Bayt Al Qur’an Kembangkan Mushaf Digital di Museum Istiqlal

Jakarta — 1miliarsantri.net : Pengelola Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal (BQMI) sedang mengembangkan mushaf Al-Qur’an Istiqlal menjadi koleksi interaktif yang dapat dinikmati oleh pengunjung. Inovasi berbasis teknologi digital ini diciptakan untuk memberikan pengalaman yang memuaskan bagi pengunjung BQMI dalam menikmati keindahan setiap halaman mushaf Istiqlal.
“Untuk melihat keindahan mushaf Istiqlal, pengunjung cukup melambaikan tangan di atas sensor layar digital. Tanpa ada sentuhan, secara otomatis lembaran-lembaran mushaf dalam bentuk digital akan terbuka. Jadi, lebih interaktif,” terang Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf AL-Qur’an (LPMQ), Abdul Aziz Sidqi, yang sekaligus sebagai penanggungjawab pengelolaan BQMI kepada 1miliarsantri.net, Ahad (17/12/2023).
Aziz mengatakan, selama ini bagian dari mushaf Istiqlal yang didisplay di ruang pamer BQMI hanya surah Al Fatihah dan beberapa halaman surah lainnya dalam bentuk foto. Namun sekarang, dengan kemajuan teknologi, pengunjung bisa menikmati seluruh keindahan mushaf 30 juz dalam bentuk digital.
“Untuk membuka ke kanan, tangan kanan yang dilambaikan, begitu juga sebaliknya, untuk membuka halaman ke kiri,” tambah Aziz.
Mushaf Al Qur’an Istiqlal merupakan salah satu koleksi masterpiece BQMI. Teknik dan pola penulisan mushaf dirancang oleh tim yang terdiri dari ahli kaligrafi, ahli seni rupa, ulama Al-Qur’an, budayawan, dan pakar desain grafis dari Institut Teknologi Bandung (ITB).
Hingga saat ini, mushaf Istiqlal dianggap sebagai salah mushaf terindah yang dimiliki bangsa Indonesia. Keindahan mushaf Istiqlal terletak pada desain iluminasi (hiasan pinggir) mushaf yang merepresentasikan ragam budaya dari 27 provinsi di Indonesia.
Dalam proses penulisannya, goresan awal teks mushaf ini dimulai oleh Presiden H. Muhammad Soeharto pada 15 Oktober 1991 M.Iluminasi mushaf ini sangat indah, mewakili kekhasan budaya dari 27 provinsi di Indonesia.
“Ketika itu penulisan teks ayatnya diawali oleh Presiden Soeharto,” imbuhnya.
Mushaf Istiqlal terdiri atas 970 halaman, lebih banyak dari mushaf-mushaf pada umumnya. Di setiap tepi halaman dihiasi iluminasi dengan nuansa khas Nusantara. Pada tiap 22 halaman, iluminasi diganti dari satu wilayah budaya ke wilayah budaya lainnya. Sistem penulisannya menganut kaidah /golden section/, yaitu, tata letak yang serasi, indah dipandang, dan tidak membuat penat mata pembacanya.
Seorang pemandu di BQMI, Ibnu Athoillah, menjelaskan bagi pengunjung yang ingin menggunakan layanan digital ini, mereka harus memperhatikan jarak telapak tangan dengan sensor. Jaraknya harus proporsional, sekitar 20 cm di atas sensor, tidak boleh terlalu dekat atau terlalu jauh.
“Kalau terlalu dekat, sensor tidak merespon, begitu juga kalau terlalu jauh. Jadi jaraknya harus pas, sekitar 20 sentimeter, lah, dari sensor,” jelas pemandu yang akrab dipanggil Atok ini sambil memeragakan tangannya di atas mushaf Istiqlal digital. (Iin)
Baca juga :
- Arab Saudi Tangkap Hampir 16.000 Dan Proses Hukum 25.689 Orang Diawal Musim Haji 2025, Ini Penjelasannya
- Santri Ponpes Al Imam Berlaga Hingga Grand Final Olimpiade Sains Pelajar 2025 Kabupaten Kediri
- Arab Saudi Perketat Aturan Haji Terkait Larangan Visa Selain Visa Haji, Ini Penjelasan Kemenag
- 212.242 Jamaah Reguler Lunasi Biaya Haji Jelang Penutupan
- Pemerintah Arab Saudi Larang Jamaah Tanpa Visa Haji Masuk Makkah, Simak 4 Aturan Terbaru