah Kepada Jamaah

Makkah – 1miliarsantri.net : Kementerian Agama (Kemenag) menghimbau ke seluruh jamaah haji Indonesia agar menjaga kesehatan fisik untuk melaksanakan puncak ibadah haji, yaitu wukuf di ‘Arafah dan mabit di Muzdalifah serta Mina. Kemenag tidak menganjurkan jamaah haji Indonesia melaksanakan ibadah tarwiyah pada tanggal 8 Zulhijjah. “Besarnya mobilitas jamaah haji pada tahun ini dan juga karena cuaca panas di Makkah yang sangat tinggi yang berisiko kepada kesehatan jamaah,” terang Kasi Bimbad Daerah Kerja (Daker) Madinah Yendra Al Hamidy, di Bir Ali, Madinah, Jumat (16/06/2023). Yendra menegaskan, meskipun secara fikih ibadah tarwiyah memang ada dan Rasulullah pernah melakukannya, jamaah haji Indonesia sebaiknya tidak memaksa melakukannya. Tarwiyah adalah proses menginapnya jamaah haji di Mina sebelum mereka melaksanakan wukuf di Arafah pada tanggal 9 Zulhijjah. Selama satu malam sebelum tiba puncak ibadah haji, jamaah melakukan perenungan akan kebesaran Allah SWT dan juga berdoa serta berzikir. “Masalah tarwiyah secara fikihnya ada. Rasulullah juga pernah melaksanakan salat Tarwiyah pada tanggal 8 Zulhijjah. Tetapi karena jamaah yang luar biasa, lansia yang luar biasa sebaiknya tidak memaksa menjalankan,” ujar Yendra kepada tim MCH. Pemerintah juga tidak memberikan layanan secara khusus yang difokuskan untuk ibadah pada tanggal 8 Zulhijjah itu. Meskipun secara pemantauan tetap akan dilakukan. “Yang (kondisi) normal saja pemerintah tidak memfasilitasi ibadah tarwiyah secara khusus. Tetapi tetap memantau lewat kloter masing-masing,” kata Yendra lagi. Yendra juga mengatakan, meskipun demikian pihaknya meyakini tetap akan ada jamaah haji Indonesia yang menjalankan ibadah tarwiyah. Pemerintah pun dalam hal ini tidak akan melarangnya. “Jamaah yang tarwiyah silakan. Intinya yang sunnah silahkan jalankan. Tapi jangan sampai terjadi yang tidak diinginkan, karena besoknya akan wukuf di Arafah,” Pada intinya menurut Yendra, posisi pemerintah saat ini tidak menyuruh dan juga tidak melakukan jamaah haji melaksanakan ibadah tarwiyah. Konsekuensi, tidak ada fasilitas yang disiapkan untuk jamaah yang menjalankan tarwiyah. Maka akan dikembalikan ke jamaah masing-masing. (dul)

Read More

Pembayaran Dam Petugas Haji Dilakukan Kolektif, Daging Dibagikan di Indonesia

Makkah – 1miliarsantri.net : Untuk pertama kali, pengumpulan dam petugas haji yang menunaikan ibadah haji tamattu para petugas yang tergabung dalam Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi dilakukan secara kolektif. Para petugas haji diwajibkan membayar dam berupa seekor kambing. Setelah dipotong di Tanah Suci, daging dam para petugas akan didistribusikan ke Indonesia. Kepala Daerah Kerja Makkah Khalilurahman menjelaskan, hal tersebut untuk menindaklanjuti Surat Edaran Dirjen PHU terkait pembayaran dam/hadyu kolektif PPIH Arab Saudi tahun 1444 H. Untuk melaksanakan surat edaran tersebut, Kemenag juga telah menunjuk Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Al-Ukaisyiyah di Makkah sebagai tempat pembayaran dam atau hadyu. “Dari beberapa usulan, Al-Ukaisyiyah ditunjuk sebagai RPH pembayaran dam karena memiliki prinsip amanah, transparan, dan akuntabel,” terang Khalil, kepada media, Kamis (15/6/2023). Ia menyebut, harga dam yang ditentukan untuk PPIH cukup rasional, sebesar 600 riyal Saudi per orang. Angka tersebut sudah termasuk harga kambing jenis barbari, jasa penyembelihan, pengulitan, pembersihan perut, pendinginan (storage cold), packing, serta biaya pendistribusian dam ke wilayah Makkah. Khalil menyampaikan, ada juga harga yang lebih tinggi, yakni berkisar hingga 750 riyal. Harga ini dipatok lebih mahal mengingat nantinya daging kurban akan disalurkan ke negara-negara miskin. Adapun untuk kurban, syarat kambing harus sehat dan tidak cacat, dengan usianya minimal satu tahun dan domba minimal enam bulan. Di RPH Al-Ukaisyiyah, semua kambing telah disahkan oleh dewan syariah. RPH ini disebut memiliki 150 dokter hewan dengan 1.200 karyawan, bahkan 3.000 juru jagal saat musim haji. Terletak di lahan seluas 20 hektare, RPH tersebut telah mendapat izin dari Kementerian Lingkungan, Air, dan Pertanian Saudi. “Setelah proses penyembelihan, petugas haji akan mendapat tanda bukti sertifikat dari rumah pemotongan hewan (RPH) telah melaksanakan dam,” kata Khalil telah menerima sertifikat bukti pembayaran damnya. Selain dibagikan kepada fakir miskin di Makkah, rencananya daging sembelihan dam para petugas haji ini juga akan disalurkan ke Indonesia. Langkah yang dilakukan bekerjasama dengan Baznas ini merupakan ikhtiar untuk membangun ekosistem ekonomi haji. Kementerian Agama (Kemenag) juga menunjuk RPH Al-Ukaisyiyah sebagai rujukan bagi jamaah haji Indonesia untuk pembayaran dam agar lebih transparan. Sebelumnya telah dilakukan survei ke RPH ini dan RPH Al-Ukaisyiyah terbukti mengantongi izin resmi dari pemerintah terkait pengelolaan rumah potong hewan. Pembayaran dam melalui RPH Al-Ukaisyiyah juga lebih aman karena mereka akan menerbitkan sertifikat bagi jamaah atau petugas yang telah melakukan pemotongan hewan di sana. “Sertifikat itu dikeluarkan langsung dan ditandatangani oleh direktur perusahaan RPH ini. Selain itu, sarana dan fasilitas penyembelihan kambing bersih, steril dan lengkap, bahkan mampu menyembelih hingga 204.000 kambing per hari pada musim haji,” ujar Khalil. Tidak hanya itu, ia menyebut proses penyembelihan dilakukan sesuai syariat Islam. Kemudian, kambing dikuliti dan dilanjutkan dengan pembersihan isi perut hewan secara steril. Setelah itu, daging hadyu tersebut disimpan ruang pendingin dan selanjutnya didistribusikan. Sementara itu, Kepala Seksi Bimbingan Ibadah Daker Makkah Zulkarnain Nasution menjelaskan dam harus dipahami bahwa bukan merupakan pelanggaran. Dam ini merupakan “hadyu” bagi orang yang melaksanakan haji tamattu, yakni melaksanakan umrah sebelum berhaji. Sebagian besar jamaah dan petugas haji Indonesia melaksanakan haji tamattu. Dam artinya darah, dalam hal ini maksudnya membayar denda dengan cara menyembelih seekor kambing. Hadyu artinya sesuatu yang dipersembahkan untuk Tanah Haram berupa hewan atau yang lainnya. Dalam konteks ini adalah khusus hewan yang bisa dijadikan kurban, yaitu unta, sapi, atau kambing. Bila seseorang tidak memiliki kemampuan finansial untuk membeli seekor kambing untuk bayar dam, maka denda atau damnya boleh diganti dengan berpuasa 10 hari, tiga hari dikerjakan di Tanah Haram dan tujuh hari setelah pulang di Tanah Air, seperti dijelaskan dalam Alquran surah al-Baqarah ayat 196. Mudzakarah Perhajian Indonesia 2023 merekomendasikan adanya tata kelola pembayaran dam bagi jamaah haji Indonesia. Dalam ibadah haji dam adalah denda yang harus dibayar jamaah haji dengan menyembelih seekor kambing yang dagingnya dibagikan ke fakir miskin. Direktur Bina Haji pada Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama, Arsad Hidayat, mengatakan perbaikan tata kelola dam lahir dari keprihatinan para ulama dan tokoh. Sebab praktik pembayaran dam agak mengkhawatirkan. “Orang hanya bayar dam dalam jumlah 300 riyal atau 350 riyal, kemudian mereka yang membayar dam bisa sambil berziarah. Akhirnya kita tanya sama yang punya otoritas (pihak yang punya banyak kambing ribuan), katanya mustahil harga segitu (dapat bayar dam), akhirnya jadi tanda tanya,” ujar Arsad kepada media di Makkah, Jumat (9/6/2023). Arsad mengatakan, berdasarkan hasil rekomendasi Mudzakarah Perhajian Indonesia, dibentuklah tim untuk survei penyembelihan hewan dam. Sekaligus mencari lokasi yang memiliki otoritas dan izin resmi dari Arab Saudi untuk mengelola pembayaran dam. Arsad menyampaikan, pihaknya sudah menerbitkan surat edaran pada 2023 terkait pengelolaan hewan dam. Pada tahun ini pengelolaan hewan dam fokus untuk petugas haji kloter dan nonkloter terlebih dahulu. “Dengan surat edaran tersebut, semua petugas haji yang direkrut diwajibkan membayar dam melalui lembaga yang sudah ditetapkan dengan harga yang sangat rasional,” ujar Arsad. Dia menjelaskan, harga hewan dam menurut otoritas di Arab Saudi harga rasionalnya minimal 600 Riyal. Itu termasuk biaya penyembelihan, pembersihan, penyimpanan dan pendistribusian daging hewan dam di wilayah Makkah. Mudah-mudahan itu bisa memperbaiki tata kelola dam. Arsad juga menyampaikan, petugas haji yang membayar dam lewat otoritas resmi akan mendapat sertifikat. Sertifikat itu yang membuktikan bahwa dia telah menyembelih hewan dam di Makkah. “Tempat penyembelihan hewan dam yang dipilih adalah mereka yang memiliki izin resmi dari Kementerian yang berwenang di Arab Saudi,” tutup Arsad. (dul)

Read More

Massa Al Zaytun Menyanyikan lagu Havenu Shalom Aleichem

Indramayu – 1miliarsantri.net : Massa Al Zaytun melantunkan lagu Havenu Shalom Aleichem sambil menunggu kedatangan para pengunjuk rasa dari Forum Indramayu Menggugat, Kamis (15/6/2023). Aksi tersebut sudah dilakukan mulai pukul 08.15 hingga pukul 10.00 WIB. Massa Al Zaytun pun terlihat mendendangkan lagu Havenu Shalom Aleichem bersama-sama dengan ceria sambil bertepuk tangan. Terdengar suara seorang perempuan yang memimpin lagu tersebut dengan menggunakan pengeras suara. Setelah itu, massa Al Zaytun kemudian melantunkan asmaul husna. Mereka juga menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan sejumlah lagu lainnya. Sementara itu, hingga pukul 10.40 WIB, pengunjuk rasa dari Forum Indramayu Menggugat belum datang. Padahal, dalam edaran seruan aksi yang beredar di media sosial, mereka mengklaim akan menggelar aksi pukul 08.00 WIB dengan melibatkan 5.000 orang. Dengan adanya rencana aksi unjuk rasa itu, pihak Ponpes Mahad Al Zaytun dikabarkan telah menyampaikan surat pemberitahuan ke Polres Indramayu. Dalam surat pemberitahuan itu, pihak Al-Zaytun disebutkan akan menyambut para demonstran dengan mengerahkan massa 10.000 orang. Sementara itu, ratusan massa dari Forum Indramayu Menggugat datang sekitar pukul 11.30 WIB. Mereka langsung dihadang barisan polisi, pada jarak sekitar 20 meter dari depan Ma’had Al-Zaytun dan sempat terlibat aksi saling dorong dengan petugas kepolisian saat berlangsung aksi unjuk rasa di depan Ma’had Al-Zaytun, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu. Sejumlah perwakilan massa sempat berorasi dari atas mobil. Mereka kemudian merangsek dan berusaha menembus barisan polisi agar bisa mendekat ke area Ma’had Al-Zaytun. Aksi saling dorong pun tidak terhindarkan. Kapolres Indramayu AKBP M Fahri Siregar bahkan turun langsung bersama-sama personelnya menahan massa yang terus berusaha memaksa untuk mendekati Ma’had Al-Zaytun. Beruntung, aksi saling dorong tidak berlangsung lama. Perwakilan massa kembali melanjutkan orasi meski kemudian aksi saling dorong kembali terulang. Koordinator aksi, Sayid Mukhlisin, mengatakan, dalam aksi tersebut, pihaknya lebih menyoroti kasus agraria seputar tanah Ma’had Al-Zaytun. ‘’Soal penguasaan tanah oleh ponpes ini sangat banyak, ada ribuan hektare. Kita mendesak Kementerian ATR/BPN untuk mengusut hal itu,’’ kata Sayid. Selain itu, massa juga mempertanyakan soal perijinan terkait sejumlah aset milik Al-Zaytun. Di antaranya, galangan kapal maupun dermaga yang dibangun pihak Al-Zaytun. ‘’Kita mendesak dinas perizinan, itu mereka (pihak Al-Zaytun) punya izin nggak membangun dermaga, jalan, yang mereka lakukan itu,’’ cetus Sayid. Selain itu, Sayid mengatakan, pihaknya juga mendesak Kemenag dan MUI agar mengusut tuntas kasus yang kini membelit Al-Zaytun. Masyarakat butuh konfirmasi karena mereka yang paling berwenang Selain itu, massa juga mempertanyakan kelanjutan penanganan kasus dugaan perkosaan yang sudah ditangani polda. Massa juga mempertanyakan manfaat keberadaan Ma’had Al-Zaytun bagi warga sekitar. Setelah melakukan aksi orasi sekitar 30 menit, massa membubarkan diri dengan tertib tanpa pengawalan petugas kepolisian. (sp)

Read More

PPIH Siapkan Segala Sesuatu Menghadapi Puncak Pelaksanaan Haji

Makkah – 1miliarsantri.net : Jamaah Calon haji Indonesia 2023 terus berdatangan ke Kota Makkah Al-Mukarramah, baik dari Madinah maupun Jeddah. Sampai hari ini, Kamis (15/06/2023) tercatat ada 370 kelompok terbang (kloter) dengan 140.669 jamaah haji yang sudah berada di kota Makkah. Kepala Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 1444 H/2023, M Subhan Cholid mengatakan, saat ini pihaknya sedang fokus menyiapkan skema penyelenggaraan pada puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). “Kami telah membentuk sebuah struktur yang kita sebut Satop (Satuan Operasional) Armina. Kita akan bentuk tiga satgas (Satuan Tugas), yaitu Satgas Arafah untuk Daker Bandara, Satgas Muzdalifah untuk Daker Makkah, dan Satgas Mina untuk Daker Madinah,” terang Subhan. Subhan merinci di setiap Satgas akan dibentuk tim adhoc, masing-masing 11 Tim. Setiap tim adhoc bertugas memberikan layanan kepada seluruh jamaah selama di Arafah, Muzdalifah, dan Mina. “Tim adhoc ini beranggotakan petugas pelindungan jamaah (linjam), tim Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama pada Jamaah (PKP3JH), petugas kesehatan, petugas layanan lansia, serta tim bimbingan ibadah. Insyaallah kebutuhan layanan kepada jamaah akan kita berikan melalui titik-titik adhoc,” ujar Subhan. Subhan menambahkan, pihaknya juga akan menempatkan sejumlah personel di 70 maktab yang ditempati jamaah haji Indonesia. Mereka bertugas melakukan pengawasan maktab dalam memberikan layanan akomodasi jamaah. Selain itu, ada juga personel yang akan melakukan pengawasan layanan katering. “Jamaah akan mendapat layanan katering sebanyak 16 kali makan selama di Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Layanan ini disiapkan oleh maktab. Kita siapkan tim yang melekat untuk melakukan pengawasan,” sebut Subhan. Khusus di Mina, kata Subhan, selain tim adhoc yang ditempatkan pada 11 titik area tenda jamaah, disiapkan juga tim Jamarat. Tim ini akan disiapkan pada 10 titik, sebanyak lima titik pada rute jamarat bagian atas, dan lima titik pada rute jamarat bagian bawah. “Kita siapkan jalur pengamanan di atas dan bawah. Sebab, rute pergerakan jamaah haji Indonesia dari tenda Mina ke Jamarat yang disiapkan Saudi, bisa melalui jalur atas dan ada potensi juga jamaah melalui jalur bawah. Sehingga di atas lima titik dan bawah lima titik untuk pengamanan,” papar Subhan. Dia menambahkan, dari Jamarat menuju tenda di Mina, disiapkan delapan pos petugas. Di setiap pos ditempatkan sejumlah personil untuk mengawal jamaah selama dalam perjalanan menuju dan pulang dari Jamarat. Menurut Subhan, petugas layanan lansia akan ditempatkan di setiap titik. Mereka akan dibekali dengan dengan sejumlah perangkat, termasuk kursi roda dan lainnya. “Insyaallah kita akan siapkan lebih 100 kursi roda untuk layanan Armina, utamanya pada fase Mina. Pihak Masyarik juga menginformasikan bahwa mereka akan menyiapkan 15 mobil golf di Mina untuk layanan lansia,” terangnya. Selama di Mina nanti, Subhan mengimbau kepada jamaah lansia untuk tetap berada di tenda. Proses lempar jumrahnya bisa diwakilkan kepada jamaah lainnya dan itu sah. Sebab, untuk sampai ke jamarat, harus jalan kaki dan itu butuh energi luar biasa. Jarak terdekat antara tenda ke jamarat sekitar 3 km, kalau pergi pulang berarti 6 km. Sementara jarak terjauh mencapai 7 km, kalau pergi pulang berarti 14 km. “Ini tentu bagi jamaah lansia sangat berat. Karenanya bisa diwakilkan karena secara Syar’i memang diizinkan untuk diwakilkan. Jamaah lansia tetap berada di tenda untuk berdoa dan berzikir, sementara lontar jumrahnya diwakilkan,” jelas Subhan. Subhan menjelaskan, PPIH bersama Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi, serta pihak Masyarik, telah menyusun rencana pergerakan jamaah haji 2023 pada fase Armina. Jamaah haji Indonesia akan mulai diberangkatkan ke Arafah pada 8 Zulhijjah. Mereka diberangkatkan dalam tiga fase pemberangkatan.Fase pertama, mulai pukul 07.00 – 11.00 waktu Arab Saudi (WAS).Fase kedua, mulai pukul 11.00 WAS – 15.00 WAS.Fase ketiga, mulai 15.00 WAS sampai selesai. “Jadi ada tiga trip pemberangkatan jamaah. Setiap Maktab akan mengalokasikan 21 bus. Jumlah jamaah per maktab sekitar 2.900 orang. Satu bus akan membawa 45 jamaah. Jadi insyaallah setiap maktab bisa diselesaikan dalam tiga setengah kali putaran penjemputan,” sebut Subhan. Pergerakan selanjutnya adalah dari Arafah menuju Muzdalifah, setelah jamaah menjalani ibadah wukuf. Pada fase ini, sarana transportasi yang digunakan setiap maktab dikurangi menjadi hanya 9 bus. Sehingga, proses penjemputan jamaah diperkirakan akan sampai tujuh hingga delapan putaran. Dari Muzdalifah, jamaah selanjutnya akan diberangkatkan menuju Mina. Jarak antara Muzdalifah ke Mina, hanya sekitar 2 km. Karenanya, untuk menghindari kemacetan, armada yang digunakan kembali dikurangi, menjadi hanya 5 bus per maktab. Ini berakibat pada proses perputaran bus menjadi lebih banyak. “Untuk pergerakan dari Mina ke Makkah, armada yang digunakan akan kembali menjadi 21 bus per maktab. Jamaah yang mengambil nafar awal akan diberangkatkan pada 12 Zulhijjah sebelum terbenamnya matahari, sedang yang mengambil nafar tsani diberangkatkan dari Mina pada 13 Zulhijjah,” jelas Subhan. Skema persiapan puncak haji ini, kata Subhan, akan mulai disosialisasikan ke petugas dan jemaah. Petugas diharapkan bisa memahami tugas dan pos layanannya masing-masing. Jamaah memahami bahwa ada banyak petugas yang akan melayani mereka di setiap tahapan puncak haji. “Masing-masing maktab sudah melakukan koordinasi terkait pembagian jadwal keberangkatan. Jadwal itu akan diinformasikan ke petugas dan jamaah agar dipahami dan dipedomani,” pungkasnya. (dul)

Read More

Mengenal Legenda Pangeran Sambernyawa

Yogyakarta – 1miliarsantri.net : Masyarakat Jawa tentu sudah banyak mendengar kisah Pangeran Sambernyawa, bangsawan darah biru Kerajaan Mataram yang merupakan pendiri Pura Mangkunegaran, Kota Solo, Jawa Tengah. Nama aslinya, Raden Mas Said yang lahir pada 8 April 1725 dan merupakan putra dari Pangeran Arya Mangkunegara Kartasura. Sepak terjang dan kesaktiannya saat itu ditakuti dan membuat ketar-ketir penjajah Belanda. Ayah Pangeran Sambernyawa merupakan putra tertua Raja Kerajaan Mataram, Amangkurat IV. Ibunya, RA Wulan meninggal dunia saat melahirkan. Saat berusia dua tahun, Raden Mas Said kehilangan ayahnya yang dibuang oleh penjajah Belanda ke Srilanka karena dianggap membangkang dan difitnah oleh Kanjeng Ratu dan Patih Danurejo. Sejak kecil, seperti dikutip dari laman wonogirikab, Raden Mas Said hidup tidak seperti layaknya bangsawan dan justru menghabiskan waktu bersama teman-temannya yang merupakan anak dari para abdi dalem. Oleh karena itu, dia mengerti betul dengan kehidupan rakyat kecil di bawah sehingga memiliki sifat peduli terhadap sesama dan kebersamaan yang tinggi. Meski merupakan bangsawan darah biru, namun perlakukan yang diterima Raden Mas Said dari penguasa kerajaan saat itu tidak seperti layaknya seorang pangeran. Hingga akhirnya, keresahannya memuncak saat Raja Keraton Solo, Paku Buwono II menempatkanya sebagai sebagai Gandhek Anom (Manteri Anom) yang sejajar dengan Abdi Dalem Manteri. Padahal semestinya Raden Mas Said dengan posisinya saat itu menjadi Pangeran Sentana. Raden Mas Said saat itu sempat mempertanyakan ketidakadilan perlakuan ini kepada Raja Paku Buwono II. Namun tak disangka, dia justru oleh diberi sekantong emas oleh Patih Kartasura yang membuat malu dan marah. Kekesalan yang memuncak membuat Raden Mas Said keluar dari keraton dan mengadakan perlawanan terhadap raja. Sang pangeran bersama para pengikutnya menghimpun kekuatan di daerah Selogiri, Wonogiri. Konon saat itu Raden Mas Said memakai sebuah batu dalam menyusun strategi. Batu tersebut kini dikenal sebagai watu gilang sebagai awal tempat perjuangannya melawan ketidakadilan dan penjajahan. Raden Mas Said yang terkenal dengan sebutan Pangeran Sambernyawa bersama pasukannya membuat kocar-kacir musuh. Pada 1741-1742, Pangeran Samber Nyawa memimpin perlawanan melawan penjajah Belanda. Selanjutnya bersama Pangeran Mangkubumi berperang melawan Mataram dan Belanda selama sembilan tahun, yakni 1743-1752. Usai Perjanjian Giyanti 13 Februari 1755, Pangeran Sambernyawa berjuang melawan pasukan Raja Pakubuwono III dan Hamengku Buwono I serta pasukan penjajah Belanda (VOC). Kehebatan Pasukan Sambernyawa dan pasukannya dalam berperang tersohor hingga saat ini. Sekitar 250 kali pertempuran pernah dijalani dan tidak menderita kekalahan berarti. Pangeran Sambernyawa dalam menyemangati pasukannya memiliki semboyan Tiji Tibeh (mati siji mati kabeh atau mukti siji mukti kabeh), yang artinya mati satu mati semua atau makmur satu makmur semua. Dalam sejumlah literatur disebutkan, Pangeran Sambernyawa menggunakan semboyan Tiji Tibeh untuk membakar semangat pasukannya saat bertempur. Dengan kedigdayaan inilah kemudian Raden Mas Said mendapat sebutan Pangeran Sambernyawa (penyambar nyawa) atau penebar maut bagi musuhnya dalam medan pertempuran. Hingga akhirnya penjajah Belanda mengajak berunding di Salatiga pada 17 Maret 1757. Perundingan yang melibatkan Paku Buwono III, Hamengkubuwono I dan penjajah Belanda itu disepakati Pangeran Sambernyawa mendapat kekuasan adipati mandiri dengan gelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegoro I. Kesepakatan itu tertuang dalam Perjanjian Salatiga. Wilayah Mangkunegaran meliputi sebagian Wonogiri, Karanganyar, dan Gunungkidul. Atas jasa-jasanya dalam perjuangan merebut kemerdekaan, Pangeran Sambernyawa yang meninggal dunia pada 28 Desember 1795 mendapat gelar Pahlawan Nasional pada 1983. (fq)

Read More