PPIH Arab Saudi dan Syarikah Gelar Rakor Persiapan Pergerakan Jamaah Saat Puncak Haji

Makkah – 1miliarsantri.net: Untuk mengantisipasi pergerakan jamaah haji saat puncak haji, PPIH dan Syarikah Gelar Rapat, Bahas Persiapan Pergerakan Jemaah saat Puncak Haji dengan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi menggelar rapat koordinasi dengan delapan Syarikah penyedia layanan jemaah haji Indonesia.

Delapan Syarikah Siap Melayani Jamaah Haji Indonesia

Rapat yang dilaksanakan dalam dua hari berlangsung di kantor Daerah Kerja (Daker) Makkah membahas persiapan masing-masing Syarikah terkait pergerakan jemaah haji Indonesia saat puncak haji di di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).

Musim Haji 1446H / 2025M, untuk melayani jamaah haji saat fase Armuzna, pihak Indonesia telah menjalin kerja sama dengan delapan Syarikah, masing-masing adalah Dluyuful Bait, Rakeen Mashariq, Sana Mashariq, Rehlat & Manafea, Alrifadah, Rawaf Mina, MCDC, dan Rifad.

Ketua PPIH Arab Saudi, Muchlis M Hanafi di Makkah, Selasa (20/5/2025), mengatakan “Dua hari ini, kami menggelar serial rapat dengan delapan Syarikah untuk memahami dan mendiskusikan konsep yang disiapkan masing-masing Syarikah terkait pergerakan jemaah haji Indonesia saat puncak haji di Armuzna.” sebagaimana dikutip dari PHU Kemenag.

Konsep Dan Layanan Jamaah Haji Pada Fase Armuzna

Dalam rapat koordinasi tersebut, masing-masing Syarikah mempresentasikan konsep dalam melayani jamaah haji saat fase Armuzna. Kemudian konsep tersebut didiskusikan bersama-sama dengan Tim PPIH.

Tim PPIH yang terlibat dalam diskusi tersebut meliputi, Ketua PPIH Arab Saudi, Tenaga Ahli Menteri Agama, Kabid Layanan Umum, Kabid Transportasi, Kabid Bimbingan Ibadah, Kabid Lansia/Disabilitas, Kabid Pelindungan Jemaah (Linjam), Tim Mitigasi Haji, serta Mustasyar Diniy, dan PIC Syarikah dari PPIH Arab Saudi.

Skema Utama

Muchlis M Hanafi menjelaskan, ada lima skema utama yang dibahas, yaitu:

1. Pemberangkatan jemaah haji Indonesia dari Makkah ke Arafah;

2. Pergerakan jemaah dari Arafah ke Mina (Murur);

3. Pergerakan jemaah dari Arafah lalu Mabit Muzdalifah dan menuju Mina (Taraddudi);

4) Pergerakan jemaah yang mengikuti program Tanazul (dari tenda Mina ke hotel di Syisyah dan Raudlah, serta pergerakan ke Jamarat pada hari-hari Tasyriq); dan

5. Pergerakan jemaah yang mengambik Nafar Awal dan Nafar Tsani.

Identifikasi Tantangan

Muchlis menegaskan, “setiap Syarikah sudah mempresentasikan konsepnya. Secara umum, ada persamaan antara satu dengan lain. Setelah ini kita akan dalami sambil mengindentifikasi setiap tantangan yang perlu diantisipasi, lalu kita rumuskan model pergerakan untuk bisa menjadi perhatian bersama.”

Selanjutnya, Muchlis menerangkan, ada sejumlah hal baru dalam pergerakan jamaah pada fase puncak haji.

Pertama, “Pergerakan transportasi Armuzna tidak lagi dikelola oleh Kementerian Haji, tetapi langsung dibawah kendali Hay’ah Malakiyyah li Madinat Makkah wa Masyair al- Muqaddasah (Royal Commission),” jelas Muchlis.

“Kedua, pergerakan di setiap tahapan puncak haji, sejak dari Makkah, dilakukan berbasis Syarikah, buka kloter,” imbuhnya.”

Ketiga, kita tahun ini dilayani oleh delapan Syarikah. Ini yang menjadi tantangan tersendiri dan diharapkan semua pihak bisa melakukan yang terbaik dalam memberikan layanan kepada jemaah haji,” tandas Muchlis.

“Kita akan segera rumuskan hasil kajian atas skema yang disiapkan Syarikah untuk dilaporkan kepada pimpinan. Fokus kita adalah bagaimana jemaah haji Indonesia bisa menjalankan proses puncak haji dengan aman dan nyaman. Semoga jemaah mendapat haji mabrur,” pungkas Muchlis.

Penulis : Thamrin Humris

Editor : Toto Budiman

Sumber : PHU Kemenag

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *