Syekh Ibnu Athaillah Berbagi Nasehat Ketika Menghadapi Permasalahan Berat

Surabaya — 1miliarsantri.net : Dalam menghadapi musibah di alam dunia yang terasa berat, Syekh Ibnu Athaillah as-Sakandari dalam Al-Hikam menawarkan perspektif yang menenangkan dan menginspirasi, membimbing individu untuk menemukan kedamaian dalam menghadapi cobaan hidup yang sulit.
Saat datang ujian dan cobaan berupa musibah, seringkali manusia merasa kecewa, terluka dan terasa pedih. Syekh Ibnu Athaillah as-Sakandari menyampaikan bahwa ada cara untuk membuat musibah itu terasa lebih ringan. Yakni dengan menyadari bahwa ujian berupa musibah itu dari Allah SWT.
Syekh Ibnu Athaillah dalam kitab Al-Hikam menjelaskan, jika ujian berupa musibah dari Allah SWT, maka hal yang perlu diingat adalah Dia Maha Pengasih, Maha Penyayang, dan Maha Bijaksana. Apapun yang diberikan kepada manusia merupakan bentuk kasih sayang serta kebijaksanan-Nya.
“Yakinlah Allah SWT tahu apa yang terbaik untuk hamba-Nya di dunia dan akhirat. Agar kamu bisa meringankan derita musibah yang sedang menimpa maka hendaklah kamu mengetahui bahwa Allah SWT adalah Dzat yang menguji kamu. Dzat yang mengarahkan kamu menghadapi berbagai takdir adalah Dzat yang membiasakan kamu untuk selalu mengambil pilihan yang terbaik.”
Jika sering tertimpa musibah atau sedang menghadapi bencana, maka ada satu resep yang bisa dimanfaatkan untuk meringankan kepedihan tersebut. Resep itu yaitu mengetahui bahwa Allah SWT yang telah menguji.
Allah adalah Tuhan Yang Maha Bijaksana. Setiap ketetapan-Nya pasti mengandung hikmah dan maslahat bagi para hamba-Nya. Tidak ada satupun ketetapan-Nya yang bertujuan menyiksa dan merugikan hamba-hamba-Nya.
“Bahwa sebagai hamba Allah SWT, hak kamu hanyalah menerima ketentuan Sang Penguasa. Yakinlah bahwa semua yang ditakdirkan Allah SWT adalah kebaikan. Sebenarnya, itulah yang membedakan antara seseorang yang menghambakan dirinya kepada Dzat Yang Maha Kuasa dengan seseorang yang menghambakan dirinya kepada makhluk yang lemah,” ujar Ibnu Athaillah.
Manusia jenis yang pertama selalu berbuat untuk kebaikan sebagai hamba-Nya. Sedangkan manusia yang kedua bertindak berdasarkan hawa nafsu belaka, sehingga tidak ada hikmah di balik tindakannya.
“Ketahuilah bahwa Dzat yang menetapkan kamu untuk menghadapi berbagai ketentuan-Nya adalah Dzat yang menuntunmu untuk selalu mengambil pilihan yang terbaik. Bukankah Allah sudah mengajarkan kamu untuk menghadapi segala keburukan dengan kesabaran. Maka bersabarlah, kamu akan mendapatkan keuntungan dan balasan yang lebih baik. Siapa tahu, di balik musibah itu, ada nikmat yang tidak terkira banyaknya dan tidak terbayangkan indahnya,” kata Ibnu Athaillah. (yat)
Baca juga :
- Hidup Ala Rasulullah : Sederhana, Produktif, dan Penuh Makna
- Kecerdasan Buatan (AI) Masuk Kurikulum ; Cetak Gen Z yang Memiliki Talenta Digital?
- Mengukir Langkah Bersama: Haflah Akhirussanah ke-VI Pondok Tahfidz Modern Al-Imam
- Badge Pahala : Bisakah Ibadah Di-Gamifikasi Tanpa Kehilangan Ikhlas
- Gunung Berbalut Hijab – For some, lifestyle is the source of life
Discover more from 1miliarsantri.net
Subscribe to get the latest posts sent to your email.