Syarat Sah Sholat dan Dzikir, Lidah atau Bibir Harus Digerakkan

Jakarta — 1miliarsantri.net : Seringkali menjadi pertanyaan besar tentang apakah saat membaca bacaan shalat, dan ketika melakukan dzikir sebaiknya harus menggerakkan lidah atau bibir (lisan)?
Salah satu syarat sahnya sholat adalah jelas bacaannya. Ketika sholat, lisan (lidah) dan bibir harus digerakkan, kalau tidak, shalatnya belum sah. Atau dengan kata lain tidak boleh membaca bacaan shalat hanya dalam hati, dan bibir atau lidah hanya mingkem.
Menurut madzhab Asy-Syafi’i seperti dijelaskan dalam Kitab Hasyiyah I’anatut Thalibin dijelaskan, jika seseorang sedang sholat, namun takbirnya dan bacaan Fatihahnya tidak terdengar oleh dirinya sendiri, maka sholatnya tidak sah. Rujukan penjelasannya ada di Kitab Almausu’ah al-Fiqhiyyah al-Kuwaitiyyah.
Pendapat lain, membaca hendaklah dengan menggerakkan lisan (bibir) kala mengucapkan huruf. Jika ada yang mampu membaca namun hanya diam saja tanpa menggerakkan lian dengan mengucapkan huruf, shalatnya tentu saja tidak sah.
Begitu pula jika ada yang bersumpah tidak mau membaca satu suratpun dalam Al Quran juga ia melihat Al Quran dan memahaminya tanpa menggerakkan lisannya, ketika itu belum termasuk membatalkan sumpah. Karena saat itu yang terjadi hanyalah melihat, bukan membaca. (Al-Kasani dalam Badai’ Ash-Shanai (4:118)
Begitu juga saat melakukan dzikir, tidak cukup di lisan melainkan harus dengan hati dan anggota badan.
Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di ra berkata, “Jika disebut dzikir pada Allah, maka mencakup dzikir dengan memiliki akidah yang benar pada Allah, dzikir dengan pikiranm dzikir dengan amalam hati, dzikir dengan amakan badan. Atau dzikir dengan memuji Allah, atau dzikir juga bisa dengan mempelajari dan mengajarkan ilmu yang bermanfaat dan semacam itu. Semuanya termasuk dzikir pada Allah Ta’ala.” (Ar-Riyadh An-Nadhroh, hal. 245).
Akan tetapi, dzikir yang terpenting adalah dengan hati, buka hanya Gerakan bibir semata sebagaimanan yang disebutkan dalam Al Quran, diterjemahkan:
“Dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat kami, serta menuruti hawa nafsunya.” (QS. Al-Kahfi:28).
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rs, makna orang yang lalai dari dzikir di antaranya adalah orang yang berdzikir dengan lisan namun tidak dengan (perenungan) hatinya. (Tafsir Al-Quran Al-Karim Surat Al-Kahfi, hal 62).
Adapun bentuk dzikir dengan hati dalam memikirkan ayat-ayat Allah, mencintai Allah, mengagungkan Allah, kembali pada Allah, takut pada Allah, tawakkal pada Allah, dan amalan hati lainnya. (yan)
Baca juga :
- Arab Saudi Tangkap Hampir 16.000 Dan Proses Hukum 25.689 Orang Diawal Musim Haji 2025, Ini Penjelasannya
- Santri Ponpes Al Imam Berlaga Hingga Grand Final Olimpiade Sains Pelajar 2025 Kabupaten Kediri
- Arab Saudi Perketat Aturan Haji Terkait Larangan Visa Selain Visa Haji, Ini Penjelasan Kemenag
- 212.242 Jamaah Reguler Lunasi Biaya Haji Jelang Penutupan
- Pemerintah Arab Saudi Larang Jamaah Tanpa Visa Haji Masuk Makkah, Simak 4 Aturan Terbaru