Redaksi

Menag Mengimbau Warga Untuk Hidup Berdampingan

Jakarta — 1miliarsantri.net : Kementerian Agama (Kemenag) menggelar acara “Rakor Sekber MB & Launching Grand Design: Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia” di Auditorium HM Rasjidi, Kemenag RI, Jl Thamrin, Jakarta Pusat. Dalam sambutannya, Menteri Agama (Menag) RI, Prof KH Nasaruddin Umar menegaskan tentang tugas Kemenag, khususnya lembaga badan moderasi beragama dan pengembangan sumber daya manusia (SDM). Menurut Prof Nasar, tugas Kemenag bukanlah menyatukan umat, melainkan memberikan pembelajaran tentang hidup berdampingan di tengah perbedaan. “Saya ulangi tugas kita selaku kementerian agama bukan untuk menyatukan umat, bukan itu yang priority, tapi bagaimana memberikan pembejaran terhadap umat ini bisa hidup berdampingan dengan perbedaan yang ada,” ujar Prof Nasarudin dalam siaran pers kepada mediaz Senin (16/12/2024). Dia menilai, pembelajaran untuk membiasakan hidup di tengah keberagaman jauh lebih penting dilakukan saat ini. Dengan bisa menghargai perbedaan, kata dia, maka dengan sendirinya persatuan akan terbangun sendirinya. “Jadi bukan bagaimana bersatu, tapi bagaimana membiasakan hidup di tengah perbedaan. Ini lebih urgen bagi kita,” sambung Imam Masjid Istiqlal Jakarta ini. Selain itu, Prof Nasar juga mengatakan, salah satu tantangan kementerian agama saat ini adalah bagaimana mengartikulasikan agama yang semula sebagai mitos menjadi logos, kemudian menjadi etos dan membentuk sebagai habbit (kebiasaan/laku baik). “Jadi mengamalkan apa yang ia yakini dan meyakini apa yang diamalkan. Mengetahui apa yang diamalkan, dan mengamalkan apa yang dia ketahui. Itulah umat beragama yang konstruktif. Jadi berangkat dari mitos, menjelma jadi logos, lalu menjadi etos (etik), lalu menjadi habbit. Kalau agama menjadi habbit kita semua, dengan sendirinya kerukukan beragama akan berjalan dengan sendirinya,” jelas Prof Nasar. Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI (Menko PMK), Pratikno menyoroti sosial media sebagai ruang yang harus diperhatikan secara serius bagi badan moderasi beragama. “Sosial media memberikan ruang kepada siapapun untuk mengupload apapun. Oleh karena itu, kita sebagai pejuang moderasi harus mengisi. Kalau tidak, ruang sosial media akan diisi oleh orang lain,” ujar Pratikno. Karena itu, Praktikno mendorong kepada badan moderasi beragama untuk berpikir lebih besar soal media sosial. Dia mengingatkan, agar ruang-ruang digital harus dikuasai. “Kita tidak lagi hanya berpikir bagaimana meningkatkan moderasi ini dengan cara-cara, mohon maaf eceran, tapi kita harus mikir dengan cara-cara grosiran. Jangan sampai chanel besar yang namanya media digital justru tidak kita kuasai. Itu merupakan satu strategi penting yang harus kita pikirkan,” pungkasnya. (rid) Baca juga :

Read More

Dua Doa Nabi yang Sederhana, Namun Sarat Makna

Rembang — 1miliarsantri.net : Ulama terkenal KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau yang lebih dikenal Gus Baha mengungkap tentang cara berdoa Nabi Muhammad SAW yang sederhana namun sarat makna. “Nabi itu cara berdoa itu indah sekali,” kata Gus Baha dikutip dari salah satu ceramahnya yang beredar dikutip Senin (16/12/2024). Pertama, doa Nabi yang diungkap Gus Baha adalah sebagai berikut: اللَّهُمَّ أَحْيِنِي مَا كَانَتْ الْحَيَاةُ خَيْرًا لِي. وَتَوَفَّنِي إِذَا كَانَتْ الْوَفَاةُ خَيْرًا لِي Allahumma ahyini ma kaanatil hayatu khairan li. Wa tawaffani idza kanatil wafatu khairan li. Artinya: “Ya Allah hidupkanlah aku selama hidup adalah lebih baik bagiku. Dan wafatkanlah aku apabila kematian adalah lebih baik bagiku.” Gus Baha juga mengutip potongan doa nabi yang terdapat dalam hadits Nabi berikut ini: اللَّهُمَّ اجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لِي فِي كُلِّ خَيْرٍ وَالْمَوْتَ رَاحَةً لِي مِنْ كُلِّ شَرٍّ Allahummaj’alil hayata ziyadatan li fi kullk khoirin wal mauta rohatan li min kulli syarrin Artinya: “Ya Allah jadikanlah kehidupan ini mempunyai nilai tambah bagiku dalam segala kebaikan dan jadikanlah kematianku sebagai kebebasanku dari segala kejahatan” (HR Muslim: 7078) Berdasarkan doa di atas, menurut Gus Baha, Nabi Muhammad sangat mudah memandang kehidupan dan kematian. “Segampang itu Nabi melihat kehidupan dan mati, mengajarkan kita, tentu mengajarkan kita,” ucap Gus Baha. Gus Baha mengatakan, mungkin saat ini tidak berbuat Zina atau melakukan korupsi. Namun, kata Gus Baha, semua potensi untuk melakukan perbuatan itu tetap ada. “Yang bisa mengakhiri potensi itu apa? Ya mati,” kata Gus Baha. Maka, tambah dia, mati bukanlah sebuah problem bagi orang-orang baik. “Kalau sampean anggap problem berarti agak kurang baik,” kata Gus Baha yang kemudian disambut dengan tawa jamaahnya. (hud) Baca juga :

Read More

Kisah Orang yang Murtad di Awal Islam

Jakarta — 1miliarsantri.net : Dalam catatan sejarah di masa awal Islam, ada seorang raja yang sudah masuk Islam, tetapi kemudian menjadi murtad. Hal itu terjadi di masa kekhalifahan Umar bin Khattab RA. Raja tersebut adalah Raja Ghossan bernama Jablah bin Ayham bin Harits Al-A’raaz bin Syamar Al-Ghossani. Raja Jablah penguasa negeri Syam saat akan di-Qishas oleh Khalifah Umar karena memukul hidung saudaranya seimannya saat menunaikan ibadah haji. Nasiruddin S.AG MM dalam bukunya “Kisah Keadilan Para Pemimpin Islam” menceritakan saat itu setelah Jablah masuk Islam, Ia hendak menunaikan kewajibannya sebagai seorang muslim untuk menunaikan ibadah haji ke kota Makkah. Karena Jablah merupakan orang penting ia mengirim surat ke Madinah pusat pemerintahan Khalifah Umar Bin Khattab atas rencananya akan menunaikan ibadah haji. “Surat itu isinya menginformasikan bahwa Jablah akan mengunjungi kota Madinah sebagai ibu kota pemerintahan Islam pada masa itu untuk bersilahturahmi dengannya setelah itu menunaikan ibadah haji,” katanya. Dengan senang hati Khalifah Umar Bin Khathab menerima maksud kedatangan tersebut. Umar berjanji akan melayaninya sebagai tamu kehormatan bagi khalifah di Ibu Kota Madinah. Jablah bin Ayham bin Harits Al-A’raaz bin Syamar Al-Ghossani pun bersiap-siap untuk berangkat ke Madinah sambil menyiapkan 500 orang yang terdiri dari keluarga kerajaan, kaum kerabat, handa taulan dan para pengawalnya untuk menunaikan ibadah haji di Kota Makkah. Ketika rombongan tersebut sudah memasuki kota Madinah, Jablah bin Ayham mengutus pengawalnya untuk menginformasikan ke kedatangannya kepada Khalifah Umar bin Khathab. Betapa senangnya khalifah mendengar kedatangan raja Ghossan itu. “Lalu Umar memerintahkan para penduduk kota Madinah menyambut kedatangannya sambil menyiapkan hidangan untuk tamu terhormat itu,” katanya. Sementara itu Jablah memerintahkan seratus orang pengawalnya untuk mengenakan pakaian ketentaraan yang terbuat dari sutra. Para pengawal tersebut dengan gagahnya mengendarai kuda yang berhiaskan emas, permata dan aneka hiasan lainnya. Sedangkan Raja Jablah sendiri mengenakan mahkota yang bertahtakan intan permata dan berlian yang indah dan mahal. Pada saat rombongan kerajaan Al-Ghossani memasuki gerbang kota Madinah para Penduduk Madinah, maka keluar penduduk kota tersebut, tua muda anak-anak, kaum remaja, kaum bapak, kaum ibu sorak sorai menyambut kedatangan Raja Ghossan tamu kehormatan Khalifah Umar bin Khattab. Sementara itu para janda dan anak gadis setempat sangat terheran-heran dengan pakaian yang dikenakan raja Jablah saat itu. “Semua memuji keindahan dan kemewahan pakaian kerajaan tersebut,” katanya. Ketika sampai di kota Madinah, Raja Jablah langsung menemui Khalifah Umar untuk memberi tahu kedatangannya. Khalifah Umar langsung menyambut kedatangannya dengan penuh penghormatan dan ramah tamah seorang khalifah terhadap pembesar negeri lainnya. “Assalamualaikum wahai amirul mukminin apa kabarnya Anda saat ini?” ” Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh,” jawab Khalifah Umar dengan penuh kehormatan. “Alhamdulillah berkat doa anda sekalian, sampai saat ini saya dalam keadaan sehat wal afiat,” kata Umar. Kemudian Umar Bin Khattab menjamu tamunya dengan ramah tamah serta menghidangkan makanan sebagai pengisi perut atas perjalanan yang melelahkan bagi raja Jablah Al-Ghossani bersama romobongan. Lalu keduanya ngobrol asik tentang kondisi keamanan dan kesejahteraan rakyat di negeri sekitar Syam. Tak lama kemudian, raja Jablah Al-Ghossani berkata kepada Khalifah Umar. “Wahai Amirul Mukminin sebenarnya kedatangan saya ke kota Makkah nanti adalah untuk menunaikan ibadah haji tahun ini,” katanya. Khalifah Umar pun menyambut positif maksud kedatangannya seraya berkata. ” Insya Allah saya juga akan melaksanakan ibadah haji tahun ini. Dan jika tidak keberatan bagaimana kita berangkat bersama-sama ke kota Makkah untuk menunaikan ibadah haji,” ajak Umar. Akhirnya Khalifah Umar bersama-sama berangkat bersama rombongan kerajaan Al-Ghossani untuk melaksanakan ibadah haji. Sesampainya di Kota Makkah mereka bersama-sama melaksanakan tawaf qudum sebagai tanda kedatangan mereka di Baitullah Ka’bah dan mereka berbaur dengan kaum Muslimin lainnya melaksanakan tawaf dengan khusu dan khidmat. Ketika Jablah sedang melakukan tawaf di sekeliling Ka’bah, tiba-tiba kain ihramnya tanpa disadari terinjak oleh kaki seorang lelaki dari bani Fazaroh, hingga terlepas dari tubuhnya. Betapa terkejut Jablah dengan hal itu. lalu dengan perasaan kesal ia pukul muka lelaki tersebut dengan tangannya hingga berdarah. Akhirnya lelaki dari bani Fazaroh itu tidak menerima perlakuan Jablah terhadapnya, karena ia melakukan hal itu tidak dengan sengaja. Kemudian ia datang dan mengadu kepada Khalifah Umar tentang perlakuan raja Ghossan itu terhadapnya. “Umar memang seorang khalifah yang sangat arif dan bijaksana serta memperhatikan pengaduan rakyat kecil dan keluhan umatnya,” katanya. Maka, ia pun mendengarkan semua pengaduannya tersebut serta mengakomodasikan untuk dicarikan jalan keluar yang terbaik baginya. Setelah itu ia mengutus seseorang untuk memanggil Jablah agar menghadapnya Umar bertanya. “Hai Jablah, benarkah anda telah memukul seorang lelaki dari bani Fazaroh ketika ia sedang tawaf di sekeliling Ka’bah? “Tanya Khalifah Umar kepada Jablah. Dengan angkuh Jablah menjawab, “Benar Amirul Mukminin. Memang benar saya telah memukul hidung lelaki itu karena ia dengan sengaja telah menginjak kain ihram saya, hingga akhirnya terlepas dari tubuh saya. Kalau seandainya saja bukan karena kemuliaan Ka’bah baitullah aku sudah saya tebas batang lehernya! “. Lalu Umar berkata, “Baiklah, karena anda telah melakukan perbuatan yang menyakiti orang lain, maka sebaiknya minta maaf kepadanya, dan kalau tidak saya akan memerintahkan kepadanya untuk menuntut balas atas perbuatan anda tersebut. Karena bagaimanapun anda tidak boleh berbuat sewenang-wenang terhadap sesama muslim!” Jablah terkejut dan balik bertanya, “Apa yang akan anda lakukan terhadap saya, hai Amirul mukminin?” Umar menjawab, saya akan menyuruh lelaki dari bani Fazaroh yang pernah anda cederai untuk memukul hindung anda.” Betapa terkejutnya Jablah mendengar ucapan Khalifah Umar bin Khathab itu saya bertanya. “Ya Amirul mukminin, bagaimana mungkin hal itu dapat terjadi? anda sendiri telah mengetahui, bahwa saya ini adalah seorang pembesar dari negeri Syam, sedangkan lelaki itu hanyalah rakyat jelata. Dengan tegas Khalifah Umar berkata kepadanya. “Ketahuilah olehmu hai Jablah sesungguhnya Islam itu telah mempersatukan anda sebagai seorang pembesar suatu kaum dengan lelaki tersebut yang hanya rakyat jelata. Sebenarnya antara anda dengannya tidak ada keistimewaan apa-apa, kecuali keimanan dan ketakwaan.” Namun Jablah menyambutnya dengan jawaban yang tidak menyenangkan, “Saya mengira bahwa saya akan menjadi lebih mulia dan dihormati setelah saya memeluk agama Islam. Akan tetapi, pada kenyataannya saya malah lebih diabaikan dari sebelumnya.” Khalifah Umar mulai kesal dan berkata kepadanya. “Sudahlah, anda jangan banyak berkomentar! Kalau anda tetap bersikeras untuk tidak minta maaf kepada lelaki itu, maka saya akan suruh dia untuk menuntut balas kepada anda.” Tetapi, Jablah tetap bersikeras dan tidak mau minta maaf…

Read More

Ratusan Warga Sipil Tewas dan Terluka dalam Bentrokan di Suriah

Mskow — 1miliarsantri.net : Ratusan warga sipil, sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas dan terluka dalam dua pekan terakhir di Suriah, sementara rumah sakit kewalahan menghadapi jumlah korban yang tinggi, menurut Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA). “Warga sipil telah membayar harga yang sangat mahal setelah dua minggu konflik, dengan ratusan tewas dan terluka, termasuk proporsi yang signifikan dari perempuan dan anak-anak.” “Di barat laut Suriah saja, setidaknya 75 warga sipil, termasuk 28 anak dan 11 perempuan, tewas akibat konflik yang terjadi antara 26 November hingga 8 Desember, menurut data yang diverifikasi oleh otoritas kesehatan setempat. Setidaknya 282 orang lainnya terluka, termasuk 106 anak dan 56 perempuan,” kata organisasi itu dalam sebuah pernyataan pada Senin (16/12/2024). Rumah sakit di seluruh Suriah kewalahan akibat jumlah korban luka yang tinggi, dengan anak-anak khususnya mengalami trauma psikologis, tambah pernyataan itu. Selain itu, kota-kota Suriah seperti Damaskus, Hama, dan Deir ez-Zor menghadapi kekurangan makanan, dengan harga roti melonjak hingga 900 persen dalam dua pekan terakhir di Aleppo dan Idlib. “Meski menghadapi tantangan dan lingkungan yang tidak stabil, PBB dan mitra-mitranya terus menjalankan kegiatan selama situasi keamanan memungkinkan,” sambung pernyataan tersebut. Pernyataan itu juga mencatat bahwa pembatasan pergerakan, termasuk jam malam, menghambat aliran barang dan jasa. “Serangan udara dan konflik lainnya terus dilaporkan di Damaskus, pinggiran kota Damaskus, Dar’a, dan As-Sweida. Beberapa laporan menyebutkan adanya penjarahan gudang bantuan, termasuk milik badan PBB dan Bulan Sabit Merah Arab Suriah (SARC), hingga 9 Desember, namun laporan ini masih perlu dikonfirmasi,” ujar OCHA. Kelompok bersenjata Suriah berhasil merebut ibu kota Damaskus pada Minggu (8/12/2024). Perdana Menteri Suriah Mohammad Ghazi al-Jalali menyatakan bahwa ia dan 18 menteri lainnya memutuskan untuk tetap berada di Damaskus. Al-Jalali juga menyebutkan bahwa ia tengah menjalin komunikasi dengan pemimpin kelompok militan yang telah memasuki kota. Kementerian Luar Negeri Rusia menyampaikan bahwa Presiden Bashar Assad telah mengundurkan diri dan meninggalkan Suriah setelah melakukan negosiasi dengan beberapa pihak yang terlibat dalam konflik Suriah. (rom) Baca juga :

Read More

Persiapan Haji 2025, Fokus pada Keamanan dan Inklusivitas Jemaah

Jakarta — 1miliarsantri.net : Dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan ibadah haji 1446 H/2025 M, Kementerian Agama mengangkat tema “Haji Inklusif, Inovatif, dan Kolaboratif untuk Kenyamanan dan Keamanan Jemaah.” Hal ini diungkapkan oleh Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Dirjen PHU) Hilman Latief, Ahad (15/12/2024). “Kami berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik, terutama bagi kelompok rentan seperti lansia dan penyandang disabilitas. Kenyamanan dan keamanan jemaah menjadi prioritas utama,” terang Hilman. Ia menambahkan, salah satu langkah yang diambil adalah memastikan kesiapan jemaah melalui edukasi dan latihan fisik seperti berjalan kaki. Aktivitas ini dinilai penting mengingat banyaknya ritual yang memerlukan ketahanan tubuh selama berada di Tanah Suci. Hilman juga menyoroti pentingnya menghindari jalur pemberangkatan haji ilegal. “Kita terus mengingatkan calon jemaah agar tidak tergiur oleh tawaran ‘jalur cepat’ menggunakan visa non-haji. Hal ini berpotensi menimbulkan masalah, termasuk insiden seperti di Muzdalifah pada 2023,” jelasnya. Kuota haji tahun depan telah ditetapkan sebanyak 221.000 orang, dengan peluang adanya tambahan kuota yang masih menunggu konfirmasi. Hilman berharap semua jemaah mempersiapkan diri secara maksimal agar dapat menjalankan ibadah dengan lancar dan memperoleh haji mabrur. (wink) Baca juga :

Read More

Gua Hira, Tempat Sejarah Sangat Penting Bagi Umat Islam

Jakarta — 1miliarsantri.net : Gua Hira merupakan tempat yang sangat penting dalam sejarah Islam. Tempat inilah awal mula wahyu pertama diturunkan kepada Rasulullah Muhammad SAW. Terletak di Jabal Nur, Gua Hira menjadi saksi momen besar yang kemudian mengubah jalannya sejarah umat manusia. Gua Hira terletak di sekitar enam kilometer sebelah utara kota Makkah. Meskipun peranannya besar dalam sejarah Islam, ukuran Gua Hira sebenarnya tidak luas. Panjangnya hanya sekitar 2 meter, lebarnya sekitar 1,3 meter, dan tingginya sekitar 1,5 meter, cukup sempit untuk sekadar duduk dan beribadah. Meski kecil, Gua Hira memiliki suasana hening dan tenang. Menurut berbagai riwayat, sebelum di angkat menjadi nabi, Rasulullah SAW. sering mengalami kegelisahan yang mendalam melihat kehidupan masyarakat di sekitarnya yang penuh dengan penyembahan berhala, ketidakadilan, dan praktik-praktik yang tidak manusiawi. Beliau merasa terpanggil untuk menemukan pencerahan dan kebenaran, yang kemudian membawanya melakukan perjalanan spiritual di Gua Hira. Pada usia 40 tahun, tepatnya di bulan Ramadan, peristiwa besar terjadi. Malaikat Jibril datang kepada beliau untuk menyampaikan wahyu pertama dari Allah SWT yang berbunyi:ٱقْرَأْ بِٱسْمِ رَبِّكَ ٱلَّذِى خَلَقَ Artinya: “Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan.” (QS. Al-‘Alaq: 1). Ayat ini adalah perintah langsung dari Allah Swt. yang menandakan awal mula turunnya Al-Quran. Dengan wahyu ini, nabi Muhammad SAW pun diangkat menjadi Rasul Allah, dan sejak saat itu dimulailah tugasnya untuk menyebarkan ajaran Islam kepada seluruh umat manusia. Sejarah Gua Hira ini menjadi sangat penting karena wahyu pertama inilah yang menjadi titik tolak ajaran Islam. Apa yang Rasulullah Lakukan di Gua Hira? Di Gua Hira, Rasulullah Muhammad SAW. melakukan sebuah bentuk perenungan mendalam yang dikenal dengan istilah uzlah. Uzlah adalah kegiatan menyendiri dengan tujuan untuk menjernihkan pikiran dan memfokuskan hati kepada Allah. Melalui uzlah, Nabi Muhammad saw. berupaya untuk merenungkan kebesaran alam semesta dan memandang segala sesuatu dengan penuh makna dan kedalaman. Uzlah ini bukan hanya sekadar menyendiri secara fisik, namun juga melibatkan pemusatan jiwa dan raga dalam sebuah perenungan yang dalam. Rasulullah Muhammad SAW beruzlah untuk merenungkan hakikat kehidupan, keindahan alam, dan kebesaran Tuhan. Aktivitas uzlah yang dilakukan beliau di Gua Hira membebaskannya dari segala distraksi kehidupan sehari-hari, dan memberikan ruang bagi beliau untuk menyatu dengan alam semesta serta mendekatkan diri kepada hakikat yang agung. Saat melakukan uzlah di Gua Hira, Rasulullah Muhammad SAW sering kali merasa terasing dari kehidupan masyarakat Makkah yang penuh dengan kebiasaan menyembah berhala dan berbagai kezaliman lainnya. Dengan demikian, uzlah di Gua Hira menjadi waktu yang sangat berarti bagi Rasulullah Muhammad SAW dalam memperkuat hubungan spiritualnya dan mempersiapkan diri untuk menerima tugas kenabian yang besar. Gua Hira memiliki makna spiritual yang dalam bagi umat Islam. Tempat ini mengajarkan kepada kita pentingnya kesunyian, perenungan, dan keterhubungan dengan Sang Pencipta. Bagi Rasulullah Muhammad SAW Gua Hira bukan sekadar tempat fisik, tetapi juga ruang spiritual yang memberinya kekuatan dan kedamaian untuk memahami hakikat hidup. Gua Hira menunjukkan bahwa dalam keheningan dan ketenangan, seseorang dapat menemukan makna sejati dan memperoleh pencerahan dari Allah Swt. Kisah tentang Gua Hira dan uzlah yang dilakukan Rasulullah Muhammad SAW mengajarkan kepada kita bahwa kehidupan membutuhkan waktu untuk merenung dan introspeksi. Terkadang, kita harus berani melepaskan diri dari kebisingan dunia agar dapat memahami tujuan hidup kita dengan lebih baik. Makna spiritual Gua Hira tidak hanya berlaku bagi Rasulullah Muhammad SAW saja, tetapi juga bagi kita sebagai umat Islam. Gua ini menjadi simbol bahwa pencarian kebenaran dan pencerahan tidak selalu berada di tempat yang ramai, tetapi bisa ditemukan di tempat yang sepi dan jauh dari gangguan. (jeha) Baca juga :

Read More

Terowongan Istiqlal-Katedral Permudah Akses Wisata Religi

Jakarta — 1miliarsantri.net : Presiden Prabowo Subianto bersama Menteri Agama (Menag) Prof. KH Nazaruddin Umar meresmikan Terowongan yang menghubungkan halaman Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral, Kamis (12/12/ 2024). Menag Nasaruddin mengatakan terowongan tersebut akan mempermudah akses masyarakat yang ingin melakukan wisata religi di kedua bangunan bersejarah ini. “Rencananya nanti terowongan ini bukan hanya berfungsi sebagai tempat untuk lalu-lalang antara dua rumah ibadah ini, tapi juga nanti mungkin suatu waktu bisa kita lakukan semacam arena tersendiri untuk memamerkan galeri-galeri terbatas. Bahkan juga pernah kita pakai sebagai interfaith meeting, karena itu menambah nilai historicalnya,” terang Menag kepada 1miliarsantri.net, Ahad (15/12/2024). Terowongan ini dirancang tidak hanya sebagai jalur penghubung, tetapi juga sebagai ruang untuk interaksi lintas agama. “Insya Allah semua masyarakat bisa mengakses terowongan itu,” sambung Menag Nasaruddin. Masyarakat diharapkan dapat lebih mudah mengakses kedua rumah ibadah, baik untuk kegiatan ibadah maupun wisata religi. (Iin) Baca juga :

Read More

Mengenal Murtad dan Dua Hal Penentunya

Jakarta — 1miliarsantri.net : Jika ada orang non Muslim masuk Islam, maka itu disebut mualaf. Maka, apakah sebutan orang Muslim yang memutuskan keluar dari agama Islam? Jawabannya adalah murtad. Murtad berasal dari akar kata riddah atau irtidad yang berarti kembali. Istilah murtad berarti keluar dari agama Islam dalam bentuk niat, perkataan, atau perbuatan yang menyebabkan seseorang menjadi kafir atau tidak beragama sama sekali. Pada awal sejarah Islam, istilah riddah dihubungkan dengan kembalinya beberapa kabilah Arab, selain Quraisy dan Saqif, dari Islam kepada kepercayaan lama setelah wafatnya Rasulullah Muhammad SAW. Saat itu, sejumlah kabilah yang murtad menuntut dihilangkannya kewajiban sholat dan meminta dihilangkannya kewajiban membayar zakat. Khalifah Abu Bakar as-Sidiq memerangi kabilah-kabilah yang murtad itu sehingga meletuslah Perang Riddah. Menurut Ensiklopedia Islam terbitan Ichtiar Baroe Van Hoeve, beberapa perbuatan yang dikelompokkan sebagai perilaku murtad antara lain adalah pengingkaran adanya pencipta, peniadaan rasul-rasul Allah SWT, dan penghalalan perbuatan yang disepakati haram serta pengharaman perbuatan yang disepakati halal. Kemurtadan, menurut Ensiklopedia Islam, berarti batalnya nilai religius perbuatan orang yang bersangkutan. Kembali kepada kekafiran setelah beriman berarti terputusnya hubungan dengan Allah SWT. Hal itu antara lain dijelaskan dalam surah Al-Baqarah [2] ayat 217: وَمَنْ يَّرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِيْنِهٖ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَاُولٰۤىِٕكَ حَبِطَتْ اَعْمَالُهُمْ فِى الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِۚ وَاُولٰۤىِٕكَ اَصْحٰبُ النَّارِۚ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ wa may yartadid mingkum ‘an dînihî fa yamut wa huwa kâfirun fa ulâ’ika ḫabithat a‘mâluhum fid-dun-yâ wal-âkhirah, wa ulâ’ika ash-ḫâbun-nâr, hum fîhâ khâlidûn Barang siapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu mati dalam kekafiran, mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan akhirat dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” Seseorang dianggap murtad apabila telah mukalaf dan menyertakan kemurtadannya secara terang-terangan atau kata-kata yang menjadikannya murtad atau perbuatan yang mengandung unsur-unsur kemurtadan. Menurut Ensiklopedia Islam, berlakunya kemurtadan ditentukan oleh dua hal. Pertama, berakal. Tidak sah kemurtadan orang gila atau anak kecil yang belum berakal. Kedua, memiliki kebebasan dan kemerdekaan bertindak serta menentukan pilihan. Seseorang yang dipaksa murtad, sedangkan hatinya masih tetap dalam keadaan beriman, tak bisa disebut murtad. Orang yang murtad, menurut fikih, kehilangan hak perlindungan atas jiwanya. Selain itu, orang yang murtad juga gugur dan hilang hak-hak perdatanya, kepemilikannya, dan batal perkawinannya. Para ulama menetapkan, jika orang tersebut masuk Islam lagi, semua haknya yang hilang akan dikembalikan. Dalam hal waris, secara umum orang murtad tak dapat mewarisi dari pihak mana pun, baik dari pihak Muslim maupun kafir, karena tak mempunyai wali dan tak diakui oleh Islam. Sebagian ulama berpendapat, kemurtadan merupakan penghalang khusus atas pewarisan, bukan perbedaan agama. Menurut jumhur (kesepakatan) ulama, harta benda orang murtad tak dapat diwarisi. Namun, sebagian pengikut Abu Hanifah berpendapat hartanya boleh diwarisi. Harta, menurut Abu Hanifah, adalah yang didapatkan dalam keadaan Islam, sedangkan yang didapatkan dalam keadaan murtad menjadi rampasan (fai) bagi kas negara. (yan) Baca juga :

Read More

Makam Ayah Bashar Al-Assad Dibakar Habis Karena Rezim Jatuh

Qardania — 1miliarsantri.net : Milisi perlawanan Suriah telah menghancurkan makam mendiang presiden Hafez al-Assad, ayah dari presiden terguling Bashar, di kampung halaman keluarga tersebut. Video yang diverifikasi oleh BBC menunjukkan orang-orang bersenjata meneriakkan yel-yel saat mereka berjalan di sekitar mausoleum yang terbakar di Qardaha, di barat laut wilayah pesisir Latakia. Pemberontak yang dipimpin oleh kelompok Islam Hayat Tahrir al-Sham (HTS) menyapu seluruh Suriah dalam serangan kilat yang menggulingkan kekuasaan 54 tahun dinasti Assad. Bashar al-Assad telah melarikan diri ke Rusia di mana dia dan keluarganya diberikan suaka. Patung-patung dan poster-poster mendiang presiden Hafez dan putranya Bashar telah dirobohkan di seluruh negeri untuk menyemangati warga Suriah yang merayakan berakhirnya kekuasaan mereka. Seperti dilaporkan BBC, Bashar al-Assad secara brutal menumpas pemberontakan pro-demokrasi yang damai, memicu perang saudara yang menghancurkan lebih dari setengah juta orang terbunuh dan 12 juta lainnya terpaksa meninggalkan rumah mereka. Sementara, Hafez al-Assad memerintah Suriah dengan kejam dari 1971 hingga kematiannya pada 2000, ketika kekuasaan diserahkan kepada putranya. Assad dilahirkan dan dibesarkan di keluarga Alawi, sebuah cabang dari Islam Syiah dan agama minoritas di Suriah, yang pusat populasi utamanya berada di provinsi Latakia dekat pantai Mediterania, tak jauh dari perbatasan dengan Turki. Banyak warga Alawi – yang jumlahnya sekitar 10% dari populasi negara tersebut – merupakan pendukung setia Assad selama mereka berkuasa dalam waktu lama. Beberapa dari mereka kini khawatir kalau-kalau mereka menjadi sasaran pemberontak yang menang. Pada Senin, delegasi pemberontak yang terdiri dari anggota HTS dan kelompok Muslim Sunni lainnya, Tentara Pembebasan Suriah, bertemu dengan para tetua Qardaha dan menerima dukungan mereka. Demikian menurut kantor berita Reuters. Delegasi pemberontak menandatangani sebuah dokumen, yang menurut laporan Reuters menekankan keragaman agama dan budaya di Suriah. HTS dan faksi pemberontak sekutunya menguasai ibu kota Suriah, Damaskus, pada hari Minggu setelah perang saudara selama bertahun-tahun. Pemimpin HTS Abu Mohammed al-Jolani, yang kini mulai menggunakan nama aslinya, Ahmed al-Sharaa, adalah mantan milisi yang memutuskan hubungan dengan Alqaidah pada 2016. Dia baru-baru ini berjanji memberikan toleransi terhadap kelompok dan komunitas agama yang berbeda. Utusan PBB untuk Suriah mengatakan para pemberontak harus mengubah ‘pesan baik’ mereka menjadi praktik di lapangan. Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS mengatakan Washington akan mengakui dan sepenuhnya mendukung pemerintahan Suriah di masa depan selama proses tersebut muncul melalui proses yang kredibel dan inklusif serta menghormati kelompok minoritas. HTS telah menunjuk pemerintahan transisi yang dipimpin oleh Mohammed al-Bashir, mantan kepala pemerintahan pemberontak di barat laut, hingga Maret 2025. Bashir memimpin pertemuan di Damaskus pada hari Selasa yang dihadiri oleh anggota pemerintahan barunya dan mantan kabinet Assad untuk membahas transfer portofolio dan institusi. Dia mengatakan sudah waktunya bagi masyarakat untuk “menikmati stabilitas dan ketenangan” setelah berakhirnya rezim Assad. Di Damaskus, koresponden BBC melihat tanda-tanda kehidupan mulai kembali normal, dengan orang-orang kembali bekerja dan toko-toko dibuka kembali. Joud Insani, yang bekerja di sebuah toko coklat di ibu kota Suriah, mengatakan kepada BBC bahwa dia bisa membukanya ‘tanpa rasa takut’, dan menambahkan bahwa dia melihat adanya perubahan yang disambut baik dalam jenis pelanggan yang berkunjung. “Kami membuka kembali tanpa rasa takut karena masyarakat yang kami layani sekarang tidak melakukan intimidasi sama sekali,” ujarnya. Sebelumnya, setiap orang yang datang untuk membeli dari kami mewakili seorang jenderal atau menteri yang setia kepada rezim Assad. Sekarang, syukurlah, hal itu tidak lagi terjadi.” Di salah satu pasar makanan dan sayuran terkenal di Damaskus, seorang penjual mengatakan kepada BBC, “Sekarang kita punya oksigen di udara.” Sementara pria lain mencatat bahwa ada “perayaan yang berkelanjutan mulai sekarang”. Di lingkungan Joubar, reuni emosional telah terjadi di kubu oposisi lama, lebih dari 90% di antaranya telah hancur. Monawwar al Qahef dan suaminya Muhammad kembali untuk pertama kalinya dalam 12 tahun. Pasangan itu menangis saat melihat rumah dua lantai mereka, yang telah direduksi menjadi tumpukan batu beton di sekeliling satu dinding melengkung. (taq) Baca juga :

Read More

Bukti Gunung Muria Dulu Dipisah Selat dari Pulau Jawa

Semarang — 1miliarsantri.net : Pegunungan Kendeng dikenal sebagai penghasil kayu jati yang berkualitas sebagai bahan kapal jung. Dulu Pegunungan Kendeng berada di wilayah pesisir utara Pulau Jawa, berhadapan dengan pesisir selatan Pulau Muria. Keduanya dipisah oleh selat yang bernama Selat Muria. “Kawasan Selat Muria telah lama dikenal memiliki galangan kapal Jung Jawa,” terang Ahmad Buchori Masruri. Di Pulau Muria ada Gunung Muria, di bagian selatan ada Perbukitan Patiayam. “Daerah Patiayam secara stratigrafis memiliki enam litologi utama yang merupakan produk sedimentasi maupun hasil aktivitas vulkanik Gunung Muria,” kata Ahmad Buchori Masruri. Ahmad Buchori Masruri menyebut, di Semenanjung Muria terdapat tiga gunung api maar. Yaitu Maar Bambang, Maar Gunungrowo, dan Maar Gembong. Gunung api maar terbentuk akibat letusan di bawah permukaan air. “Maar tersebut merupakan hasil erupsi gunung api monogenesis sebagai produk interaksi antara sumber panas (magma) dan air bawah permukaan dan batuan dasar karbonat,” jelas alumnus Pendidikan Sejarah UNS itu. Di masa lalu, Selat Muria berfungsi sebagai tempat pengumpulan komoditas yang didapat dari Pulau Muria dan dari Pegunungan Kendeng di Pulau Jawa. Demak dan Jepara berada di barat daya Pulau Muria dan menjadi pelabuhan utama. Dari pelabuhan ini, komoditas dibawa ke berbagai negeri, hingga ke Malaka. “Kapal dagang milik orang Jawa menguasai jalur rempah yang sangat vital (Maluku, Jawa, Malaka),” kata Ahmad Buchori Masruri. Oleh karena itu, orang Jawa ada banyak di Malaka. Baik sebagai saudagar maupun sebagai nakhoda kapal. Banyak pula tukang kayu dari Jawa di Malaka. Mereka terampil membangun galangan kapal. Tapi Selat Muria kemudian mengalami pendangkalan. Endapan fluvio-marin dari berbagai sungai di Jawa terkumpul di Selat Muria. “Fluvial adalah istilah yang merujuk pada proses yang terkait dengan sungai dan aliran serta endapan dan bentang alam yang dihasilkan,” jelas Achmad Buchori Masruri. Pada 1650-an, Selat Muria sudah tidak bisa dilalui kapal besar. Mengutip laporan tahun 1656-1657, Ahmad Buchori Masruri menyebut, Tumenggung Natairnawa mengusulkan diadakannya pengerukan pada 1657. Pendangkalan Selat Muria itu telah memunculkan wilayah baru. Sekarang menjadi wilayah Kabupaten Kudus, Pati, dan Rembang. VOC yang sudah berkuasa di Tanah Jawa mendapat izin dari Mataram membangun galangan kapal di Rembang. Itu terjadi pada 1677. Kayu jati dari Rembang, Blora, dan Grobogan dibawa ke galangan untuk dibuat menjadi kapal. VOC mempekerjakan orang Kalang yang sudah lama dikenal sebagai terampil mengolah kayu. Buku Sejarah Kehutanan Indonesia yang disusun Departemen Kehutanan pada 1986 menyebut, VOC mendapat kontrak dari Pakubuwono II untuk mengelola hutan di Jawa. Itu terjadi pada tahun 1733. Kontrak itu mewajibkan Mataram menyetor kayu jati dari Jawa –termasuk dari hutan di Gunung Muria, yang masuk wilayah Jepara, Kudus, Pati– kepada VOC. Jumlahnya mencapai 8.500 balok jati setiap tahun., Hingga abad ke-19, galangan kapal di Rembang –wilayah yang terbentuk setelah terjadinya pendangkalan Selat Muria– masih memproduksi kapal. Produknya mencapai delapan kapal per tahun dan 700 bahtera per tahun. Kini, Pulau Muria telah satu daratan dengan Pulau Jawa. Tapi, Perbukitan Patiayam meninggalkan catatan paleonologis dengan beragam fosil vertebrata dan avertebrata. Menurut catatan yang didapat oleh Ahmad Buchori Masruri, fosil vertebrata yang sudah didentifikasi ada kerbau purba, banteng, keluarga babi hutan, keluarga gajah purba, keluarga kuda nil, keluarga harimau, da keluarga penyu. Sedanhkan fosil avertebrata ada dari kelas moluska. (jeha) Baca juga :

Read More