Beberapa Makanan Kesukaan Sunan Kalijogo yang Masih Melegenda

Yogyakarta — 1miliarsantri.net : Garang asem merupakan salah satu menu masakan yang sangat disuka oleh Sunan Kalijaga. Tapi bukan garang asem daging ayam, melainkan garang asem daging kerbau.

Bisa terbayang, Sunan Kalijaga yang pernah berdakwah pada abad ke-15 menyukai makanan garang asem tersebut. Artinya masakan seperti sup bernama garang asem itu sudah berumur berabad-abad.

Hingga kini menu tradisional Jawa ini biasanya disajikan saat rangkaian prosesi penjamasan pusaka peninggalan Sunan Kalijaga, terdapat makanan yang selalu tersaji di Pendopo Pangeran Wijil V, Kadilangu, Demak, Jawa Tengah. Makanan tersebut dinamakan caus dahar, yang berisi garang asem tersebut.

“Biasanya syukuran dilakukan setelah penjamasan bertujuan sebagai bentuk rasa syukur (ahli waris), karena telah melaksanakan tugasnya (penjamasan) yang berjalan dengan lancar,” terang Pelaksana Tugas Penjamasan Peninggalan Pusaka Sunan Kalijaga, Raden Krisnaedi, di Pendopo Pangeran Wijil V, di Kadilangu, Demak kepada 1miliarsantri.net, Selasa (28/5/2024).

Seperti diketahui, ahli waris Sunan Kalijaga rutin menggelar prosesi penjamasan atau mencuci pusaka peninggalan Sunan Kalijaga dengan minyak jamas, setiap 10 Dzuhijah atau Hari Raya Idul Adha.

Krisnaedi menyebutkan, selain garang asem, makanan kesukaan Sunan Kalijaga yang selalu ada usai prosesi penjamasan, dan makanan jenis lain. Seperti rasulan, atau nasi gurih.

Bahan dari caus dahar tersebut, lanjutnya, yakni terdiri dari mengkudu, gereh petek (ikan asin), lele, sambel goreng, nasi dan sayur-sayuran lain.

“Caus dahar ini merupakan karemenan atau kesukaan Eyang Sunan Kalijaga,” imbuhnya.

Sementara salah satu kerabat, Vika Liansari mengatakan, ia mengambil nasi kuning dan caus dahar. Ia mengaku supaya mendapatkan keberkahan dari Sunan Kalijaga.

“Supaya mendapat keberkahan dari Eyang Sunan Kalijaga. Dulu kan makanan kesukaannya (Sunan Kalijaga),” jelas Vika sambil mengambil makanan beberapa menu makanan caus dahar.

Vika menambahkan, makanan caus dahar tersebut tidak sembarang orang yang membuat. Ia menyebut, yang memasak harus suci dari hadas.

“Yang membuat atau memasak (caus dahar) tidak sembarang orang. Harus suci dari hadas,” pungkasnya. (jeha)

Baca juga :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *