Ketua PBNU Minta Kurikulum Aswaja NU Segera Diluncurkan

Jakarta — 1miliarsantri.net : Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) H Muhammad Faesal meminta agar Kurikulum Ahlussunnah wal Jamaah Nahdlatul Ulama yang disusun Lembaga Pendidikan Ma’arif NU bisa segera diluncurkan dan disebarkan. Hal tersebut disampaikan Faesal saat Puncak Harlah Ke-95 LP Ma’arif NU di Hotel Yuan Garden, Pasar Baru, Jakarta Pusat, Kamis (19/9/2024) lalu.
“Kami berharap kurikulum Aswaja Nahdatul Ulama tidak boleh berhenti, (segera) luncurkan dan sebarkan karena daerah-daerah menunggu Kurikulum Aswaja Nahdlatul Ulama ini,” terangnya kepada 1miliarsantri.net, Senin (23/9/2024).
Ia juga meminta LP Ma’arif NU untuk mempercepat kurikulum Aswaja untuk meluruskan sejarah NU ke jalur yang benar dan mempersiapkan generasi muda yang kuat.
“Kami minta segera (luncurkan) kurikulum Aswaja karena pelencengan-pelencengan sejarah sudah kita temukan. Oleh karena itu, dengan kurikulum Ahlussunnah wal Jamaah NU ini bisa mengembalikan sejarah NU kepada jalur yang benar dan paling tidak mempersiapkan generasi-generasi muda kita memiliki perisai kuat yaitu Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyah,” jelasnya.
Faesal mengharapkan kurikulum ini dapat segera diimplementasikan, disosialisasikan, dan dijalankan. Ia juga mengapresiasi LP Ma’arif NU yang selalu menghidupkan kegiatan di bidang pendidikan.
“LP Maarif PBNU luar biasa, hampir setiap bulan melaksanakan kegiatan di bidang pendidikan dan pengajaran dan saya kira ini tidak boleh berhenti, percayalah kalau LP Ma’arif NU berhenti, bubar pendidikan Nahdlatul Ulama,” lanjutnya.
Faesal juga mengungkapkan rasa bangganya kepada seluruh pemenang Olimpiade Sains dan Matematika.
“Yang kami banggakan seluruh pemenang Olimpiade Sains dan Matematika LP Ma’arif yang sungguh sangat luar biasa,” ungkapnya.
Dalam kesempatan ini, ia juga menyampaikan pesan dari Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf mengenai fenomena yang dihadapi dalam perubahan peradaban saat ini.
“Fenomena perubahan peradaban baru meliputi perubahan tatanan politik internasional, perubahan democratie dan keluarga, perubahan dalam standar norma-norma, dan perubahan globalisasi,” tegasnya.
Dia mengungkapkan, kunci untuk menghadapi fenomena perubahan tersebut adalah pendidikan, dan NU berkewajiban menyiapkan generasi muda yang siap berhadapan dengan perubahan-perubahan.
“Transformasi pendidikan tidak mungkin kita abaikan, transformasi teknologi tidak mungkin kita abaikan, karena jika kita abaikan percayalah kita pasti akan ketinggalan bahkan kita akan tergerus oleh perubahan,” pungkasnya. (rid)
Baca juga :
- Arab Saudi Tangkap Hampir 16.000 Dan Proses Hukum 25.689 Orang Diawal Musim Haji 2025, Ini Penjelasannya
- Santri Ponpes Al Imam Berlaga Hingga Grand Final Olimpiade Sains Pelajar 2025 Kabupaten Kediri
- Arab Saudi Perketat Aturan Haji Terkait Larangan Visa Selain Visa Haji, Ini Penjelasan Kemenag
- 212.242 Jamaah Reguler Lunasi Biaya Haji Jelang Penutupan
- Pemerintah Arab Saudi Larang Jamaah Tanpa Visa Haji Masuk Makkah, Simak 4 Aturan Terbaru