Redaksi

Rahasia Panjang Umur Mbah Karto Jamaah 105 Tahun Asal Sumatera Selatan

Palembang – 1miliarsantri.net : Beragam kisah yang terjadi dan dialami oleh para calon jamaah haji sebelum berangkat menunaikan ibadah haji di tanah suci Makkah. Satu diantaranya kisah yang dialami Karto Yitno Ahmad asal Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan. Kakek berusia 105 tahun yang akrab dipanggil Mbah Karto ini sehari-hari nya bekerja sebagai petani dan merupakan calon jamaah haji tertua asal Sumatera Selatan. Mbah Karto yang sudah mulai menabung selama 10 tahun untuk mendaftar mengikuti pelaksanaan ibadah haji merasa bersyukur dan tetap semangat melaksanakan ibadah haji yang merupakan rukun kelima agama Islam meskipun usia yang tak terbilang muda lagi. “Saya bersyukur dapat berangkat melaksanakan ibadah haji pada tahun ini walaupun sudah memasuki usia 105 tahun, tidak membuat saya patah semangat sebab melaksanakan ibadah haji merupakan kewajiban dan bekal untuk kematian,” terang Mbah Karto. Ternyata Mbah Karto punya kebiasaan mandi sebelum sholat Tahajud. Hal tersebut sudah menjadi rutinitas Mbah Karto semenjak remaja hingga sekarang. Dan ini yang menjadi resep Mbah Karto bisa memiliki umur panjang. Hal itu dibenarkan Kasi Penyelenggara Haji dan Umroh Kementerian Agama (Kemenag) OKU Timur, Husni kepada wartawan di Asrama Haji Palembang, Jumat (26/5/2023). “Berdasarkan cerita keluarga Mbah Karto yang saya dapatkan, beliau selalu rutin mandi sebelum melaksanakan shalat Tahajud, mungkin hal ini yang menjadi rahasia umur panjang beliau,” ujarnya. Selain rutin mandi sebelum shalat Tahajud, ia mengatakan, Mbah Karto menghindari makanan yang berminyak dan selalu mengonsumsi makanan yang direbus. Husni menjelaskan, Mbah Karto merupakan calhaj yang seharusnya berangkat pada 2020, tapi tertunda karena pandemi Covid-19. “Beliau mendaftar untuk mengikuti pelaksanaan ibadah haji dan melunasinya pada tahun 2017 yang seharusnya berangkat pada tahun 2020, namun tertunda keberangkatannya akibat pandemi Covid-19,” terangnya. (mik)

Read More

Penderitaan KH Ali Alhamidi Semasa Menjadi Tahanan Politik Orde Lama

Jakarta – 1miliarsantri.net : Ketika masa pemerintahan Orde Lama (Orla), terdapat beberapa organisasi kemasyarakatan Islam yang memiliki banyak tokoh ulama ternama, diantaranya Organisasi Persatuan Islam (Persis) yang memiliki banyak ulama produktif. Di antara nama-nama yang cukup masyhur adalah Ustaz A Hassan (1887-1958) dan Syekh Ahmad Surkati (1875-1943). Dari sekian banyak nya tokoh ternama, ada satu figur lagi yang patut dikenang sebagai ahli prolifik. KH Muhammad Ali Alhamidi, seorang penggerak Persis di Tanah Betawi. Di sepanjang hayatnya, tokoh yang akrab disapa Kiai Ali Alhamidi Matraman ini telah menghasilkan banyak karya tulis. Di antaranya adalah Jalan Hidup Muslim, Islam dan Perkawinan, Perbaikan Akhlak, Ruhul Mimbar, Adabul Insan fil Islam, Hidayatullah, Manasik Haji, Al-Wahyu wa Al-Qur’an, serta Godaan Sjetan. Menurut Ketua Divisi Kajian Aliran Pemikiran PP Persis Ustaz Artawijaya, kepiawaian tokoh tersebut dalam menulis muncul terutama berkat persahabatannya dengan A Hassan. Pada masa pemerintahan presiden Sukarno, KH Ali Alhamidi termasuk ulama yang vokal menyuarakan kegelisahan umat Islam. Terlebih lagi, sejak 1960-an Bung Karno cenderung memerintah secara otoriter. Pada saat yang sama, Partai Komunis Indonesia (PKI) kian merapat dan terkesan dilindungi oleh penguasa Orde Lama tersebut. KH Ali Alhamidi pernah merasakan dinginnya sel penjara. Ia menjadi tahanan politik yang dibelenggu Orde Lama dengan tuduhan yang tidak jelas. Ustaz Artawijaya mengungkapkan, penangkapan atas tokoh Persis itu terjadi karena hasutan kelompok kiri, terutama PKI pada waktu itu. Nasib yang sama juga terjadi pada tokoh-tokoh Muslim lainnya. Sebut saja, Prof Buya Hamka, yang dituduh ikut merencanakan plot pembunuhan terhadap Bung Karno. Bahkan hingga tumbangnya sang presiden, tudingan itu tidak pernah terbukti, apalagi dibawa ke pengadilan. Pada puncak kekuasaan, Orde Lama memang begitu terpengaruh oleh agitasi kaum komunis. Dalam hal KH Ali Alhamidi, pemenjaraan terhadapnya begitu janggal. Bukan hanya ketiadaan bukti-bukti yang mendukung penahanan. Antara dirinya dan Bung Karno pun sesungguhnya terjadi hubungan pertemanan yang baik. Pada era 1950-an, Kiai Ali turut berjuang mengobarkan api revolusi kemerdekaan RI. Ia pun ikut mendampingi Bung Karno dalam rapat-rapat akbar bersama rakyat di Jakarta, semisal pidato presiden tersebut di Lapangan IKADA pada 1957. “Pak Kiai (Ali Alhamidi) berkawan dengan Bung Sukarno meski akhirnya Bung Karno yang memenjarakannya. Bung Sukarno itu pernah main ke rumah Pak Kiai di Matraman Dalam II Nomor 56,” terang Ustad Artawijaya kepada 1miliarsantri.net, Kamis (25/5/2023). Seperti halnya Buya Hamka, KH Ali Alhamidi pun tetap produktif menulis di dalam penjara. Bila ulama Minangkabau tersebut menghasilkan karya monumental Tafsir al-Azhar dari dalam rumah tahanan, dai Persis itu menulis beberapa karangan. Salah satunya adalah buku berjudul Godaan Sjetan. Buah penanya itu lahir saat dirinya ditahan di Gedung Departemen Kepolisian, Kebayoran Baru, serta Rindam Condet, Jakarta. Saat di penjara ini lah Kiai Ali Alhamidi melahirkan sebuah buku berjudul Godaan Sjetan. Menurut Ustaz Artawijaya, buku tersebut adalah salah satu karya Kiai Ali Alhimidi yang terkenal. “Ini adalah buah karya beliau yang ditulis dari balik ruang tahanan rezim Nasakom. Hanya tiga bulan, buku setebal 230 halaman yang cukup best seller pada masanya ini, ditulis oleh beliau. Sampul buku ini pun sudah beberapa kali mengalami perubahan,” urai Ustad Artawijaya. Dalam bagian pengantar buku tersebut, Kiai Ali Alhamidu menyampaikan bahwa karya ini disusun dalam kamar tahanan polisi. Dimulai dari tanggal 28 Juni 1962 jam 8 pagi, dan berakhir pada tanggal 1 Agustus 1962 jam 07.00 pagi. Lebih lanjut, Kiai Ali Alhamidi menceritakan suasana ruang tahanan, tempat buku ini ditulis. “Di dalam kamar tahanan polisi, di Departemen Kepolisian Kebayoran Baru, Jakarta, seluas kira-kira tiga meter persegi lebih, disinari lampu listrik yang cukup terang, diperlengkapi dengan kakus dan bak mandi yang bersih serta selalu tersedia air, dan satu dipan tempat tidur,” tulisnya. “Di dalam kamar yang sederhana itu, dan mendapat penjagaan yang cukup kuat, tidak bisa bertemu anak isteri dan kawan sahabat, sehingga waktu saya tidak tertanggu, maka dengan memohonkan perlindungan dan permohonan kepada Allah SWT, mulailah saya mengarang.” Kiai Ali Alhamidi mengatakan, “Saya ditahan karena fitnah, bukan karena bersalah. Lamanya tiga bulan sepuluh hari, atau seratus hari.” Selain Kiai Ali Alhamidi, Ustaz Artawijaya juga menyebut kehebatan tokoh Masyumi lainnya, Buya Hamka. Peraih doktor honoris causa dari Universitas al-Azhar Mesir itu juga melahirkan karya besar dari dalam tahanan rezim Nasakom,yakni Tafsir Al-Azhar. Selain aktif di Persis, Kiai Ali Alhamidi juga ikut menjadi aktivis Partai Masyumi dan banyak menulis artikel di Suara Masjumi. Semasa hidupnya, ia juga terlibat dan aktif dalam kegiatan dakwah di Masjid Said Naum Tanah Abang, Petojo, Pedurenan, Pos Pengumben, dan di Masjid Jami’ Matraman. Sang tokoh wafat pada 22 Agustus 1985. Jenazahnya dikebumikan di Kompleks Permakaman Umum Menteng Pulo, Jakarta Pusat. (Zak)

Read More

Mengenal Perbedaan Suluk dan Tasawuf

Yogyakarta – 1miliarsantri.net : Pengertian Suluk adalah istilah yang dikaitkan dengan suatu jalan menuju ke arah kesempurnaan batin. Istilah ini biasanya digunakan dalam Islam dan sufisme, serta berhubungan dengan istilah lainnya seperti tasawuf, sufisme, dan tarekat. Suluk secara harfiah berarti menempuh (jalan). Dalam kaitannya dengan agama Islam dan sufisme, makna suluk adalah menempuh jalan (spiritual) untuk menuju Allah SWT. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), suluk adalah jalan ke arah kesempurnaan batin. Selain itu, kita juga bisa memahami suluk adalah pengasingan diri atau khalwat. Menempuh jalan suluk adalah mencakup sebuah disiplin seumur hidup dalam melaksanakan aturan-aturan eksoterik agama Islam (syariat) sekaligus aturan-aturan esoteris agama Islam (hakikat). Jalan suluk atau bersuluk juga mencakup hasrat untuk mengenal diri, memahami esensi kehidupan, pencarian tuhan, dan pencarian kebenaran sejati (ilahiyyah). Hal ini dilakukan melalui penempaan diri seumur hidup dengan melakukan syariat lahiriah sekaligus syariat batiniah demi mencapai kesucian hati untuk mengenal diri dan Tuhan. Kata suluk berasal dari terminologi Al-Qur’an, Fasluki, dalam Surat An-Nahl [16] ayat 69, Fasluki subula rabbiki zululan, yang artinya Dan tempuhlah jalan Rabb-mu yang telah dimudahkan (bagimu). Suluk adalah kegiatan berzikir secara terus-menerus mengingat Allah SWT, meninggalkan pikiran dan perbuatan duniawi hanya untuk mendekatkan diri dan memperoleh keridhaan Allah SWT. Seseorang yang menempuh jalan suluk disebut salik. Kata suluk dan salik biasanya berhubungan dengan tasawuf atau sufisme dan tarekat. Suluk adalah jalan menuju kesempurnaan batin. Hal ini tentunya memiliki perbedaan dengan istilah tasawuf. Tasawuf atau yang juga dikenal dengan sufisme adalah ajaran bagaimana menyucikan jiwa, menjernihan akhlak, membangun dhahir dan batin serta untuk memperoleh kebahagian abadi. Tasawuf berasal dari kata sufi. Menurut Jurnal Pemikiran Islam dan Filsafat dari Jurusan Tafsi Hadis dan Akidah Filsafat IAIN Surakarta, dalam TASAWUF: Sejarah, Madzhab, dan Inti Ajarannya, ada sejumlah versi berbeda dalam mengartikan apa itu sufi atau tasawuf. Setidaknya ada ada enam pendapat dalam hal itu, yakni: Meski punya definisi beragam, tasawuf punya arti yang satu yaitu upaya untuk mendekatkan diri pada Tuhan dan menjauhi hal-hal yang bersifat duniawi. Masih dalam sumber yang sama, tasawuf dapat diartikan sebagai metode untuk mencapai kedekatan atau penyatuan antara hamba dan Tuhan dan juga untuk mencapai kebenaran atau pengetahuan hakiki (makrifat) dan atau inti rasa agama. Suluk adalah orang yang memasuki atau menempuh jalan menuju tuhan. Sementara itu, tarekat merujuk pada aliran-aliran dalam dunia tasawuf atau sufisme Islam. Kata tarekat atau thariqah berasal dari kata thariq yang memiliki beberapa arti yaitu: Menurut Mulyadi Kartanegara, dalam konteks tradisi Arab, kata “tarekat” dimaknai sebagai: jalan kecil (jalan pintas) menuju wadi (oase) di gurun dan sulit dilalui karena terkadang sudah tertutup pasir. Dalam konteks agama, Alwi Shihab mendefinisikan tarekat merupakan suatu metode tertentu yang ditempuh seseorang secara kontinyu untuk membersihkan jiwanya dengan mengikuti jalur dan tahapan-tahapan dalam upayanya mendekatkan diri kepada Allah Swt. Dengan demikian tarekat memiliki dua pengertian, yang pertama yaitu, merupakan metode pemberian bimbingan spiritual kepada individu dalam mengarahkan kehidupannya menuju kedekatan diri dengan Tuhan. Kedua, tarekat sebagai persaudaraan kaum sufu yang ditandai dengan adannya lembaga formal seperti zawiyah, ribath, atau khanaqah. Pemimpin sebuah tarekat biasa disebut sebagai Mursyīd (dari akat kata rasyada, yang artinya: “penuntun”). Adapun para pengikut tarekat biasa disebut sebagai Murīd (dari akar kata arāda, yang artinya: “yang menginginkan”), yang bermakna orang yang menginginkan untuk mendekat kepada Tuhan. Pengikut tarekat juga biasa disebut Sālik (dari akar kata salaka, yang artinya “yang memasuki”), yang bermakna orang yang memasuki atau menempuh jalan menuju Tuhan. Dalam hal ini tarekat bermakna sebagai jalan yang khusus atau individual, yang merupakan fase kedua dari skema umum tahapan perjalanan keagamaan: syariat, tarekat, hakikat, dan makrifat. (zab)

Read More

Kecantikan dan Kepintaran Ummu Salamah

Jakarta – 1miliarsantri.net : Salah satu istri Rasulullah SAW yang memiliki kecerdasan hampir menyerupai Aisyah adalah Ummu Salamah. Beliau memiliki nama asli Hindun binti Abu Umayyah bin Mughirah. Ayahnya Abu Umayyah, seorang pemuka Quraisy dan ibunya Atikah bintu Amir bin Rabi’ah. Ummu Salamah sebelum dipersunting Rasulullah, merupakan istri dari Abdullah bin Abdul Asad bin Hilal bin Makhzum al-Qurasyi atau lebih dikenal Abu Salamah. Dari pernikahannya, Ummu Salamah memiliki empat orang anak. Dikutip dari buku Ummahatul Mukminin para Istri Nabi karya Ahmad Sarwat, pada tahun 4 H, kesedihan melanda keluarga Ummu Salamah. Abu Salamah, suami tercinta meninggal dunia akibat luka yang pernah dideritanya usai Perang Uhud. Namun, dia tidak hanyut dalam kesedihannya. Dia teringat pesan Nabi SAW kepada suaminya, yang kemudian juga turut dihafalkan oleh Ummu Salamah satu doa ketika tertimpa musibah. إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ إِلَيْهِ رَٰجِعُونَ اللهم أجرني في مُصِيبَتِي وَاخْلُفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا “Innalillahi wa inna ilaihi rajiun. Ya Allah, berikanlah pahala atas musibah yang menimpaku dan gantikanlah aku dengan yang lebih baik.” Karena siapa yang membaca doa ini akan Allah gantikan yang lebih baik. Ketika hendak berdoa, Ummu Salamah bergumam. “Saya diberi ganti yang lebih baik dari pada Abu Salamah? Akupun tetap membacanya, kemudian Allah gantikan suami untukku (dengan) Muhammad SAW dan Allah berikan pahala untuk musibahku.” “Kemudian Rasulullah SAW menjadi pengganti Abu Salamah untuknya.” (HR. Muslim 918). Ummu Salamah terkenal sebagai wanita cerdas, memberi saran suaminya dan mendukung dakwah suaminya. Lebih dari itu, beliau dikenal wanita yang menawan. Aisyah mengungkapkan isi hatinya terkait Ummu Salamah. “Ketika Rasulullah SAW menikahi Ummu Salamah, aku sangat sedih sekali. Karena banyak orang menyebut kecantikan Ummu Salamah. Akupun mendekatinya untuk bisa melihatnya. Setelah aku melihatnya, demi Allah, dia jauh-jauh lebih cantik dan lebih indah dari apa yang aku bayangkan. Akupun menceritakannya kepada Hafshah, mereka sepakat, kata Hafshah, “Tidak perlu cemas, demi Allah, itu hanya karena bawaan cemburu.” (Thabaqat Al-Kubro Ibn Sa’d, no. 9895) Ummu Salamah sama seperti halnya Aisyah, seorang wanita yang cerdas. Ummu Salamah meriwayatkan sekitar 13 hadits yang terdapat dalam shahih Bukhari dan Muslim. Ummu Salamah wafat tahun 59 H, ada yang mengatakan 62 H di usia 84 tahun. Ummu Salamah adalah istri Rasulullah SAW yang paling terakhir meninggal. Jenazah beliau dimakamkan di makam Baqi. (zen)

Read More

Rasa Trauma Anak-anak Palestina Sangat Mendalam

Gaza – 1miliarsantri.net : Lebih dari sepekan telah berlalu sejak putaran terakhir pertempuran dengan Israel di Gaza, membuat anak-anak Palestina mengalami trauma yang sangat luar biasa. Hal ini dialami Bissan al-Mansi berusia 10. Rumah gadis itu di Deir al-Balah di Gaza tengah termasuk di antara beberapa rumah yang telah rusak atau hancur. Israel membom lingkungan tersebut setelah memberikan waktu sekitar 30 menit kepada warga untuk mengungsi. Salah satu dari lima bersaudara ini mengatakan, sekarang dia terlalu takut untuk keluar rumah, meski untuk bermain dengan teman-temannya. Sebelum pertempuran, dia bangun pagi dengan semangat untuk pergi ke sekolah, mata pelajaran favoritnya adalah bahasa Arab dan sejarah, tetapi sejak pertempuran berakhir dia belum kembali. Setiap kali pintu dibanting, al-Mansi salah mengartikannya sebagai bom yang dijatuhkan. “”Jika seseorang membanting pintu, saya membayangkan itu adalah serangan udara. Mimpi saya telah berubah, sebelumnya lebih baik. Sekarang saya sangat takut. Saya tidak bisa tidur lagi di malam hari,” terang al-Mansi saat menemui psikiater Psikiater lokal mengatakan, gejala al-Mansi merupakan gejala umum di antara banyak anak yang tinggal di daerah kantong. Mereka mengalami kondisi kurang tidur, gelisah, mengompol, serta kecenderungan untuk tetap menempel pada orang tuanya dan menghindari keluar rumah. Warga Palestina telah mengalami beberapa kali pertempuran dengan Israel sejak 2008. Serangan yang terus berulang membuat penyembuhan terutama pada masalah psikologis hampir tidak mungkin karena penyebabnya tetap tidak berubah. Para pakar menemukan jumlah anak-anak yang membutuhkan bantuan kesehatan mental hampir seperempat dari 2,3 juta penduduk Gaza yang hidup di bawah blokade yang diberlakukan oleh Israel dan Mesir. Studi sebelumnya di Israel juga menemukan, bahwa anak-anak Israel yang terus-menerus terpapar tembakan roket di daerah dekat Gaza juga mengalami tingkat stres, agresi, dan kecemasan yang tinggi. Tidak ada tempat perlindungan bom yang aman di Gaza, dengan lebih dari 50 persen warga Palestina hidup dalam kemiskinan dan tidak memiliki tempat berlindung selain di rumahnya. Pejabat Palestina dan organisasi kemanusiaan internasional telah memperingatkan bahwa sistem perawatan kesehatan berada di ambang kehancuran. Akses pelayanan kesehatan terbatas, pergerakan sangat dibatasi, dan luka psikologis semakin dalam. Menurut pejabat Hamas, putaran terakhir serangan udara Israel yang dimulai pada 9 Mei telah menghancurkan 100 unit rumah dan merusak 2.000 bangunan. Koordinator Khusus PBB untuk Proses Timur Tengah Tor Wennesland mengutuk serangan udara Israel yang menewaskan warga sipil. Sementara Israel membantah menargetkan warga sipil. Wennesland juga mengutuk penembakan roket yang sembarangan ke Israel. Aktivis sosial, petugas medis Bulan Sabit Merah Palestina, dan psikiater mengunjungi daerah yang terkena dampak. Mereka bertemu dengan anak-anak dan keluarganya untuk memberikan panduan pemulihan. “Saya datang ke sini untuk mengalihkan diri dari tekanan. Mereka mengatakan ingin mengebom dua rumah dan sebaliknya, mereka mengebom seluruh alun-alun,” ujar Joudy Harb berusia 11 tahun saat relawan dengan kostum kartun melukis wajah anak-anak, bermain, dan menari. Menurut pejabat dari Dana Anak-anak PBB (UNICEF), setengah dari anak muda di Gaza atau sekitar 500 ribu anak mungkin membutuhkan dukungan psikologis setelah 11 hari pertempuran antara Hamas dan Israel pada 2021. Pejabat PBB dan pakar kesehatan mental Palestina mengatakan, demi kesejahteraan semua anak dan masa depannya, diperlukan solusi damai jangka panjang untuk pendudukan militer Israel, solusi yang mencegah terulangnya perang dan upaya berkelanjutan. Menyusul putaran pertempuran lainnya, keluarga Palestina mengatakan gejala traumatis yang dialami anak-anak mereka semakin memburuk. “Sayangnya, rasa takut tetap ada di hati mereka,” kata Mazeyouna bibi al-Mansi. (man)

Read More

Usia Senja Tak Menyurutkan Niat Untuk Menjadi Imam Masjid di Papua

Sorong – 1miliarsantri.net : Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki moderasi beragama. Banyak nya penanaman nilai-nilainya, seperti toleransi, adil, serta anti kekerasan, telah dimiliki masyarakat negeri ini sejak dahulu. Nilai tersebut harus terus dirawat dan dipupuk agar kehidupan keberagamaan makin berkualitas. Hal ini pula yang menjadi pilihan hidup Ismael Umalelen, pria paruh baya yang mendiami Kampung Sailolof, Distrik Salawati Selatan, Sorong, Provinsi Papua Barat. Ismael tetap setia menjalankan tugas mulia, melayani warga kampung sekaligus menjadi imam masjid di kawasan tempat tinggal nya, meski usia sudah tidak muda lagi. Meski hidup jauh dari hiruk pikuk perkotaan, namun tak menyurutkan semangat pria asli Papua ini untuk terus menggaungkan semangat moderasi beragama. Baginya, hidup berdampingan, damai dan saling bersahabat merupakan cita-cita luhur, yang harus terus terjaga tanpa memandang perbedaan. “Hidup rukun dan damai antara umat Islam dan Kristen sangat dirasakan karena ada pertalian darah, satu leluhur dan satu keturunan sehingga kami tidak pernah mempersoalkan perbedaan, agama mereka, agama kita dianggap itu agama keluarga,” ucapnyal, Kampung ini pada masa lampau merupakan pusat Kerajaan Sailolof, salah satu kerajaan Islam di Kepulauan Raja Ampat. Sebagai sosok yang dipercayakan untuk melayani umat di kampungnya sendiri, Ismael memiliki cita-cita untuk menghantarkan warganya kedalam suasana hidup yang layak. Meski dirinya bertugas sebagai seorang Imam masjid, namun Ismael juga sangat peduli terhadap pendidikan khususnya bagi generasi muda asli Papua. “Kami sangat berharap Pemerintah dapat menyediakan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai serta tenaga kependidikan untuk melayani di wilayah-wilayah pinggiran,” harapnya. Tak hanya itu, penyelesaian pembangunan rumah-rumah ibadah baik Masjid maupun Gereja yang hingga kini belum tuntas, diharapkannya juga dapat menjadi perhatian bersama. “Ada rasa syukur atas perjumpaan dengan Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Papua Barat yang mau datang ke Distrik terjauh dari Kabupaten Sorong guna melihat langsung keadaan umat dan masyarakat,” ucapnya penuh syukur. Sementara itu, Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Papua Barat, Luksen Jems Mayor mengatakan, keinginan Ismael Umalelen merupakan aspirasi tulus dari masyarakat yang membutuhkan sentuhan tangan pemerintah. “Masyarakat membutuhkan kehadiran pemerintah karena mereka bagian dari bangsa dan negara ini,” sebut Luksen Jems Mayor. Sebagai bagian dari pemerintah, Luksen pun berkomitmen untuk bekerja dan menjalin silaturahmi agar lebih dekat dan mengetahui keinginan serta kebutuhan masyarakat. “Ini dilakukan sehingga memudahkan kita dalam merencanakan program yang dapat langsung menjawab kebutuhan mereka,” terang mantan Kasubbag Humas Kanwil Kemenag Provinsi Papua. Ia juga berharap para tokoh agama di Salawati Selatan bisa terus menjaga persatuan, persahabatan dan tali persaudaraan agar semua umat tetap hidup dalam suasana rukun dan harmonis. Di sisi lain, Ismael juga bangga dengan pembangunan gedung KUA yang baru. Kiranya gedung ini nantinya dapat menjadi tempat pelayanan bukan hanya mengurus pernikahan tetapi juga untuk pembinaan umat. Ismael pun berjanji akan senantiasa bekerja keras menjaga kerukunan antar umat beragama di daerahnya. “Saya akan setia melakukan tugas dan kewajiban saya sebagai imam masjid dan akan terus menebarkan pesan-pesan positif kepada warga,” tutupnya. (nuh)

Read More

Cahaya Nabi di Tiga Kota Suci

Jakarta – 1miliarsantri.net : Siapa yang tidak merindukan atau menginginkn dirinya bisa berkunjung ks Baitullah, sholat di Masjidil Haram, berziarah ke makam Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam (SAW). Pastilah setiap muslim pasti merindukan dirinya bisa berziarah atau mengunjungi Baitullah (Ka’bah) di shalat di sana, baik saat musim haji, maupun di luar musim haji (umrah). Selain itu, umat Islam juga tentu berkeinginan berziarah ke makam Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam (Saw) di Madinah, sekaligus shalat di Masjid Nabawi. Dalam sebuah hadits, Rasul SAW bersabda: “Janganlah kalian bersusah payah melakukan perjalanan jauh, kecuali ke tiga masjid. Yaitu masjidku (Masjid Nabawi), Masjidil Haram, dan Masjid Al-Aqsa.” (HR. Muslim). Hadits tersebur ternyata menjadi motivasi bagi Iksan Malik, seorang anak muda yang juga hafiz Al-Quran, untuk mengunjungi tiga kota suci tersebut. Pria asal Palopo ini mempunyai keinginan untuk berkunjung ke tiga masjid dari ke tiga negara itu sangatlah tidak mudah baginya, terlebih dengan segala keterbatasan ekonomi yang dimiliki nya terutama dalam hal biaya, membuat perjuangan mewujudkan itu tidak gampang. “Iya, itu mimpi saya dan tentunya juga mimpi bagi setiap muslim, mengunjungi Makkah, Madinah, dan Yerusalem (Palestina). Mengunjungi ketiga masjid tersebut, yakni Masjid Nabawi, Masjidil Haram dan Masjid Al Aqsa, cuman tidak mudah untuk mewujudkan semua itu. Kadang banyak orang meragukannya. Namun, jika Allah ridha, maka tak ada yang tak mungkin, semuanya mudah bagi Allah,” urainya. Iksan menambahkan, kerinduan mengunjungi ke tiga kota itu selalu terbayang dalam ingatannya hingga akhirnya ia berusaha membiasakan keinginan tersebut untuk diwujudkan dalam doa-doanya. Perjuangan demi perjuangan dilakukannya agar mimpi mengunjungi tiga kota suci tersebut bisa berhasil. Setelah melewati berbagai ikhtiar dan doa, perjalanan itupun akhirnya terwujud. Walaupun kegagalan sering mewarnai perjalanan impian itu. “Alhamdulillah, kerinduan itu akhirnya Allah kabulkan, dan saya berkesempatan mengunjungi tiga masjid tersebut,” lanjutnya. Di Masjid Nabawi, lanjut Ikhsan, umat Islam dapat mengunjungi makam Rasulullah dan dua sahabatnya. Begitu pula di Kota Suci Makkah. Di Makkah, kita seolah menapaki jejak-jejak dakwah Rasulullah sebelum hijrah. Juga melihat indahnya Ka’bah, sekaligus berdoa di Multazam. Dan kota ketiga, yakni Palestina, kita akan mendapati bukti sejarah peristiwa Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam menerima wahyu dan naik ke Sidratul Muntaha. Bukan hanya itu, di Palestina, dirinya juga bisa menapaki jejak-jejak perjuangan Salahuddin Al Ayyubi dan para syuhada mempertahankan kiblat pertama umat muslim. Tak hanya sekadar berziarah, Iksan juga mengaku berbincang dengan warga Palestina, wilayah yang sering direbut oleh Isarel. Tak jarang, warga Palestina memberikan semangat untuk dirinya. “Mereka berpesan, “Masjid ini aman. Masjid ini dijaga oleh Allah Azza wa Jalla. Ajak saudara seiman lainnya dari segala penjuru untuk datang ke Masjidil Aqsa. Kami bahagia kalian datang ke sini,” tutur Ikhsan mengisahkan saat pertemuan dan berbincang dengan warga Palestinam Mungkin selama ini hanya kita mengetahui hal itu lewat buku dan ceramah pada dai. Tetapi jika kita bisa datang langsung berkunjung kesana, atau mungkin sudah pernah berkunjung tapi masih menyimpan kenangan, sehingga ada kerinduan untuk berkunjung kesana lagi. Perjalanan Iksan Malik ke tiga kota dan tiga masjid itu, ia tuangkan dalam bukunya berjudul “Mencari Cahaya Nabi di Tiga Kota Suci.” Berbagai kisah perjalanannya, baik suka maupun duka, dapat disimak dalam buku tersebut. Iksan yang juga pengasuh Tahfidz Online (TO) ini berpesan, “Jika kamu rindu ingin ke sana tapi belum ada kesempatan, bacalah dulu buku ini agar terobati sedikit rindumu itu serta terus berdoa dan berusaha agar Allah memantaskan kita untuk pergi ke sana.” (may)

Read More

Makam Baqi sebagai Makam Pertana dan Tertua di Madinah

Madinah – 1miliarsantri.net : Di kota Madinah terdapat Kompleks pemakaman Islam pertama dan tertua. Makam Baqi juga dikenal dengan nama Jannatul Baqi atau Baqi’ al-Gharqad, Pemakaman ini sudah ada sejak zaman jahiliyah yang dikhususkan penduduk Madinah atau kaum yastrib saat itu Baqi sendiri dalam bahasa Arab sesungguhnya berarti sebuah tanah lapang. Memasuki gerbang, para peziarah langsung disambut hamparan tanah luas bewarna kelabu. Tapi, setelah kedatangan Nabi Muhammad SAW, Baqi menjadi pemakaman umum. Bahkan sekarang, Baqi menjadi tempat dikuburkannya mereka yang wafat di kota Madinah Al-Munawwarahh, termasuk jamaah asal Indonesia. Sehingga, pemakaman ini tidak pernah sepi dari peziarah dan tak pernah kering dengan doa dari seluruh umat Islam dunia, terutama jamaah dari Indonesia. Ratusan ribu jamaah haji dan jutaan jamaah umrah asal Indonesia menjadikan Baqi ini sebagai salah satu tempat yang wajib dikunjungi sebagai tempat ziarah khusus. Pemakaman ini sendiri berada di dalam kawasan Masjid Nabawi di Madinah al-Munawwarah, sebelah tenggara serta memiliki luas sekitar 174.962 meter persegi. Makam ini menjadi istimewa dan punya arti tersendiri karena beberapa hal. Pertama terkait letak. Pemakaman tersebut berada dekat Masjid Nabawi, Madinah. Terhitung sangat dekat karena secara posisi ada batas antara kompleks area masjid Nabawi dan makam Baqi. Kedua, selain berdekatan dengan Masjid Nabawi, lokasi pemakaman Baqi juga amat dekat dengan lokasi Rasulullah SAW di Raudhah. Sejajar dengan pintu masuk Baqi, terdapat pintu nomor 36 Masjid Nabawi, yang langsung menuju makam Rasulullah. Ketiga, di tempat ini terdapat 10 ribu sahabat dan keluarga Nabi Muhammad SAW dimakam kan disana, diantaranya Usman Bin Affan, Abbas bin Abd al-Muthalib dan cucu Beliau. Keluarga Nabi, termasuk para istrinya juga dimakamkan di sana, kecuali Khadijah (dimakamkan di Ma’la, Makkah), termasuk para syuhada Perang Badar dan Uhud. Pentingnya kedudukan makam tersebut membuat Nabi Muhammad SAW selalu melakukan ziarah ke Baqi setiap awal tahun. Di tempat tersebut nabi mendoakan para syuhada dan seluruh yang di makamkan disana. Beliau mendoakan agar semua yang dimakamkan di kompleks pemakaman itu diampuni segala dosanya oleh Allah SWT. Saat memasuki Baqi, Nabi seperti diriwayatkan dari Ibnu Majah beliau mengucapkan: “Assalaamu ‘alaikum daara qaumin mu`miniina wa ataakum maa tuu’aduuna ghadan muajjaluunaa wa innaa insyaa Allaahu bikum laahiquun” yang artinya; Semoga kesejahteraan terlimpah kepada kalian, para penghuni kubur, dari kaum Mukminin dan muslimin, dan sesungguhnya kami Insyaallah akan menyusul kalian. Kami memohon keselamatan kepada Allah untuk kami dan kalian. (wil)

Read More

PP Muhammadiyah – NU Sepakat Jalin Kerjasama Mengedepankan Moral

Jakarta – 1miliarsantri.net : Jajaran Pimpinan Pusat Muhammadiyah melakukan kunjungan ke Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Jalan Kramat Raya 164 Jakarta, Kamis (25/5/2023). Prof Haedar Nashir hadir didampingi oleh Sekretaris Umum Prof H Abdul Mu’ti, Bendahara Umum Hilman Latief, jajaran Ketua Prof Anwar Abbas, Saad Ibrahim, dan Agus Taufiqurrahman, serta jajaran Sekretaris Izzul Muslimin dan M Sayuti Rombongan PP Muhammadiyah diterima langsung oleh Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf yang didampingi Wakil Ketua Umum H Amin Said Husni, Sekretaris Jenderal H Saifullah Yusuf, serta Wakil Sekretaris Jenderal Najib Azca dan Suleman Tanjung. Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menerima langsung kedatangan rombongan PP Muhammadiyah di lantai 3 Gedung PBNU. Setelah pertemuan, para pimpinan kedua ormas Islam terbesar di Indonesia ini membuat pernyataan bersama. Antara Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama sepakat mengedepankan kepemimpinan moral menjelang pemilihan umum (Pemilu) 2024. Menurut Gus Yahya, kepemimpinan moral sangat diperlukan dalam politik agar para politikus tak hanya mengedepankan kepentingan-kepentingan pragmatis. “Dalam politik ini perlu ada kepemimpinan moral supaya tidak disetir dengan kepentingan-kepentingan pragmatis,” kata Gus Yahya dalam konferensi pers nya di lobi kantor PBNU. Ke depannya, PBNU dan Muhammadiyah akan melanjutkan diskusi-diskusi untuk menindak lanjuti pertemuan pada hari ini. Gus Yahya berharap bisa membangun strategi bersama agar bisa berpengaruh atas berbagai macam isu yang berkembang. “Nanti kedua belah pihak (PBNU dan Muhammadiyah) akan terus melanjutkan diskusi-diskusi ini. Karena kalau soal komunikasi langsung sudah biasa, tapi kita ingin bersama-sama mencari strategi untuk menciptakan momentum, mudah-mudahan bisa berpengaruh,” ujar Gus Yahya. Selain isu politik, PBNU dan Muhammadiyah juga akan menjalin kerja sama dalam membangun strategi ekonomi yang lebih berkeadilan. Gus Yahya mengakui akan belajar dari Muhammadiyah tentang kerja-kerja administrasi organisasi dan pelayanan terhadap umat. “Saya kira, ini akan menjadi ladang khidmah yang sangat subur bagi NU dan Muhammadiyah. Kami berterima kasih sekali. Mudah-mudahan ini menjadi kunjungan yang berkah,” urai Gus Yahya. Sementara itu Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof H Haedar Nashir mengatakan, kepemimpinan moral diharapkan untuk menjadikan Pemilu 2024 lebih bermartabat. Kepemimpinan moral itu, jelasnya, melahirkan arah dan visi kebangsaan yang jelas sehingga kontestasi politik tak hanya berupa ajang mencapai kekuasaan semata. “Tapi ada visi kebangsaan apa yang mau dibawa, diwujudkan yang berangkat dari fondasi yang diletakkan para pendiri bangsa,” kata Prof Haedar. Ia menjelaskan, kepemimpinan moral yang disepakati itu diharapkan mampu menyetir kontestasi politik menjadi lebih baik. Siapa pun pemimpin negeri ini yang terpilih, maka dia akan menjadi satu kepemimpinan yang sadar atas perilaku baik dan buruk. “Kami sebagai kekuatan keagamaan kemasyarakatan yang non-politik praktis punya panggilan moral, hadir tanpa merasa paling benar sendiri,” pungkas Prof Haedar. (rom)

Read More

Berprofesi Sebagai Penyadap Karet, Nenek Tukiratin Akhirnya Bisa Berangkat Haji

Batam – 1miliarsantri.net : Menunaikan Ibadah haji merupakan keinginan semua umat Islam dan tentu saja karena panggilan dari Allah SWT. Siapa saja bisa berangkat ke Tanah Suci Mekkah jika Allah sudah menghendaki nya. Seperti hal nya kisah salah satu jamaah tertua kloter 1 Emberkasi batam, Tukiratin Rais Kasan Salim. Dia adalah jemaah tertua kloter 1 Embarkasi Batam yang berusia 87 tahun dari Kabupaten Karimun. Kepada media dan petugas haji yang mendampingi saat di Asrama Haji Batam sebelum berangkat ke Tanah Suci, Tukiratin bercerita tentang upaya dan usaja yang dilakukan agar bisa menunaikan ibadah haji karena hal tersebut sudah menjadi keinginan nya sejak lama dan berharap sebelum wafat, Tukiratin bisa menikmati dan merasakan nikmatnya ibadah di Tanah Suci Makkah. “Alhamdulillah sehat, biasanya cuma tensi aja, ga ada sakit apa-apa,” jawab Tukiratin dengan wajah sumringah usai menunaikan Shalat Ashar di kamarnya, Kamis (25/5/2023). Nenek yang telah merantau di Kepulauan Riau sejak tahun 1963 ini sehari-hari nya Tukiratin berprofesi sebagai penyadap karet. Bertahun-tahun dia menabung untuk bisa berangkat ke Tanah Suci, menjadi tamu Allah SWT. Setelah dirasa tabungannya cukup, Tukiratin mendaftar haji pada tahun 2017. “Daftar haji nya tahun 2017, dulunya saya kerja nyadap karet. Alhamdulillah perjalanan ke Batam lancar. Diantar sama anak-anak saya,” elas Tukiratin dengan wajah berseri-seri dan terpancar kegembiraan di raut wajahnya. Wanita yang tak henti mengucapkan syukur selama perbincangan berharap dapat menjalankan ibadah haji dengan lancar, selamat dalam perjalanan berangkat ke Tanah Suci dan kembali ke Tanah Air. “Semoga perjalanan ke Tanah Suci nanti lancar, balik dan pergi, tidak ada halangan apapun, lancar sampai tujuan, dan sampai di sana bisa menjalani apa yang disyaratkan (rukun haji),” harapnya dengan mata berkaca-kaca. (oki)

Read More