Ini Pengetahuan Paling Utama dalam Islam dan Harus Dimiliki Setiap Muslim Yang Diajarkan Syekh Izzuddin

Surabaya — 1miliarsantri.net : Dalam ajaran Islam, pengetahuan menjadi landasan utama bagi setiap Muslim. Seorang ulama klasik, Syekh Izzuddin bin Abdussalam (w. 660 H), menegaskan, pengetahuan paling mendasar adalah mengenal Allah SWT.

Dalam pandangan beliau, pemahaman akan Allah menjadi kunci kebaikan dan benteng melawan segala bentuk penyimpangan. Pengetahuan ini membentuk karakter manusia untuk mengutamakan tujuan utama dan menjauhi yang sekunder, serta menilai dunia dengan bijak melalui lensa nilai dan keabadian akhirat.

Dalam karyanya yang berjudul “Syajaratul Ma’arif” terbitan Qaf Media, Syekh Izzuddin menjelaskan, “Dan pengetahuan yang paling utama adalah mengenal Tuhan, karena pengetahuan ini memerintahkan segala kebaikan dan mencegah dari segala penyimpangan.”

Setelah itu, kata Syekh Izzuddin, baru mengetahui hukum-hukum Al-Qur’an, lalu mengetahui janji bagi orang taat dan beriman, serta mengetahui ancaman bagi orang kafir dan gemar bermaksiat.

Menurut dia, buah mengenal Allah Yang Maha Kasih adalah ahwal (kondisi rohani) yang luhur, perkataan yang bernilai, perbuatan yang diridhai, dan derajat di akhirat. Sedangkan, buah mengetahui hukum-hukum Alquran adalah menjauhi kedurhakaan dan mengikuti yang diridai Tuhan.

Buah mengetahui janji dan ancaman adalah mengambil pelajaran dari apa yang menimpa pelaku maksiat dan tergerak untuk berbuat taat dan baik. Buah mengetahui rendah dan sementaranya dunia adalah menghinakan dunia dan tidak condong kepadanya.

Buah mengetahui nilai dan keabadian akhirat adalah berorientasi dan bersemangat meraih kebaikan di akhirat.

“Buah dipenuhinya hati dengan mengenal Tuhan adalah menampik segala sesuatu selain-Nya, mengasingkan diri dari sesama, dan mengutamakan ridho Khalik dibanding ridha makhluk,” jelas Syekh Izzuddin.

Dia mengatakan, sesungguhnya Allah telah memberi watak hambanya untuk mengedepankan suatu tujuan paling utama dibanding yang utama, untuk meraih yang terpenting daripada yang penting, dan juga untuk menolak mudharat yang paling besar dan mudgarat yang lebih kecil.

“Maka ia tidak akan mendahulukan yang biasa daripada yang utama kecuali orang gagap dan tak mengerti tingkatan keutamaan atau orang celaka dan lalai terhadap level tertinggi,” kata Syekh Izzuddin.

Maka itu, tidak ada yang menyibukkan diri dengan dunia ini kecuali orang yang bodoh terhadap kemuliaan akhirat, dan tidak akan menyibukkan diri dengan akhirat kecuali orang yang bodoh terhadap keagungan Tuhan Maharaja, Mahperkasa.

“Jadi, tidak mengetahui yang utama dan yang hina menjadi penyebab seseorang mendahulukan dunia dan akhirat, mendahulukan yang biasa dari yang utama, mendekati hal-hal yang hina dan menjauhi hal-hal yang utama,” tutup Syekh Izzuddin. (yat)

Baca juga :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *