Indonesia Uzbekistan Memilik Sejarah Yang Tak Terlupakan

Jakarta — 1miliarsantri.net : Berbicara Uzbekistan, negara di Asia Tengah tersebut punya kaitan erat dengan Indonesia, salah satu kisah yang paling diingat adalah ditemukannya Makam Imam Bukhari di negara tersebut atas permintaan Presiden pertama RI, Ir Soekarno.

Kisahnya bermula di era awal 1960-an di tengah situasi geopolitik global yang diwarnai Perang Dingin antara Blok Barat dan Blok Timur. Indonesia sebagai negara yang baru merdeka dan memiliki posisi geografis yang strategis sehingga menjadi rebutan dua negara adidaya saat itu, Amerika Serikat (AS) dan Uni Soviet.

Akibat kekecewaan terhadap pemerintah AS di masa Presiden Dwight D. Eisenhower, Presiden Soekarno merapat ke Blok Kiri yang dipimpin Uni Soviet dan Republik Rakyat Tiongkok. Bung Karno pernah dibuat murka karena saat melakukan lawatan ke Amerika Serikat, dia harus menunggu lebih dari satu jam di Gedung Putih sebelum ditemui Eisenhower.

”Mengapa presidenmu menolakku dengan kasar? Mengapa presidenmu dengan sengaja menampik dan menghinaku?” Bung Karno melampiaskan kemarahannya kepada Cindy Adam, seorang wartawan AS saat mewawancarainya untuk menulis buku biografi Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat.

Kemarahan Soekarno itu menjadi PR bagi Presiden John F Kennedy yang menggantikan Eisenhower pada 1961. Saat Soekarno kembali datang ke Washington DC pada 24 April 1961, Kennedy berusaha menyambut Soekarno dengan sepenuh hati. Bahkan, Kennedy menyambut langsung saat pesawat yang membawa rombongan Presiden Soekarno mendarat di Andrews Air Force Base, Maryland.

Kemesraan Bung Karno dengan Kennedy membuat Pemimpin Tertinggi dan Perdana Menteri Uni Soviet Nikita Khruschev kebakaran jenggot. Tak mau kalah mengambil hati Soekarno, Uni Soviet mengundang Soekarno datang.

Saat itu, Soekarno sadar, sebagai Presiden Indonesia yang dianggap sebagai pemimpin negara-negara Non Blok harus bersikap netral terhadap Blok Timur maupun Blok Barat. Tapi pada sisi lain, Soekarno juga menyadari Indonesia butuh dukungan Soviet untuk melegitimasi eksistensi negara-negara non-blok dan kesepakatan yang telah dicapai dalam Konferensi Asia Afrika I 1955.

Soekarno juga menyadari membutuhkan dukungan Soviet untuk menghadapi berbagai upaya negara-negara Barat yang masih terus berusaha menjajah dan menguasai kembali Indonesia. Namun Soekarno tidak bisa begitu saja menerima undangan Uni Soviet yang berhaluan komunis, apalagi mengingat penduduk Indonesia mayoritas adalah Muslim.

Bung Karno pun meminta syarat kepada Khruschev yang mengundangnya. ”Temukan makam Imam Bukhari dan saya akan ke Moskow,” pinta Soekarno. Permintaan itu disampaikan Soekarno karena beliau mengaku ingin berziarah kepada perawi hadist Rasulullah tersebut.

“Aku sangat ingin menziarahinya,” kata Soekarno kepada Khruschev.

Permintaan itu membuat Khruschev kelimpungan. Dia tidak mengenal siapa Imam Bukhari yang disebut Soekarno itu. Dipanggillah seluruh pejabat pemerintah Uni Soviet, termasuk pimpinan KGB (Badan Intelijen Nasional), untuk menemukan makam Imam Bukhari. Hasilnya: nihil.

Khruschev saat itu nyaris menyerah dan meminta Bung Karno mengganti permintaannya. ”Temukan makam Imam Bukhari atau saya tidak pernah ke Moskow,” tegas Bung Karno.

Imam Bukhari memiliki nama asli Abu Abdillah Muhammad bin Ismail Al Bukhari, seorang ulama besar dan salah seorang ahli hadis yang termasyhur. Namun bagi pemimpin negara berhaluan komunis, nama Imam Bukhari sangatlah asing.

Setelah mengerahkan banyak tenaga, makam Imam Bukhari ditemukan di desa Hartang, sekitar 25 kilometer dari Samarkand yang sekarang menjadi ibu kota Uzbekistan. Pemerintah Uni Soviet pun meminta makam Imam Bukhari dipugar untuk menyambut kedatangan Presiden Soekarno.

Setelah permintaanya terpenuhi, Bung Karno bersedia mengunjungi Uni Soviet. Kunjungan kali ini Soekarno mampir berziarah ke makam Imam Bukhari.

Menurut Israil, muazim Masjid Imam Bukhari, menjelang kedatangan Bung Karno pada 1956, kondisi makam tidak terawat dengan baik dan berada di semak belukar hingga akhirnya pemerintah Soviet membersihkan dan memugar makam tersebut untuk menyambut kedatangan Soekarno.

Penghormatan Soekarno terhadap Imam Bukhari dilakukan dengan cara melepas sepatu dan berjalan merangkak dari pintu depan menuju makam ketika turun dari mobil yang mengantarnya.

“Presiden Soekarno merangkak menuju makam lalu memanjatkan doa dan dilanjutkan sholat serta membaca Al-Quran,” kata Israil.

Keterangan tersebut diperkuat Muhammad Maksud, penjaga makam Imam Bukhari, bahwa atas jasa Presiden Soekarno, komplek makam Imam Bukhari kini dipugar hingga terlihat sangat megah seperti saat ini. Sehingga, komplek makam seluas 10 hektar ini menjadi wisata bagi umat Islam di dunia setelah makam Nabi Muhammad SAW di Madinah. (jeha)

Baca juga :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *