Potret Sejarah Yahudi di bawah Kekuasaan Islam yang Penuh dengan Toleransi

Bondowoso – 1miliarsantri.net : Bayangkan sebuah masa ketika dua agama besar dunia hidup berdampingan, bukan dalam konflik, tetapi dalam bingkai saling menghormati dan bekerja sama. Itulah gambaran singkat dari Sejarah Yahudi di bawah kekuasaan Muslim.

Dalam berbagai catatan sejarah, hubungan antara umat Muslim dan Yahudi tidak selalu dipenuhi ketegangan seperti yang sering kita dengar hari ini. Justru pada masa awal kekuasaan Islam, Yahudi mengalami masa toleransi, bahkan kemajuan intelektual dan budaya yang luar biasa. Namun, sejarah ini tidak hanya berbicara soal harmoni, tapi juga tentang dinamika, diskriminasi, dan perubahan sosial yang kompleks.

Kabar baiknya, dalam kesempatan kali ini, kami  akan mengulas lebih dalam tentang bagaimana Sejarah Yahudi di bawah kekuasaan Muslim menjadi potret penuh warna, dari masa keemasan hingga masa-masa sulit. Siapkah Anda menyelami kisah sejarah yang sering kali terlupakan ini? Baik, mari kita sama-sama perhatikan penjelasannya di bawah ini.

Awal Hubungan Toleransi dan Koeksistensi yang Nyata

Masa awal Islam menandai titik balik dalam hubungan antara umat Muslim dan Yahudi. Di berbagai wilayah kekuasaan Islam, umat Yahudi diperlakukan dengan pendekatan yang lebih inklusif dibandingkan dengan masa pemerintahan sebelumnya. Beberapa bentuk pendekatan tersebut, seperti:

1. Status Dhimmi (Perlindungan dengan Syarat)

Dalam sistem pemerintahan Islam klasik, Yahudi digolongkan sebagai ahl al-kitab dan diberikan status dhimmi. Artinya, mereka adalah kelompok non-Muslim yang mendapat perlindungan hukum dari negara Islam, selama memenuhi kewajiban tertentu, dan yang paling utama adalah membayar pajak khusus yang disebut jizya. Meskipun menjadi warga negara kelas dua secara administratif, status ini memungkinkan umat Yahudi untuk hidup damai dalam komunitas mereka sendiri.

2. Kebebasan Beragama dan Tradisi

Sejarah Yahudi di bawah kekuasaan Muslim mencatat bahwa dalam banyak kasus, komunitas Yahudi bebas menjalankan ajaran agamanya. Mereka diperbolehkan membangun dan memelihara sinagoge, menjalankan hukum mereka sendiri dalam urusan internal, serta melestarikan budaya dan bahasa mereka tanpa paksaan untuk memeluk Islam.

Peran dalam Pemerintahan dan Masyarakat

Tak hanya hidup berdampingan, beberapa tokoh Yahudi bahkan dipercaya untuk mengisi jabatan penting di pemerintahan Islam. Mereka dikenal sebagai penasehat, dokter kerajaan, penerjemah naskah klasik, hingga ekonom istana. Kepercayaan ini menunjukkan tingkat keterbukaan masyarakat Islam terhadap kompetensi intelektual dan profesional umat Yahudi.

1. Zaman Keemasan di Andalusia dan Baghdad

Wilayah Andalusia, di bawah kekuasaan Islam di Spanyol, menjadi saksi dari masa keemasan komunitas Yahudi. Awalnya komunitas Yahudi di bawah kekuasaan Muslim mencatat bahwa ini adalah periode ketika ilmu pengetahuan, filsafat, sastra, dan seni berkembang pesat di kalangan Yahudi.

Sejarah mencatat bahwa kejayaan Islam di Andalusia dan Baghdad bukan sekadar dongeng keemasan. Keduanya pernah menjadi pusat ilmu pengetahuan, budaya, dan toleransi yang memukau dunia. Namun, yang jarang disorot adalah bagaimana peradaban yang begitu megah itu runtuh dan berakhir dengan tragedi pembantaian terhadap komunitas Muslim yang pernah berjaya di dalamnya.

Peradaban tanpa kekuatan & solidaritas tidak akan bertahan. Ilmu, seni, dan toleransi memang penting, tapi tanpa perlindungan politik, militer, dan persatuan umat, semua bisa hancur seketika. Maka, menjaga identitas keislaman dan kekuatan ukhuwah (persaudaraan) menjadi bagian penting dari pertahanan peradaban. 

2. Hasdai bin Shaprut dan Penerjemahan Ilmu Pengetahuan

Hasdai bin Shaprut adalah tokoh Yahudi terkemuka yang menjabat sebagai penasihat Khalifah Abdurrahman III. Ia memainkan peran penting dalam pengembangan pusat penerjemahan naskah ilmiah, yang menjembatani pengetahuan dari dunia Islam ke Eropa.

3. Maimonides (Filosof Yahudi dalam Dunia Islam)

Maimonides, seorang tokoh besar dalam sejarah Yahudi, lahir dan besar di Cordoba. Ia menulis karya-karya besar tentang hukum, kedokteran, dan filsafat yang masih dihormati hingga kini. Menariknya, karya-karyanya banyak dipengaruhi oleh pemikiran Islam klasik.

Masa Sulit: Diskriminasi, Konflik, dan Kebijakan yang Berubah

Namun, toleransi tidak selalu menjadi warna tunggal dalam Sejarah Yahudi di bawah kekuasaan Muslim. Terdapat juga masa-masa kelam yang patut dicatat. Beberapa masa-masa kelam tersebut, meliputi:

1. Pembatasan Sosial dan Hukum

Meskipun diberikan kebebasan beragama, umat Yahudi kerap dibatasi dalam ruang geraknya. Mereka dilarang membawa senjata, menunggang kuda, hingga memberikan kesaksian melawan Muslim di pengadilan. Dalam beberapa wilayah, pakaian khusus pun diwajibkan agar mereka mudah dikenali.

2. Kekerasan dan Ketidakstabilan Politik

Beberapa peristiwa kekerasan menodai sejarah ini, seperti kerusuhan di Cordoba dan Granada pada abad ke-11 yang menyebabkan kematian banyak orang Yahudi. Di Afrika Utara, terutama di Maroko dan Libya, mereka juga kerap mengalami diskriminasi dan dipaksa tinggal di ghetto yang terisolasi.

3. Faktor Penguasa dan Kebijakan Lokal

Yang menarik dari Sejarah Yahudi di bawah kekuasaan Muslim adalah bagaimana kondisi mereka sangat bergantung pada penguasa yang sedang berkuasa. Di bawah pemimpin yang progresif, mereka hidup damai dan makmur. Namun, di bawah pemimpin yang keras atau terpengaruh oleh tekanan politik, diskriminasi bisa meningkat tajam.

Mewarisi Jejak Sejarah yang Kompleks

Sejarah Yahudi di bawah kekuasaan Muslim menyajikan sebuah kisah yang tidak hitam-putih. Di satu sisi, terdapat masa di mana toleransi dan kolaborasi menciptakan peradaban yang maju dan terbuka. Di sisi lain, sejarah ini juga menyimpan catatan kelam tentang diskriminasi, pembatasan, dan kekerasan.

Tragedi Andalusia dan Baghdad bukan hanya cerita masa lalu, tapi peringatan keras bagi generasi kini. Jangan sampai umat Islam mengulangi kesalahan yang sama: sibuk membanggakan masa silam tapi lupa membangun kekuatan hari ini. Sebab musuh peradaban tak akan pernah tidur, sementara umat sering kali terlelap dalam nostalgia.

Sejarah ini menjadi cermin bahwa harmoni bisa terwujud, jika kita mau belajar dari masa lalu dan menghargai kemanusiaan di atas segalanya. Dengan memahami keseluruhan dinamika, kita dapat melihat sejarah antar umat beragama lebih kompleks daripada yang sering digambarkan. Menelusuri sejarah Yahudi di bawah kekuasaan Muslim, memberi pelajaran tentang pentingnya konteks sejarah dan nilai toleransi sejati. Jika dunia hari ini ingin belajar dari masa lalu, maka kisah ini adalah salah satu cermin berharga membangun masa depan yang saling menghargai.

Penulis : Ainun Maghfiroh

Editor : Toto Budiman


Eksplorasi konten lain dari 1miliarsantri.net

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Berikan Komentar Anda

Eksplorasi konten lain dari 1miliarsantri.net

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca