Sebanyak 5850 Warga Aceh Terima Wakaf Habib Bugak Arsyi di Mekah

Mekah — 1miliarsantri.net : Sebanyak 5.850 warga Aceh menerima dana wakaf dari Baitul Asyi — lembaga yang mengelola dana wakaf Habib Bugak Asyi, seorang warga Arab yang pernah tinggal di Aceh pada era tahun 1.800-an. Warga Aceh yang menerima wakaf itu terdiri dari 4.716 jamaah haji asal Aceh, ditambah 1.134 tenaga musiman (temus) dan mahasiswa asal Aceh.

Pembagian dana itu dilakukan usai salat Asar di Baitul Asyi Misfalah, Mekah (2/6/2024). Pembagian dana dibagi menjadi beberapa tahap. Untuk tahap awal, dibagi kepada jamaah kloter 2. Masing-masing jamaah mendapatkan 1.500 riyal atau Rp6,5 juta dan satu mushaf Al-Quran.

Para warga aceh mengaku senang dan terharu menerima wakaf ini. Cut Halimatussadiah, 53, jamaah asal Bireuen, Aceh, misalnya, mengaku senang dan terharu mendapatkan wakaf dari nenek moyang mereka. Wakaf itu katanya akan digunakan untuk hal yang bermanfaat.

“Terharu, senang, Alhamdulillah. Uangnya mau diwakafin lagi, berbagi ke orang lain,” ucapnya.

Hal yang sama diungkapkan oleh Khalidin, jamaah kloter 2 asal Bireuen. Dia mengatakan menerima wakaf bersama ibunya juga. Hasil wakaf Alquran akan disumbangkan ke Masjidil Haram.

“Saya sangat senang. Untuk mama bilang Al-Qurannya mau diwakafkan ke Masjidil Haram,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Biro Keistimewaan dan Kesejahteraan Pemerintah Aceh, Yusrizal mengatakan pemerintah Aceh sangat mendukung kegiatan ini. Dia berharap wakaf ini bisa menjadi contoh bagi warga Aceh lain untuk terus berbuat kebaikan.

“Memotivasi kita sekalian untuk tetap berwakaf sekecil apapun dalam bentuk apapun,” ucap Yusrizal di lokasi pembagian wakaf.

Yusrizal mengatakan, pemerintah Aceh awalnya mendata warganya yang akan pergi haji tahun ini. Data tersebut lalu dikirimkan ke nadzir atau pengelola wakaf. Setelah itu data tersebut akan diproses untuk pemberian wakaf yang dilakukan setiap setahun sekali setiap musim haji.

“Setelah dilakukan pendataan, pemerintah Aceh akan memberikan kartu kepada para penerima wakaf sebelum mereka berangkat ke Mekah. Kartu tersebut harus dibawa untuk ditukarkan saat menerima wakaf. “Pembagian wakaf ini ada kartunya dari Pemerintah Aceh,” ucapnya.

Sementara itu Syekh Abdul Latif Baltou selaku nadzir wakaf Habib Bugak Asyi, mengatakan Habib Bugak sangat cinta kepada warga Aceh sehingga wakaf ini masih berlangsung meski 200 tahun sudah berlalu.

“Habib Bugak sangat cinta kepada kita semua. Maka dari itu berdoalah (untuk beliau),” ucap Syekh Abdul.

Dia juga berpesan kepada para jemaah haji asal Aceh untuk selalu menjaga waktu. Manfaatkan waktu selama di Tanah Suci ini untuk beribadah dan berbuat kebaikan.

“Kalau lah di negeri kita di Aceh kita banyak makan, banyak bicara. Tetapi ketika kita berada di Kota Mekah sedikitkanlah hal itu. Perbanyaklah ketaatan kepada Allah SWT,” katanya.

Wakaf itu berawal Habib Bugak Al Asyi dua abad lalu. Kala itu pada 1800-an, Habib Bugak yang berasal dari Arab Saudi pergi ke Aceh.

Saat berada di Aceh, Habib Bugak memiliki gagasan untuk mengumpulkan uang untuk membeli tanah di Mekah untuk diwakafkan kepada jamaah haji asal Aceh. Dana tersebut berasal dari uang Habib Bugak dan juga urunan dari masyarakat Aceh kala itu. (drus)

Baca juga :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *