Setahun Konflik Palestina-Israel Telan 42.000 Korban Jiwa

Jakarta — 1miliarsantri.net : Oktober 2024 menjadi menandai setahun konflik antara Palestina dengan Israel. Konflik besar yang dimulai pada 7 Oktober 2023 lalu ini diperkirakan menelan korban jiwa sebanyak 42.000 warga Palestina.
Terkait konflik yang berkepanjangan itu, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Cholil Staquf (Gus Yahya) menegaskan pentingnya menghentikan kekerasan di Gaza.
Ia menekankan bahwa apapun alasannya, kekerasan harus diakhiri sebelum menyoal hal lain. Hal itu diungkapkan sebagai respons atas terjadinya konflik yang berujung pada genosida di Gaza, Palestina yang telah berlangsung selama setahun, sejak 7 Oktober 2023 lalu.
“Kami sudah menyatakan, sejak itu (perang) meletus, pernyataan kami adalah hentikan kekerasan, hentikan kekerasan segera. Apapun alasannya, urusan yang lain, soal nanti kita berunding, tapi berhenti dulu kekerasan,” kata Gus Yahya.
Dia juga memperingatkan, konflik yang tidak berkesudahan itu juga menjalar ke negara-negara tetangga yakni Lebanon, Iran, dan Yaman. Gus Yahya mewanti-wanti bahwa konflik yang tidak segera diatasi itu dapat mengancam dunia dari bayang-bayang perang besar.
“Karena kalau kekerasan tidak berhenti, kekerasan apapun, selama tidak dihentikan, dia akan terus meluas, dan karena ini tidak dihentikan sampai sekarang, ini akan terus meluas,” ucapnya.
Kalau tidak dihentikan, jangan kaget kalau kemudian meluas sampai kita berada dalam ancaman perang besar yang luar biasa berbahaya bagi dunia,” tambah Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang, Jawa Tengah itu. Dalam konteks ini, PBNU mendorong dialog dan diplomasi dalam menghadapi situasi krisis di Gaza.
Sementara itu, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mu’ti menyampaikan duka cita, dan Muhammadiyah terus berkomitmen untuk membantu rakyat Palestina supaya lepas dari penjajahan Israel.
Muhammadiyah melalui Lazismu dan Muhammadiyah AID, kata Mu’ti, terus membantu rakyat Palestina baik dalam bentuk barang dan lain sebagainya, termasuk bantuan di bidang pendidikan bagi anak-anak Palestina terdampak konflik berkepanjangan.
Muhammadiyah senantiasa berupaya membangun perdamaian, tidak hanya membantu ketika terjadi konflik, melainkan juga ikut andil membangun masa depan yang damai melalui bantuan di bidang pendidikan bagi anak-anak Palestina.
“Apa yang dilakukan Muhammadiyah untuk membantu Palestina telah berjalan jauh sebelum kasus terakhir pada Oktober 2023. Muhammadiyah memberikan perhatian sangat serius terhadap isu di Gaza terutama pada edukasi,” kata Mu’ti.
Guru Besar Bidang Pendidikan Agama Islam ini menyampaikan, Muhammadiyah saat ini telah memiliki lembaga pendidikan tingkat dasar di Lebanon yang diperuntukkan bagi anak-anak Palestina. Tidak hanya satu, tapi Muhammadiyah telah mendirikan dua sekolah untuk mereka pada 2020 dan 2022.
“Jadi, Muhammadiyah berusaha fokus pada satu aspek yang juga penting dalam pemenuhan hak asasi manusia yakni hak atas pendidikan bagi para pengungsi, khususnya pengungsi Palestina di Beirut,” katanya.
Pendidikan sebagai pemenuhan hak asasi manusia, Muhammadiyah juga memberikan beasiswa kepada rakyat Palestina yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Beasiswa tersebut dapat diakses di Perguruan Tinggi Muhammadiyah-’Aisyiyah (PTMA). (rid)
Baca juga :
- 220.000 Jamaah Haji Memasuki Arab Saudi, Didominasi Jamaah Haji Indonesia
- Arab Saudi Tangkap Hampir 16.000 Dan Proses Hukum 25.689 Orang Diawal Musim Haji 2025, Ini Penjelasannya
- Santri Ponpes Al Imam Berlaga Hingga Grand Final Olimpiade Sains Pelajar 2025 Kabupaten Kediri
- Arab Saudi Perketat Aturan Haji Terkait Larangan Visa Selain Visa Haji, Ini Penjelasan Kemenag
- 212.242 Jamaah Reguler Lunasi Biaya Haji Jelang Penutupan