Rasulullah Membagikan Tiga Cara Dalam Memperlakukan Keluarga

Surabaya — 1miliarsantri.net : Dalam Islam, pernikahan merupakan ibadah yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah shalallahu alaihi wassalam. Perkawinan dianggap sebagai kesatuan agama dan sakral yang melaluinya unit sosial – keluarga, terbentuk dan dimana pasangan dapat hidup bersama dalam damai dan ketenangan.
Karena itu, penting bagi setiap Muslim untuk merefleksikan tujuan dan memahami makna pernikahan dari panduan agama Islam.
Kehidupan keluarga Rasulullah SAW menjadi teladan terbaik bagi umat Islam di dunia. Rasulullah SAW adalah seorang suami, ayah dan kakek yang efektif, bertanggung jawab dan penuh kasih sayang.
Agar terbina nya keluarga yang Sakinah – Mawadah – Warahmah, Rasulullah SAW memberikan tiga cara dalam memperlakukan keluarganya:
- Takwa, saling mencintai dan menghargai
Nabi Muhammad SAW mengajarkan kepada umatnya bahwa kunci kesuksesan pernikahan dan keluarga bahagia adalah hubungan yang sehat antara suami dan istri.
Untuk mencapai ketentraman dalam sebuah pernikahan, harus ada rasa saling mencintai dan menghormati antara suami dan istri.
Rasulullah dikenal baik hati, lemah lembut, pengertian, pemaaf dan hormat terhadap rumah tangganya.
Saling mencintai memperindah sebuah pernikahan, namun memiliki ketaqwaan (kesadaran akan Tuhan) adalah faktor yang paling penting karena cinta bisa memudar seiring berjalannya waktu.
Jika cinta memang memudar, Islam tetap menekankan pentingnya saling menghormati antara suami dan istri.
Salah satu ulama besar generasi awal Islam (Tabi’un), Hasan Al-Bashri, pernah berpesan kepada seorang ayah yang sedang menanyakan ciri-ciri yang harus diperhatikan dalam memilih calon suami bagi putrinya:
“Berikan dia kepada laki-laki yang bertaqwa. Jika dia mencintai putrimu, dia akan memperlakukannya dengan baik, dan jika dia membencinya, dia tidak akan menindasnya.”
- Memperlakukan keluarga dengan baik
Seseorang belum dipandang Allah sebagai mukmin seutuhnya jika ia tidak memperlakukan keluarganya dengan baik.
Mukmin sejati adalah yang berpegang teguh pada ajaran Rasulullah SAW secara menyeluruh, dan tidak memilih-milih hanya berdasarkan kecenderungan pribadinya.
Rasulullah SAW tumbuh di masa ketika perempuan hanya mempunyai sedikit hak. Masa itu, perempuan dianggap inferior dan seringkali diperlakukan sebagai properti.
Saat memperkenalkan Islam, Rasulullah menyerukan kepada semua orang untuk memperlakukan perempuan dengan rasa menghargai dan menghormati.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a. bahwa Nabi SAW dikatakan,
مَا مِنْ رَجُلٍ تُدْرِكُ لَهُ ابْنَتَانِ فَيُحْسِنُ إِلَيْهِمَا مَا صَحِبَ
“Tidak ada laki-laki yang kedua putrinya telah baligh lalu dia memperlakukan mereka dengan baik selama mereka bersama, namun mereka akan memberinya tiket masuk surga.” (Sunan Ibnu Majah)
Kebaikan adalah jenis romansa yang paling sah. Ibnu Abbas r.a. meriwayatkan bahwa Nabi SAW dikatakan:
خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لِأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لِأَهْلِي
“Sebaik-baik kalian adalah yang terbaik terhadap keluarganya, dan akulah yang terbaik terhadap keluargaku.” (At-Tirmizi)
Abu Hurairah r.a. meriwayatkan bahwa Nabi SAW. dikatakan:
أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا وَخِيَارُكُمْ خِيَار ُكُمْ لِنِسَائِهِمْ خُلُقًا
“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik akhlaknya. Dan sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap wanitanya.” (At-Tirmizi)
Rasulullah kaya akan keteladanan dalam kebaikan yang ditunjukkan kepada keluarganya, khususnya kepada istri-istrinya.
Saat menunjukkan rasa sayang, Rasulullah akan berbaring di pangkuan Sayyidah Aisyah dan memanggilnya dengan julukan ‘Humaira’ yang berarti ‘si merah’, mengacu pada kulitnya yang putih.
Rasulullah SAW juga akan melakukan pekerjaan rumah tangga dan mencuci pakaiannya sendiri tanpa merepotkan istrinya.
Bahkan ketika kesabarannya diuji, dia tidak pernah berbuat jahat dalam perkataan atau perbuatannya. Apakah kita memperlakukan pasangan kita dengan cara yang sama?
- Komunikasi menjadi kunci
Berbicara dengan lemah lembut merupakan salah satu ciri Rasulullah SAW. Nabi tidak pernah menggunakan kata-kata kasar kepada siapa pun. Dia sangat lembut terhadap istri dan anak-anaknya, bahkan ketika ada kebutuhan untuk mengoreksi mereka.
Ada banyak komunikasi di rumah Nabi. Rasulullah SAW menghormati dan menghargai istrinya serta kontribusi dan pendapat mereka. Dia mendengarkan, menerima masukan dan memperhatikan nasihat mereka.
Rasulullah SAW sangat mencintai putrinya Fatimah sehingga setiap kali dia melihatnya masuk, dia akan berdiri, menciumnya dan menyuruhnya duduk di tempat dia duduk.
Tindakannya terhadap keluarganya memberikan cerminan jelas nilai-nilai yang dijunjungnya. Kelembutannya dalam memperlakukan istri dan anak-anaknya memberikan contoh bagi umat Islam untuk meneladaninya saat berinteraksi dengan keluarga. (yat)
Baca juga :
- Arab Saudi Tangkap Hampir 16.000 Dan Proses Hukum 25.689 Orang Diawal Musim Haji 2025, Ini Penjelasannya
- Santri Ponpes Al Imam Berlaga Hingga Grand Final Olimpiade Sains Pelajar 2025 Kabupaten Kediri
- Arab Saudi Perketat Aturan Haji Terkait Larangan Visa Selain Visa Haji, Ini Penjelasan Kemenag
- 212.242 Jamaah Reguler Lunasi Biaya Haji Jelang Penutupan
- Pemerintah Arab Saudi Larang Jamaah Tanpa Visa Haji Masuk Makkah, Simak 4 Aturan Terbaru