Sunan Bejagung Lor, Sosok Yang Bisa Mengalahkan Maha Patih Gajah Mada

Mojokerto — 1miliarsantri.net : Pada abad ke-14, Nusantara memiliki seorang maha patih dari Kerajaan Majapahit yang menjadi legenda di masyarakat pada masa itu hingga saat ini. Dialah Gajah Mada. Selain seorang Mahapatih, Gajah Mada dikenal juga sebagai ahli strategi perang dengan kesaktian dan kekuatan yang mampu menaklukkan berbagai wilayah di Nusantara.
Pencetus Sumpah Palapa ini memegang peranan penting dalam masa kejayaan Majapahit di bawah kepemimpinan Raja Hayam Wuruk untuk misinya menyatukan Nusantara.
Mengarungi berbagai pertarungan dan kemenangan, Gajah Mada ternyata pernah mengalami kekalahan ketika hendak menjalankan misinya.
Lantas, siapakah yang bisa mengalahkan Gajah Mada, sang maha patih yang terkenal dengan taktik jitunya itu?
Sosok itu ialah Sunan Bejagung Lor atau Syekh Abdullah Asyari, seorang wali yang mampu mengalahkan Gajah Mada dengan kesaktiannya. Sunan Bejagung Lor merupakan seorang penyebar agama Islam pada masanya yang tinggal di Desa Bejagung, Semanding, Tuban.
Keduanya memulai pertarungan setelah diturunkannya titah Raja Majapahit, Hayam Wuruk, kepada Gajah Mada untuk menjemput Kusumawardhani, putri sang Raja yang akan meneruskan tahta, karena ia tidak terima putrinya berguru kepada Sunan Bejagung Lor.
Gajah Mada akhirnya datang ke Bejagung untuk menjemput Putri Kusumawardhani dengan membawa pasukan gajah dan menyerang padepokan Sunan Bejagung Lor.
Saat itu, Gajah Mada percaya diri dapat mengalahkan sang wali sehingga pertarungan pun tak terhindarkan. Namun, ia tak pernah mengira kalau ternyata Sunan Bejagung Lor memiliki ilmu kanuragan dan kesaktian tinggi.
Setelah terlibat dalam pertarungan yang sengit, Sunan Bejagung Lor menggunakan kesaktiannya untuk mengubah pasukan gajah yang dibawa oleh Gajah Mada sehingga menjadi batuan besar.
Bahkan hingga kini, bebatuan besar tersebut yang dilegendakan merupakan pasukan gajah Maha Patih Gajah Mada masih ada. Bebatuan tersebut disebut sebagai watu gajah (batu gajah) oleh para warga sekitar Tuban yang terletak sekitar 2 km di utara makam Sunan Bejagung Lor.
Kembali ke dalam pertarungan, Gajah Mada tentunya marah melihat pasukan yang dibawanya diubah menjadi batu oleh Sunan Bejagung Lor sehingga terus melakukan perlawanan. Dikisahkan bahwa di tengah perkelahian, tubuh Gajah Mada menghantam pohon kelapa yang berada di lokasi pertarungan.
Buah kelapa pun turut berjatuhan akibat dari kerasnya hantaman. Melihat hal tersebut, Sunan Bejagung Lor berayun ke atas pohon kelapa lain hingga batangnya melengkung dan ujung atasnya menyentuh tanah. Sang wali lalu memetik sebutir kelapa dan memberikannya kepada Gajah Mada.
Tak selesai di situ, adu kesaktian tetap dilanjutkan dengan pertaruhan untuk membawa ikan yang diambil dari laut dan ke darat dalam keadaan masih hidup. Saat mencobanya, Gajah Mada berhasil mengambil ikan di laut. Namun, ikan tersebut mati ketika ia membawanya ke daratan.
Saat giliran Sunan Bejagung, ia menggunakan daun waru dan timba yang sudah terisi air untuk mengambil ikan. Hal ini membuat ikan yang diambil dapat tetap hidup hingga sampai di daratan.
Gajah Mada pun harus dihadapkan dengan kekalahan sebanyak dua kali. Ia terpaksa kembali ke Majapahit dan gagal dalam menjalani misinya untuk membawa pulang putri Kusumawardhani. (tin)
Baca juga :
- Arab Saudi Tangkap Hampir 16.000 Dan Proses Hukum 25.689 Orang Diawal Musim Haji 2025, Ini Penjelasannya
- Santri Ponpes Al Imam Berlaga Hingga Grand Final Olimpiade Sains Pelajar 2025 Kabupaten Kediri
- Arab Saudi Perketat Aturan Haji Terkait Larangan Visa Selain Visa Haji, Ini Penjelasan Kemenag
- 212.242 Jamaah Reguler Lunasi Biaya Haji Jelang Penutupan
- Pemerintah Arab Saudi Larang Jamaah Tanpa Visa Haji Masuk Makkah, Simak 4 Aturan Terbaru