Melihat Makam Imam Bukhori

Yogyakarta — 1miliarsantri.net : Siapa umat Islam yg tak kenal Imam Bukhori? Yaitu Abu Abdillah Muhammad bin Ismail Al-Ja’fi Al-Bukhari, lahir di Bukhoro, 13 Syawal 194 H (21 Juli 810 M) – wafat di Khartank, 1 Syawal 265 H (1 September 870 M), atau lebih dikenal Imam Bukhari, adalah ahli hadits yang masyhur.
Sebagian ulama menyebutnya dengan julukan Amirul Mukminin fil Hadits (pemimpin orang-orang yang beriman dalam hal ilmu hadis). Dalam bidang ini, hampir semua ulama di dunia merujuk kepadanya.
Untuk mengumpulkan dan menyeleksi hadis shahih, Bukhari menghabiskan waktu selama 16 tahun untuk mengunjungi berbagai kota guna menemui para perawi hadis, mengumpulkan dan menyeleksi hadisnya. Di antara kota-kota yang disinggahinya antara lain Basrah, Mesir, Hihaz (Mekkah dan Madinah), Kufah, Baghdad.
Di Baghdad, Imam Bukhari sering bertemu dan berdiskusi dengan seorang ulama besar, Ahmad bin Hanbal. Di kota-kota itu ia bertemu dengan 80.000 perawi. Dari mereka ia mengumpulkan dan menghafal satu juta hadis. Kemudian menyaringnya menjadi 7.275 hadis.
Komplek makam Imam Bukhari yang terletak di desa Khartank, sekitar 25 kilometer dari Samarkand, telah menjadi salah satu wisata umat Islam seluruh dunia. Ini berkat jasa Presiden Soekarno.
Sejarah Soekarno dengan bangsa Uzbekistan dimulai ketika paska Konferensi Asia Afrika tahun 1955. Pemerintah Soviet mengundang Presiden Soekarno untuk melakukan kunjungan kenegaraan ke Moskow.
Soekarno mengajukan syarat atas rencananya memenuhi undangan Pemerintah Soviet dengan meminta dicarikan/ditemukan makam Imam Bukhari. Kata Soekarno kepada pemimpin Soviet saat itu, Nikita Krushchev, “Aku sangat ingin menziarahinya”.
Pada 1956, kondisi makam tidak terawat dengan baik dan berada di semak belukar, bahkan menurut Azizi pemandu perjalanan saya di Uzbekistan menyebutkan sengaja disembunyikan. Bahkan Soekarno menginap di Samarkand selala tiga hari untuk bertanya kpd masyarakat.
Tak ada yg berani menunjukkan di mana letak kuniran Imam Bukhori karena akan ada amcaman dari pemerintah yg anti agama saat itu. Hingga akhirnya pada malam ketiga, di tengah malam ditunjukkan oleh masyarakat tempat quburan (maqbarah) Imam Bukhori.
Soekarno sempat mengusulkan jasad Imam Bukhori dipindahkan ke Indonesia. Namun pemerintah Soviet tidak mengizinkan. Dan, Soekarno meminta agar dirawat makam Imam Bukhori, hingga akhirnya pemerintah Soviet membersihkan dan memugar makam tersebut untuk menyambut permintaan Presiden Soekarno.
Menurut cerita Aziz, Penghormatan Soekarno terhadap Imam Bukhari dilakukan dengan cara melepas sepatu dan berjalan merangkak menuju makam Imam Bukhori.
Atas jasa Presiden Soekarno, komplek makam Imam Bukhari kini dipugar dan sedang proses pembangunan sekaligus masjidnya hingga terlihat sangat megah. Sehingga, komplek makam seluas 10 hektar ini menjadi wisata bagi umat Islam di dunia setelah makam Nabi Muhammad SAW di Madinah. (mif)
Baca juga :
- Mengukir Langkah Bersama: Haflah Akhirussanah ke-VI Pondok Tahfidz Modern Al-Imam
- Badge Pahala : Bisakah Ibadah Di-Gamifikasi Tanpa Kehilangan Ikhlas
- Gunung Berbalut Hijab – For some, lifestyle is the source of life
- Gaya Hidup Muslim: Harmoni Antara Iman dan Kehidupan Modern
- Self Healing Islami: Menemukan Ketenangan Hati Lewat Ibadah Sehari-hari
Discover more from 1miliarsantri.net
Subscribe to get the latest posts sent to your email.