Masjid Suraya Diklaim Sebagai Masjid Tertua di Meksiko

Meksiko — 1miliarsantri.net : Hampir seluruh umat Islam di Meksiko tinggal di daerah perkotaan, seperti Mexico City, Coahuila de Zaragoza, dan Jalisco. Secara taraf sosial-ekonomi, masyarakat muslim di negara tersebut hidup cukup makmur. Mayoritas angkatan kerja mereka berprofesi sebagai pengusaha.

Menurut penelitian de Castro dan Vilela, ada belasan masjid yang tersebar di penjuru Meksiko. Masjid yang sering disebut-sebut ialah Masjid Suraya (Mezquita Soraya) di Torreon, Coahuila. Rumah ibadah itu berdiri sejak 1989 dan menjadi masjid pertama yang berdiri secara resmi di Meksiko. Demikian berdasarkan keterangan dari lembaga Salafi Centre of Mexico.

Wilayah sekitar Torreón didatangi imigran Timur Tengah sejak awal abad ke-20. Namun, baru pada tahun 1983, sekitar 35 orang, keturunan imigran generasi pertama, mendirikan rumah pertemuan umat Islam pertama di Meksiko. Gedung tersebut dipimpin oleh Hassan Zain Chamut.

Salah satu jamaah yang hadir, Elias Serhan Selim, mengusulkan agar gedung pertemuan tersebut memiliki tempat ibadah yang didedikasikan untuk masyarakat. Dia mensponsori proyek tersebut dan meminta keahlian arsitek Zain Chamut untuk mendesain masjid yang mencerminkan tradisi arsitektur Islam dan Hispanik.

Pemerintah Meksiko memperkirakan terdapat sekitar 3,700 Muslim di negeri tersebut. Sementara, Pew Forum on Religion and Public Life yang berbasis di Washington memperkirakan jumlah Muslim sekitar 110,000.

Dikutip Fox News Latino, disamping soal jumlah, Louahabi, seorang guru di Meksiko, mengatakan, tak ada keraguan bahwa komunitas ini berkembang cepat. Menurutnya, Islam berkembang dengan sangat cepat.

“Terdapat banyak kesamaan antara Nasrani dan Yahudi, sehingga tidak terlalu sulit untuk memahami dan memeluknya. Islam akan terus terkembang, pertumbuhannya sebanding dengan kelompok Evangelis dalam beberapa tahun terakhir ini,” ungkap Eduardo Luis Leajos Frias, seorang Meksiko yang memeluk Islam dan merubah namanya menjadi Lokman Idris.

Di antara anggota paling penting komunitas Muslim di Meksiko adalah Mark Omar Weston, mualaf kelahiran Inggirs. Sebelumnya, dia adalah professional kelas dunia olah raga ski air. Dia mengelola hotel dan Islamic Center di negara bagian Morelos. Hotel ini menyediakan makanan halal.

“Sebagian besar mualaf Meksiko menemukan Islam melalui internet. Fenomena ini seperti Evangelis, atau pengikut tradisi al Kitab lainnya yang sekarang ada di negeri ini,” ujarnya dalam wawancara dengan Fox News Latino.

Menurut Zidane Zeraoui al Awad, profesor hubungan internasional di the Technological Institute of Monterrey, Islam di Mexico dapat dilihat sejak penaklukan oleh Spanyol.

“Di seluruh Amerika Latin, Islam datang bersamaan dengan kolonialisme Spanyol,” imbuhnya.

Tetapi Islam waktu itu dipraktekkan secara diam-diam, oleh para pengikutnya yang dipaksa berpindah ke agama Katolik. Zeraoui menambahkan, ketika banyak anak dari imigran Muslim kehilangan agama mereka, jumlah pemeluk Islam terus berkembang karena tubuhnya pemeluk baru.

“Di satu sisi, anak-anak (imigran) Muslim cenderung menjadi non Muslim, tetapi Islam bertumbuh melalui perpindahan keyakinan dari agama lain. Mereka merupakan kompensasi dari hilangnya Islam dari pemeluk aslinya. Terdapat sedikit perbedaan kultural antara imigran Muslim yang menjalankan agama dengan serius dan mualaf asal Meksiko yang memiliki rasa keingintahuan yang tinggi,” kata Omar Weston.

Omar menambahkan, tetapi pada umumnya, remaja dan para pemuda usia 20-an melihat adanya pilihan lain, tambahnya.

“Saya pikir pendidikan secara keseluruhan membantu orang lebih terbuka terhadap Islam,” urainya.

Meskipun masih merupakan komunitas kecil dibandingkan dengan di Amerika Latin lainnya, komunitas Muslim di Meksiko sangat tersebar. Di selatan negara bagian Chiapas, terdapat komunitas kecil suku asli Maya yang masuk Islam atas dakwah dari anggota gerakan Muhabitun dunia yang berbasis di Spanyol. Suku Maya tersebut menggabungkan ajaran Islam dengan tradisi mereka.

“Disini, kita melihat satu bentuk Islam yang beradaptasi dengan tradisi lokal. Mereka menempatkan adat sebagai agama, seperti yang dilakukan oleh Katolik dalam periode kolonial,” kata Zeraoui said.

Secara persentase, populasi Muslim terbesar di Amerika berada di Suriname, yang mana satu diantara lima orang adalah Muslim, menurut data CIA World Factbook 2013. Komunitas Muslim yang signifikan juga ada di Guyana, Trinidad and Tobago, Argentina and Brazil. (zed/AP)

Baca juga :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *