Makam Ibunda Gajah Mada Dipercaya Berada di Kabupaten Lamongan Jawa Timur

Lamongan — 1miliarsantri.net : Kabupaten Lamongan, Jawa Timur dikenal memiliki beragam sejarah peradaban leluhur yang masih dilestarikan hingga saat ini. Selain makam Sunan Drajat, terdapat juga Makam ibunda Gajah Mada yang dipercaya berada di puncak bukit Gunung Ratu di Dusun Cancing, Desa Sendangrejo, Kecamatan Ngimbang, Kabupaten Lamongan Jawa Timur.

Nama ibu Gajah Mada adalah Dewi Andongsari. Untuk menuju makam yang sudah direhab oleh Pemkab Lamongan itu, peziarah harus menaiki tangga undakan jumlahnya ratusan anak tangga harus yang dilewati untuk sampai di puncak Gunung Ratu. Setelah sekitar 30 menit, pengunjung akan sampai pada puncak bukit.

Dari pusat kota Lamongan, lokasi situs Gunung Ratu berjarak sekitar 65 kilometer ke arah selatan, sementara untuk akses jalan menuju lokasi juga sudah terbilang bagus dan jalan menuju makam sudah direhab oleh pemerintah.

“Situs Makam Dewi Andongsari ini dikenal oleh banyak masyarakat sebagai makam Ibunda Gajah Mada ,” terang Kepala Desa Sendangrejo, Suwaji kepada 1miliarsantri.net, Jumat (13/10/2023).

Di bawah pohon besar dan dikelilingi tembok dengan atap tertutup, di sanalah makam Dewi Andongsari. Makam itu membujur ke utara dan selatan, dengan dilengkapi tiga payung warna emas dan juga berhias bendera merah putih.

“Sebelum dipugar, makam ini hanya ditandai dengan tumpukan batu-batu kuno saja,” ungkap Suwaji.

Selain makam Dewi Andongsari, di kompleks pemakaman yang berada di kawasan perbukitan ini juga ada 2 pusara lain berjajar. Dua pusara tersebut adalah pusara Kucing Condromowo dan Garangan (musang) Putih yang berada tepat sebelum masuk ke makam Dewi Andongsari. Kedua pusara ini, menurut Suwaji, dalam cerita yang diketahui warga, merupakan teman atau hewan peliharaan Dewi Andongsari selama dalam pengasingan di bukit itu.

“Masyarakat sekitar situs percaya, Dewi Andongsari adalah nama samaran dari Indreswari, salah satu istri selir pendiri Kerajaan Majapahit, Raden Wijaya. Diceritakan, saat itu Indreswari sedang mengandung. Karena tidak senang kehamilan Indreswari, salah satu istri Raden Wijaya kemudian memerintahkan pengusiran terhadap Indreswari dari keraton. Dalam pelariannya, Indreswari ditemani dua binatang kesayangannya, yakni, Kucing Condromowo dan Garangan Putih,” tuturnya.

Selain menjadi lokasi wisata religi, Suwaji mengungkapkan, makam Dewi Andongsari atau Gunung Ratu ini biasanya menjadi tempat untuk ritual sebagai perantara untuk mencapai keinginan mereka. Terkhusus, biasanya dipakai ritual orang-orang yang punya niat untuk meningkatkan derajat, pangkat atau jabatan.

“Tempat ini biasanya dipakai ritual orang-orang yang punya hajat niat meningkatkan derajat, pangkat atau jabatan,” tandasnya. (lis)

Baca juga :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *