Marbot Academy Angkatan 6: Oase Pembinaan Generasi Muda Islam

Malang — 1miliarsantri.net : Di tengah derasnya arus informasi dan tantangan zaman, Marbot Academy Angkatan ke-6 hadir sebagai oase pembinaan generasi muda Islam. Sebanyak 31 peserta utusan masjid dan pribadi yang tergabung dalam program Marbot Academy Angkatan ke-6 mengikuti program ini selama liburan sekolah. Agenda yang dimulai sejak Kamis (26/06) ini, bukan sekadar pelatihan, tapi ruang tumbuh bagi generasi muda Islam untuk belajar mencintai masjid, membentuk karakter, dan mengasah kepemimpinan.

Beragam materi kemasjidan disampaikan pemateri dengan pembelajaran bermakna dan suasana yang serius tapi santai. Mulai dari pembinaan ibadah, pelatihan keterampilan sosial hingga pelayanan umat. Bertempat di Lagzis Peduli-Rumah Relawan Sahabat Muda, Gadang, Kota Malang, kegiatan ini diselenggarakan oleh pasangan suami istri, Ustadz Deddy Wahyudi dan Ustadzah Tinto Dewi.

Peserta menjalani kegiatan harian yang padat namun bermakna: dari shalat tahajud berjama’ah, ODOJ (One Day One Juz), kelas kajian, muroja’ah, hingga hafalan dan kelas keterampilan. Materi utama dikemas dalam bentuk Marbot Daily Activity (MDA) yang berlangsung selama dua pekan. Tampil sebagai salah satu pemateri Ustadz Deddy menekankan bahwa durasi dua pekan saja, tidaklah cukup untuk menyerap seluruh materi kemasjidan dan soft skill yang harus dimiliki seorang marbot masa kini.

 “Karena selama 2 pekan itu kalian hanya menguasai MDA (Marbot Daily Activity), belum menguasai kompetensi penunjang yang lain. Oleh karena itu, perlu ditambah durasi waktunya menjadi 1 bulan hingga 3 bulan, agar kalian bisa menguasai semua materi seputar kemasjidan,” ujar beliau memotivasi para peserta.

Beberapa program unggulan seperti Hidroponik, Pasar Bahagia, dan Gerakan Beras Masjid (GBM) memperkuat semangat sosial peserta. Pasar Bahagia yang digelar setiap Kamis dan Jumat pagi menjadi momen berbagi sayur hasil tanam hidroponik kepada ibu-ibu jamaah masjid, dan cukup dibayar dengan doa. Sementara itu, GBM melibatkan para peserta untuk mengemas dan menyalurkan sembako ke masyarakat sekitar. Peserta juga dilatih melaksanakan aktivitas galang dana atau fundraising. Sembari melakukan aktivitas seperti memasak, mengajar, hingga jurnalistik, sesuai pilihan masing-masing.

Puncak pengalaman mereka terjadi pada tanggal 10 Juli 2025, saat 28 peserta Marbot Academy dipercaya menjadi panitia volunteer dalam Tabligh Akbar Internasional bersama Dr. Zakir Naik di Stadion Gajayana, Malang. Mereka ditugaskan dalam berbagai jobdesk, seperti registrasi, logistik, dokumentasi, medis, runner, tenant, konsumsi, crowd, parkir, keamanan, hingga kebersihan.

Keterlibatan ini tidak hanya memberikan pengalaman teknis dalam event berskala besar, tetapi juga membuka wawasan keislaman lintas dunia. Meski sempat diwarnai penolakan oleh sebagian kelompok masyarakat dan sikap kritis dari sejumlah tokoh, kehadiran Dr. Zakir Naik tetap disambut antusias oleh ribuan jamaah. Kekhawatiran kalau ceramah beliau akan provokatif dan mengganggu ketentraman umat beragama di Kota Malang tidak terbukti.

Beberapa organisasi seperti Muhammadiyah menyambut secara terbuka dan menjadikannya momen dakwah internasional, sementara kalangan Nahdlatul Ulama (NU) memberi catatan kritis terkait gaya dakwah perbandingan agama yang dinilai bisa menimbulkan polemik jika tidak kontekstual. Namun dalam pandangan peserta Marbot Academy, acara tersebut menjadi ruang belajar, baik dalam hal keilmuan, akhlak berdakwah, maupun manajemen kerelawanan umat.

Salah satu peserta yang menginspirasi adalah Muhammad Isma’il, karna Marbot Academy belum pernah menangani peserta tuna netra di angkatan-angkatan sebelumnya. Muhammad Isma’il (31 thn) adalah seorang penyandang disabilitas tuna netra yang ikut aktif dalam seluruh rangkaian kegiatan. Berangkat dari rumahnya di daerah Ampel Kejeron, Ismail panggilan akrabnya terlihat senang dan antusias mengikuti rangkaian acara.

Dengan semangat tinggi dia membawa beragam perlengkapan ibadah dan Al Qur’an braile yang merupakan  sebuah mushaf Alquran yang dirancang khusus bagi penyandang tunanetra. Dengan huruf-huruf timbul yang ada, para penyandang tunanetra akan lebih mudah membaca hanya dengan mengandalkan sensitifitas jari-jemari. Termasuk mengikuti kegiatan outdoor PLCC (Pesantren LIburan Camp Ceria) di Coban Rondo. Ia membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk berkontribusi.

 “Meskipun saya tidak bisa melihat seperti teman-teman lain, saya tetap ingin ikut berkontribusi untuk masjid. Di sini, saya merasa diterima dan dibimbing. Semangat mereka menular, dan saya jadi yakin bahwa keterbatasan bukan alasan untuk berhenti belajar dan memberi manfaat.”

— Muhammad Ismail, peserta Marbot Academy Angkatan 6

Marbot Academy Angkatan 6 bukan hanya tentang pelatihan teknis atau rutinitas ibadah, melainkan tentang menanamkan visi jangka panjang: membentuk generasi muda yang mencintai masjid, berakhlak mulia, dan siap menjadi pemimpin umat. Di tengah tantangan zaman yang kian kompleks, pembinaan seperti ini menjadi harapan baru, bahwa masjid tidak hanya dipenuhi oleh jamaah tua, tetapi juga oleh pemuda-pemuda yang bersemangat dan penuh dedikasi.

Sebagai kejutan dan kenang-kenangan kepada peserta Marbot Academy Angkatan 6, selain memperoleh ilmu yang bermanfaat, panitia juga memberikan uang saku. Nominal jumlahnya berbeda-beda sesuai asal dari peserta. Peserta terjauh datang dari dari kota Pekan Baru, Propinsi Riau. Semoga jejak yang ditorehkan dalam program ini terus melahirkan marbot-marbot tangguh yang menjaga cahaya Islam tetap menyala di setiap sudut negeri.

Kontributor Santri : Zufar Rauf Budiman

Editor : Toto Budiman


Eksplorasi konten lain dari 1miliarsantri.net

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Berikan Komentar Anda

Eksplorasi konten lain dari 1miliarsantri.net

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca