Hadits ke-17 Arbain Nawawi: Perintah Berbuat Baik

Jakarta — 1miliarsantri.net : Allah Subhanahu wa taala memerintahkan umat manusia untuk senantiasa baik kepada siapapun, baik kawan maupun lawan. Bahkan kepada makhluk selain manusia, juga diperintahkan untuk berbuat baik. Sebab, perbuatan baik itu akan kembali kepada dirinya sendiri.
Dalam kitab Arbain Nawawi, hadits yang ke-17, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam (SAW) memerintahkan umatnya untuk terus berbuat baik. Berikut ini hadits ke-17 dalam kitab Arbain An-Nawawi,
عَنْ أَبِي يَعْلَى شَدَّادِ بنِ أَوْسٍ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ عَنْ رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلّم قَالَ: (إِنَّ اللهَ كَتَبَ الإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ شَيءٍ. فَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوْا اْلقِتْلَةَ، وَإِذَا ذَبَحْتُمْ فَأَحْسِنُوْا الذِّبْحَةَ، وَلْيُحِدَّ أَحَدُكُمْ شَفْرَتَهُ، وَلْيُرِحْ ذَبِيْحَتَهُ) رَوَاهُ مُسْلِمٌ
“Dari Abu Ya’la Syaddad bin Aus radhiyallahu ‘anhu dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Sesungguhnya Allah subhanahu wa ta’ala telah menetapkan perbuatan ihsan (baik) pada tiap-tiap sesuatu. Jika kalian membunuh, maka bunuhlah dengan cara yang baik, jika kalian menyembelih, maka sembelihlah dengan cara yang baik, hendaklah salah seorang di antara kalian menajamkan pisaunya dan menenangkan sembelihannya.” (HR Muslim)
Menurut Ibnul ‘Atthar Asy-Syafi’i rahimahullah, hadits Arba’in nomor urut 17 ini termasuk hadits singkat namun sarat makna, juga berisi kaedah pokok dalam agama ini. Hadits tersebut berisi perintah untuk berbuat baik pada diri sendiri, juga pada setiap makhluk, sampai pada saat menyembelih dengan berbuat baik pada hewan yang akan disembelih, dan perintah untuk menyenangkannya. (Lihat Syarh Al-Arba’in An-Nawawiyah karya Ibnul ‘Atthar, hlm. 112)
Dalam ajaran Islam dianjurkan berkurban tapi bukan menyakiti hewan, bahkan Rasulullah melaknat seseorang yang menyakiti hewan sebagaimana dalam cerita Sa’id bin Jubair,
كُنْتُ عِنْدَ ابْنِ عُمَرَ فَمَرُّوا بِفِتْيَةٍ أَوْ بِنَفَرٍ نَصَبُوا دَجَاجَةً يَرْمُونَهَا فَلَمَّا رَأَوْا ابْنَ عُمَرَ تَفَرَّقُوا عَنْهَا وَقَالَ ابْنُ عُمَرَ مَنْ فَعَلَ هَذَا إِنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَعَنَ مَنْ فَعَلَ هَذَا
“Saya sedang bersama Ibnu Umar, lalu lewatlah para pemuda atau sekelompok orang yang menyakiti seekor ayam betina, mereka melemparinya. Ketika hal itu dilihat Ibnu Umar mereka berhamburan.” Dan Ibnu Umar berkata: “Siapa yang melakukan ini? Sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melaknat orang yang melakukan ini.” (HR. Bukhari No. 5515)
Dalam riwayat Ibnu Umar yang sama juga,
لَعَنَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ مَثَّلَ بِالْحَيَوَانِ
“Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melaknat orang yang mencincang/membuat cacat hewan.” (HR. Bukhari No. 5515). Yaitu mencincang dan membuat cacat hewan ketika masih hidup.
Lalu, apa makna laknat dalam hadits ini? Yaitu diharamkan. Dari Ibnu Umar Radhiallahu ‘Anhuma, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
مَنْ مَثَّلَ بِذِي رُوحٍ، ثُمَّ لَمْ يَتُبْ مَثَّلَ اللهُ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Barang siapa yang mencincang sesuatu yang punya ruh, lalu dia tidak bertobat, maka dengannya Allah akan mencincangnya pada hari kiamat.” (HR. Ahmad No. 5661)
Berkata Jabir bin Abdullah Radhlallahu ‘Anhu:
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّ عَلَيْهِ حِمَارٌ قَدْ وُسِمَ فِي وَجْهِهِ فَقَالَ لَعَنَ اللَّهُ الَّذِي وَسَمَهُ
“Bahwasanya lewat dihadapan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam seekor Keledai yang diwajahnya diberikan cap (tanda). Maka beliau bersabda: ‘Allah melaknati orang yang membuat cap padanya’.” (HR. Muslim No. 2117)
Faedah Hadits
- Ihsan berasal dari kata: ahsana-yuhsinu-ihsanan. Artinya: berlaku dan berbuat baik kepada orang lain. Lawannya adalah isa’ah, yang berasal dari kata: asa’a-yusi’u-isa’ah. Artinya: berlaku dan berbuat buruk kepada orang lain. Orang berbuat ihsan itu sesungguhnya berbuat baik kepada dirinya sendiri. Karena dialah nanti yang akan memetik serta menikmati buah dari kebaikannya itu. Baik di dunia maupun di akhirat.
- Adakalanya seorang muslim harus membunuh orang lain. Dalam keadaan demikian, Allah Swt. memberikan perintah kepada kita untuk melakukan pembunuhan itu dengan cara yang baik.
Hal ini secara teori mudah, namun praktiknya tidak akan mudah. Karena orang membunuh itu biasanya ada unsur balas dendam sebagai balasan sakit hati yang luar biasa. Sehingga orang membunuh itu pada umumnya selalu ada dorongan untuk menyakiti dan menyiksa.
Di sinilah urgensi perintah Allah kepada orang Islam untuk selalu berlaku ihsan. Di mana dia berlaku ihsan itu sebagai bukti akan keagungan agama Islam yang sempurna. Termasuk ketika harus menghilangkan nyawa orang lain.
Di sini pula nyata kelihatan bahwa agama Islam adalah agama yang realistis. Dalam kehidupan yang demikian kompleks semuanya bisa saja terjadi. Kita semua pasti ingin kekasaran dan kekejaman itu dinihilkan, namun tuntutan sertanya kenyataan hidup seringkali tidak sejalan dengan keinginan. Ada saat tertentu di mana kita harus memilih pilihan yang pahit. Dalam keadaan demikian, hendaknya kita tetap fokus pada tujuan.
Bila tujuannya adalah membunuh atau menghilangkan nyawa seseorang, jangan sampai tujuan itu terselipi dengan tujuan yang lain. Misalnya tujuan menyiksa dengan cara memperlama proses kematian. (yan)
Baca juga :
- Arab Saudi Tangkap Hampir 16.000 Dan Proses Hukum 25.689 Orang Diawal Musim Haji 2025, Ini Penjelasannya
- Santri Ponpes Al Imam Berlaga Hingga Grand Final Olimpiade Sains Pelajar 2025 Kabupaten Kediri
- Arab Saudi Perketat Aturan Haji Terkait Larangan Visa Selain Visa Haji, Ini Penjelasan Kemenag
- 212.242 Jamaah Reguler Lunasi Biaya Haji Jelang Penutupan
- Pemerintah Arab Saudi Larang Jamaah Tanpa Visa Haji Masuk Makkah, Simak 4 Aturan Terbaru