Rekam Jejak Sejarah 10 Muharram dalam Islam yang Penuh Keagungan Spiritual

Bondowoso – 1miliarsantri.net: Hari-hari dalam kalender Hijriah memiliki makna tersendiri dalam kehidupan umat Islam, namun ada satu tanggal yang menyimpan jejak sejarah luar biasa dan penuh makna spiritual, yakni tanggal 10 Muharram.  Dan sejarah 10 Muharram dalam Islam bukan sekadar catatan peristiwa, tetapi simbol kemenangan, pengampunan, keselamatan, dan ujian keimanan yang agung.

Dikenal sebagai Hari Asyura, momen ini menyimpan jejak sejarah penting yang mencerminkan perjuangan, pengorbanan, dan rahmat Ilahi. Dari kisah penyelamatan Nabi Musa ‘alaihis salam dari kejaran Fir’aun hingga peristiwa tragis di Karbala, 10 Muharram menjadi pengingat bahwa dalam setiap ujian, selalu ada cahaya keteguhan iman dan ketulusan pengabdian kepada Allah. Artikel ini akan mengulas kembali warisan spiritual yang terkandung dalam peristiwa-peristiwa besar yang terjadi pada hari istimewa ini.

Kira-kira apa yang sebenarnya terjadi pada hari ini hingga dianggap begitu istimewa? Mari kita selami lebih dalam tentang keagungan yang tersimpan dalam tanggal 10 Muharram, melalui penjelasan di bawah ini.

Awal Mula Kemuliaan Hari Asyura

Hari Asyura telah dikenal bahkan sebelum masa kenabian Muhammad SAW. Dalam berbagai catatan, kaum Yahudi pun dahulu memperingati hari ini sebagai momen di mana Nabi Musa AS dan Bani Israil diselamatkan dari kejaran Fir’aun.

Rasulullah SAW sendiri ketika tiba di Madinah melihat kaum Yahudi berpuasa di hari tersebut, lalu beliau mengajarkan umatnya untuk turut berpuasa sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT. Sejarah 10 Muharram dalam Islam pun terus berkembang menjadi bagian penting dari kalender ibadah umat Muslim di seluruh dunia.

Sejarah 10 Muharram dalam Islam: Rangkaian Peristiwa Penuh Makna

Seiring waktu, banyak peristiwa besar tercatat terjadi pada tanggal 10 Muharram. Berikut ini adalah beberapa momen penting yang menjadi bagian dari sejarah 10 Muharram dalam Islam dan sarat akan hikmah:

1. Taubat Nabi Adam AS Diterima Allah

Setelah diturunkan dari surga karena melanggar perintah Allah, Nabi Adam AS menyesali perbuatannya dan memohon ampun. Doa dan taubat beliau akhirnya diterima oleh Allah pada hari 10 Muharram. Peristiwa ini menunjukkan bahwa pintu taubat selalu terbuka bagi hamba yang sungguh-sungguh ingin kembali kepada-Nya.

2. Keselamatan Kapal Nabi Nuh AS

Kisah banjir besar yang melanda bumi di masa Nabi Nuh AS juga berpuncak pada 10 Muharram, di mana kapal Nabi Nuh akhirnya berlabuh dengan selamat di Bukit Zuhdi. Ini menjadi simbol keselamatan bagi orang-orang yang beriman dan bersabar dalam menghadapi ujian.

3. Nabi Ibrahim AS Selamat dari Api Namrud

Nabi Ibrahim AS pernah dilemparkan ke dalam kobaran api oleh Raja Namrud. Namun, dengan kekuasaan Allah, api tersebut menjadi dingin dan menyelamatkan sang nabi. Kejadian ini pun diyakini terjadi pada tanggal 10 Muharram.

4. Pembebasan Nabi Yusuf AS dari Penjara

Nabi Yusuf AS yang difitnah dan dipenjara di Mesir akhirnya dibebaskan pada hari yang sama. Kisah ini menjadi pelajaran bahwa keadilan Allah akan selalu hadir, bahkan ketika manusia merasa ditinggalkan oleh kebenaran.

5. Nabi Yunus AS Keluar dari Perut Ikan

Setelah bertahun-tahun berdakwah, Nabi Yunus AS mengalami ujian hingga beliau berada dalam perut ikan. Pada 10 Muharram, beliau dikeluarkan dalam keadaan selamat. Peristiwa ini menunjukkan pentingnya kesabaran dan keteguhan dalam berdakwah.

6. Penyembuhan Nabi Ayyub AS dari Penyakit

Nabi Ayyub AS menderita penyakit parah yang membuat tubuhnya sangat lemah dan dijauhi oleh masyarakat. Namun, pada tanggal 10 Muharram, Allah menyembuhkan beliau sebagai bentuk penghargaan atas kesabaran luar biasa yang beliau tunjukkan.

7. Nabi Musa AS dan Kaum Bani Israil Diselamatkan

Inilah peristiwa yang paling sering dikaitkan dengan hari Asyura. Nabi Musa AS dan Bani Israil selamat dari kejaran Fir’aun di Laut Merah pada 10 Muharram. Air laut yang terbelah dan kemudian menenggelamkan Fir’aun menjadi simbol keadilan dan pertolongan Allah bagi kaum tertindas.

8. Peristiwa Tragis Terbunuhnya cucu Nabi Muhammad ﷺ di Karbala

Peristiwa tragis di Karbala merujuk pada pembunuhan cucu Nabi Muhammad ﷺ, yaitu Al-Husain bin Ali, beserta keluarga dan pengikutnya, yang terjadi pada 10 Muharram tahun 61 Hijriyah (680 M) di padang Karbala, wilayah yang kini terletak di Irak.

Setelah wafatnya Khalifah Muawiyah bin Abu Sufyan, kekhalifahan diwariskan kepada anaknya, Yazid bin Muawiyah, yang ditentang oleh banyak pihak karena dianggap tidak layak memimpin secara moral dan spiritual. Al-Husain bin Ali, sebagai cucu Nabi dan tokoh yang sangat dihormati umat Islam, menolak berbaiat kepada Yazid.

Penolakan ini dianggap sebagai ancaman serius bagi kekuasaan Yazid. Sehingga Yazid memerintahkan gubernurnya untuk memaksa Husain berbaiat. Husain bin Ali memutuskan untuk meninggalkan Madinah menuju Mekkah untuk menghindari tekanan dan mencari dukungan.

Selama di Mekkah, ia menerima banyak surat dari warga Kufah (Irak) yang mengundang Al-Husain untuk datang dan memimpin mereka. Namun, saat Al-Husain dan rombongannya sedang dalam perjalanan, pasukan Yazid di bawah pimpinan Umar bin Sa’ad mengepung mereka di Karbala.

Dalam kondisi kehausan karena akses mereka ke air Sungai Eufrat diblokade selama beberapa hari dan dikepung oleh ribuan pasukan Yazid, Al-Husain dan sekitar 72 pengikutnya gugur dengan cara yang sangat mengenaskan, termasuk anak-anak dan anggota keluarga beliau. Mereka semua gugur sebagai syuhada, termasuk Husain bin Ali yang akhirnya dipenggal.

Hikmah dan Refleksi dari Sejarah 10 Muharram dalam Islam

Menggali sejarah 10 Muharram dalam Islam bukan sekadar untuk mengetahui kronologi peristiwa, tetapi lebih pada menggali nilai-nilai luhur yang tersimpan di baliknya. Setiap kisah nabi dan keturunannya di hari tersebut memberikan pelajaran penting, yakni tentang kesabaran, keikhlasan, pengharapan, dan kemenangan iman atas cobaan hidup.

Selain itu, umat Islam juga dianjurkan untuk memperingati hari ini dengan memperbanyak ibadah seperti puasa sunah Asyura, memperbanyak sedekah, dan memperdalam ilmu agama. Hari ini bukan untuk dirayakan secara hura-hura, tetapi dimaknai sebagai hari renungan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Dengan menjadikan tanggal 10 Muharram sebagai momentum introspeksi, kita dapat memperkuat iman dan memperbaiki amal perbuatan. Jangan biarkan hari penuh keagungan ini berlalu tanpa makna. Mari kita jadikan sejarah 10 Muharram dalam Islam sebagai inspirasi dalam menjalani kehidupan yang lebih dekat dengan nilai-nilai Ilahi.

Penulis : Ainun Maghfiroh

Editor : Toto Budiman


Eksplorasi konten lain dari 1miliarsantri.net

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Berikan Komentar Anda

Eksplorasi konten lain dari 1miliarsantri.net

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca